Pages

Selasa, 21 Mei 2013

Doa untuk Anak Cucu: Ketika Si Burung Merak Hidup Kembali

Judul: Doa untuk Anak Cucu: Kumpulan Puisi Rendra yang Belum Pernah Dipublikasikan
Penulis: W.S Rendra
Penerbit: Bentang, 2013
Jumlah halaman: 94+ foto-foto

Amarah dan duka
menjadi jeladri dendam
bola-bola api tak terkendali
yang membentur diri sendiri
dan memperlemah perlawanan.
Sebab seharusnya perlawanan
membuahkan perbaikan,
bukan sekedar penghancuran

Itulah penggalan bait dari puisi berjudul Inilah Saatnya yang tertera di sampul belakang sebuah buku yang berjudul: Doa Untuk Anak Cucu: Kumpulan Puisi Rendra yang Belum Pernah Dipublikasikan. Jika melihat judulnya sepintas, jelas kita akan mengatakan bahwa ini adalah buku karya dari W.S Rendra, salah satu penyair ternama di Tanah Air yang sudah empat tahun berpulang ke rahmatullah. Ya, inilah karya pertama Rendra semenjak wafatnya, yang sejak April 2013 telah dikumpulkan dan diterbitkan oleh Penerbit Bentang. Dikatakan belum pernah dipublikasikan, sebab semenjak ia terakhir menerbitkan Mencari Bapa dan Perjalanan Bu Aminah pada 1997, inilah kumpulan puisi yang bisa dibaca dan dinikmati masyarakat dari si "burung merak". Sebuah kumpulan puisi yang nyatanya lahir mengikuti pergerakan zaman pasca-reformasi. Ada sebuah pergolakan batin kala harus mengomentari peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Simak ungkapannya dalam puisi berjudul Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia:

O, zaman edan!
O, Malam kelam pikiran insan!
Koyak moyak sudah keteduhan tenda kepercayaan
Kitab undang-undang tergeletak di selokan
Kepastian hidup terhuyung-huyung dalam comberan

Penggalan bait dari puisi yang ia tulis pada 17 Mei 1998, beberapa hari pasca-kerusuhan dahsyat itu menggambarkan kegelisahan batin "si burung merak" atas apa yang terjadi di Indonesia di tahun 1998, yang dianggap sebagai tahun chaos dan penuh ketidakpastian. Tahun yang melalui kata "o,zaman edan! o, malam kelam pikiran insan!" bisa dianggap juga sebagai tahun orang-orang menjadi gelap mata dan membabi buta.

Selain peristiwa 1998, Rendra juga mengungkapkan perasaannya dan berkomentar tentang peristiwa Tsunami Aceh tahun 2004 silam. Dengan lirih dan penuh tanya dalam Di Mana Kamu, De'na? ia berkata:

De'na hatiku menjerit pilu
Di mana kamu? Bagaimana kamu?~
Yang tak bisa kutolak dalam bayangan,
meski mataku terbuka atau terpejam,
adalah gambaran banyak orang berlarian,
Dikejar gelombang 23 meter tingginya.
Dan lalu gempa yang menenggelamkan
gedung-gedung tinggi,
membelah jalan raya,
menjadi jurang menganga.
Ribuan manusia menjadi sampah
dalam badai.

Akan halnya dalam Sagu Ambon tentang konflik yang terjadi Maluku, Rendra berusaha mengungkapkan sisi humanisnya sambil menawarkan solusi berdamai:

Ombak beralun, o, mamae.
Pohon-pohon pala di bukit sakit.
Burung-burung nuri menjerit.
Daripada membakar masjid
Daripada membakar gereja
Lebih baik kita bakar sagu saja.

Selain berusaha bersuara atas peristiwa-peristiwa sosial pasca-reformasi yang terjadi, sebagai manusia, Rendra sadar bahwa ia ciptaan-Nya juga. Dengan beberapa lirik religius dan sufistik, ia berusaha mengungkapkannya di beberapa puisinya, termasuk di Gumamku, ya Allah:

Serambut atau berlaksa hasta
entah apa bedanya dalam penasaran pengertian
Musafir-musafir yang senantiasa mengembara.
Umat manusia tak ada yang juara
Api rindu pada-Mu menyala di pundak yang sepi.

Kerinduan dan pengabdian itu jualah yang tercermin dalam Tuhan, Aku Cinta Pada-Mu, puisi terakhirnya yang dibuat pada 31 Juli 2009:

Aku ingin kembali ke jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian kepada Allah

Tuhan, aku cinta pada-Mu

Selain puisi-puisi yang berkisar pada peristiwa pasca-reformasi, di dalam kumpulan puisi ini juga terdapat puisi-puisi yang dibuat untuk menentang Orde Baru seperti Kesaksian Tentang Mastodon-Mastodon dan Hak Oposisi yang nyatanya baru bisa dinikmati sekarang setelah dibuat pada 1970-an silam. Puisi-puisi yang ada dalam buku kumpulan puisi ini bisa dibilang masih terdapat gaya-gaya Rendra yang khas dalam bersyair, lirik yang panjang, metafora sederhana, repetisi yang berupa seruan, puisi yang bersifat bercerita atau naratif sehingga memungkinkan almarhum, ketika masih hidup, bisa mengekspresikannya secara teatris.

Munculnya buku kumpulan puisi ini setidaknya bisa menghapus dahaga dan kerinduan banyak pihak akan puisi-puisi Rendra yang selalu dinamis, menghentak, dan membuat penguasa tersindir dan malu.









Senin, 20 Mei 2013

Reformasi sudah usang

Reformasi sudah usang
kembali kepada yang pragmatis
nilai idealis terbuang
sebab telah terkikis

Minggu, 19 Mei 2013

Mau Bagaimana Lagi?


Suara deringan telepon genggam menggema. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 3 dinihari. Keadaan yang mengisyaratkan bahwa kehidupan duniawi sedang senyap dan lelap. Membaringkan raga dan melepas jiwa ke alam mimpi hanya untuk 8 jam. Namun, suara deringan itu, mau tidak mau membangunkan si pemilik raga yang sedang menikmati pelayaran ke alam mimpi. Ia pun terbangun lalu melihat di layar telepon genggamnya. Tertulis nama: Mas Irwan. Langsung hatinya bergumam,

Wah, ada apa nih?

Tanpa banyak ragu ia jawab deringan itu. Hilang. Berganti dengan suara di ujung telepon genggamnya,
“Andri, ini saya dapat laporan dari masyarakat,” kata Mas Irwan dengan suara menekan, “Katanya ada keributan di Matraman. Tawuran antarwarga. Secepatnya kamu ke sana!”

Andri yang diperintahkan seperti itu dengan sigap menjawab,

“Siap, mas!”

Pembicaraan di telepon genggam lalu ditutup. Andri, segera setelah menerima perintah itu, tanpa pikir panjang segera mengambil celana jinsnya, melapisi pakaiannya dengan jaket, mencari kunci motor. Dompet, telepon genggam, STNK, semuanya sudah ia siapkan, dan harus yakin jangan sampai ada yang tertinggal.
Ia lalu segera ke luar kamar melalui pintu belakang yang mempunyai akses menuju ke halaman depan. Di situ motornya terparkir. Segera ia nyalakan setelah sebelumnya membuka pintu pagar rumahnya perlahan. Barulah kemudian ia gedor motornya menuju ke lokasi sesuai dengan yang diperintahkan. Meski kantuk masih menghiasi.

Dibangunkan tengah malam saat sedang tidur, sejujurnya bukan hal yang asing bagi Andri. Sudah sering ia mengalami keadaan seperti ini. Berbalut kantuk pun sudah harus melekat pada dirinya ketika dibangunkan lalu berlanjut ketika bergerak. Bagi orang normal, hal seperti ini terasa mengganggu sebab siapa yang tidak mau tidurnya diganggu apalagi ketika sedang bermimpi indah. Belum lagi jikalau hujan turun yang semakin menambah kelelapan. Tetapi, inilah yang harus dilakukan Andri. Mau tidak mau. Sebab itu bagian dari pekerjaannya sebagai wartawan.

Andri memang wartawan, tetapi bukan wartawan media cetak, melainkan media online. Jika mendengar namanya saja, tentu yang diharapkan adalah kecepatan juga keakuratan. Ya memang seperti itu online. Tidak berpegangan pada proses manual atau cetak yang harus menunggu esok informasi yang ingin didapatkan dan diketahui. Ini hanya berpegangan pada pemasukan data di komputer yang kemudian diberitakan pada saat itu juga segera setelah melakukan peliputan.

Harus diakui, bagi Andri, kerja di online itu memang melelahkan, bahkan tidak kenal waktu sebab sifatnya yang mengandalkan kecepatan. Awal-awalnya, Andri agak terkejut ketika melakoni profesi sebagai wartawan media jenis ini. Sifatnya yang tidak pasti membuat Andri harus bisa-bisa mempergunakan waktu sebaik mungkin. Misal, ketika ingin bersenang-senang, dia harus tahu cara memanfaatkan waktunya itu supaya tidak terbuang percuma. Sebab ketika ia hendak melakukan kesenangan, tiba-tiba datang panggilan. Ini yang membuat dirinya ketika melakukan kesenangan berupa hobi merakit mainan terganggu dan tertunda. Setelah itu, ia berpikir, sebaiknya melakukan kesenangan yang simpel.

Menginginkan kecepatan dan keakuratan, pada awal-awal itu membuat Andri tertekan. Apalagi media tempatnya bekerja ini merupakan media online paling terkenal sejagat di Tanah Air yang popularitas dan kredibilitasnya banyak dipercayai semua kalangan. Maklum, pembawaan kultur dari tempat kerja lamanya di sebuah majalah bulanan masih tertampak pada dirinya sehingga ia harus melakukan penyesuaian. Penyesuaian yang ia lakukan pun tidak bisa cepat, namun lama. Melihat itu, atasannya hanya berkata,

“Yang penting kamu mau dan ingin bisa,”

Jawaban itu muncul ketika ia mengeluh bahwa dirinya belum bisa mengikuti ritme di tempat kerjanya sekarang.

Sebab online, bila di tempat kejadian, ia sudah harus punya konsep menulis laporan secara cepat dan tepat. Andri, yang pada awalnya masih terpengaruh kultur di tempat lamanya, masih terbiasa menulis dengan naratif dan panjang. Ia masih beranggapan bahwa laporan itu harus sesuai dengan konsep 5w+1h. Makanya, ketika awal-awal bertugas, ia tidak langsung menulis apa yang terjadi tetapi menunggu itu secara lengkap. Keadaan demikian akhirnya membuat atasannya marah-marah,

“Bodoh kamu! Kejadian sekecil apa pun itu berharga!”

Dari situ ia sadar, jika di online, kejadian sekecil apa pun sangatlah penting karena dari kejadian itulah masyarakat bisa tahu kejadian yang sedang terjadi pada waktu itu juga. Masalah penulisan laporan tidak harus naratif dan lengkap karena setiap kejadian yang dilaporkan secara susul-menyusul itu akan menjadi laporan lengkap.

Perlahan tapi pasti, Andri mulai mencoba belajar menyesuaikan. Akhirnya, ritme itu ia dapatkan ketika meliput sebuah acara konser musik. Dalam setiap detik dan menit, dari tempat berlangsungnya konser, ia menulis laporan sebanyak 7 buah. Dari awal konser hingga berakhirnya konser. Laporan itu yang kemudian membuat atasannya, Mas Irwan, senang bukan kepalang lalu memujinya. Andri jelas senang dengan pujian. Mas Irwan lalu memberinya istirahat sehari atas hasil yang telah dilakukan.

wartaaceh
Sejak itu juga ia mulai menyukai dunia jurnalistik online yang hanya menganut pakem 3w. Pakem yang sejujurnya hampir sama dengan berita-berita sebelum ditemukannya 5w+1h oleh Joseph Pullitzer. Sungguh menantang rasanya, gumamnya dalam hati, apalagi mengetahui dan menginformasikan terlebih dahulu ke khalayak.
***
Beberapa menit setelah ditelepon, Andri sudah sampai di tempat kejadian. Tawuran sedang terjadi. Jalan raya yang kosong di Matraman menjadi ajang lemparan batu dan benda-benda tajam. Halte TransJakarta tak pelak menjadi sasaran meski sama sekali tak mempunyai kesalahan. Andri segera mengambil posisi aman, menulis sambil menuliskan, lalu mengirim via email ke kantornya dengan Blackberry-nya. Kemudian ia berjalan lagi, menyamperi salah satu warga, meminta ucapannya kenapa bisa terjadi tawuran. Insting kewartawanannya kembali muncul saat ia meminta si warga meminta bertemu kepala RT dari salah satu pihak yang bertikai. Sambil menulis di Blackberrynya ia mewawancarai warga dan ketua RT setempat. Kembali ia kirim. Beberapa menit kemudian, laporannya sudah muncul di situs media online-nya dan menjadi headline news. Seketika itu juga, oleh mereka yang masih melek pada dinihari tersebut, bisa melihat dan langsung mengomentari. Trafik pengunjung meningkat pesat.

Matahari perlahan naik. Sinarnya mulai merambah. Kehidupan hendak dimulai lagi. Tetapi itu tak berlaku bagi Andri yang masih siaga di tempat kejadian. Tawuran antarwarga itu akhirnya berakhir pada pukul 5. Setelah tawuran hampir dua jam, polisi akhirnya datang juga dan membubarkan mereka yang tawuran. Di sinilah sambil melihat ia juga membuat laporan kembali tentang kedatangan polisi. Ia lalu mewawancarai kepala polisi mengapa tawuran sering terjadi dan mengapa juga polisi telat datang. Si kepala polisi cuma tersenyum kecut ketika ditanyai seperti itu, tetapi tetap memberikan jawaban.

Setelah keadaan sudah dirasa aman dengan adanya aktivitas yang mulai menggeliat di pagi hari, ia putuskan untuk angkat kaki dari situ.

“Keadaan sudah aman, mas,” smsnya kepada Mas Irwan, “Saya cabut ya!”

“Oke,” jawab Mas Irwan, “Tetapi, ke kantor ya. Ini kita mau kasih penugasan lagi ke kamu,”

“Oke,” jawab Andri tanpa mengeluh walau dalam hatinya ingin istirahat. Lelah dan kantuk masih membalutnya. Tetapi, mau bagaimana lagi, masa iya harus protes. Lagipula ini kan bagian dari pekerjaannya.
Di kantor, Andri segera menghadap ke Mas Irwan. Dengan keadaan masih sayu dan belum mandi, Mas Irwan menerimanya dengan senyum,

“Tadi pas kamu lagi liputan, saya dan Indra sedang berdiskusi mutusin siapa yang hendak liputan ke Belanda menyertai perjalanan presiden sore ini,”

“O, iya ya, presiden mau pergi ya hari ini?” tanya Andri seolah-olah untuk meyakinkan.

“Betul,” kata Mas Irwan, “Kami putuskan kamu yang ke sana sama Robert,”

“Ah, yang benar, mas,” kata Andri sangsi.

“Betul,” kata Mas Irwan meyakinkan, “Sekarang kamu balik dulu ke rumah. Siapin barang-barang kamu. Untuk paspor dan keperluan kamu di sana sudah kami siapkan. Jadi, selamat bekerja!”

“Terima kasih, mas,”

“Segera setelah itu kamu balik lagi ke sini. Siang kamu sudah harus jalan,”

“Oke, mas,”

Selepas itu, Andri segera bergegas ke luar ruangan. Menyalakan motornya. Ia tak menyangka kalau ia yang kemudian akan meliput ke Belanda. Sesuatu yang ia inginkan dari dulu. Meski juga terkesan dadakan. Hari ini ia akan ke Belanda. Dinihari tadi meliput tawuran. Kemarinnya baru dari Kemenkumham. Eh, diniharinya kemarin baru aja pulang meliput di daerah. Serasa ia merasakan tidak ada istirahat. Tetapi, mau bagaimana lagi. Semoga setelah ini akan ada istirahat. Meski itu satu hari saja.


Selasa, 14 Mei 2013

Bahasa Spanyol: Si Latin yang Terarabisasi

http://sd.keepcalm-o-matic.co.uk/i/mantener-la-calma-y-aprender-espa%C3%B1ol-3.png
www.keepcalm-o-matic.co.uk
Sebuah situs dibuka di komputer. Tepatnya situs PBB atau United Nations. Di dalam situs ada halaman sambutan selamat datang dari enam bahasa yang terpampang. Enam bahasa itu, termasuk juga bahasa Inggris, terpampang mendatar dari bahasa Arab hingga bahasa Spanyol. Lima bahasa pertama, tentu saja tak banyak orang mempertanyakan dikarenakan bahasa-bahasa itu, termasuk bahasa Inggris di dalamnya, merupakan bahasa yang sering dituturkan, baik oleh penutur asli maupun asing. Apalagi jika melihat dari luas wilayah. Namun, bahasa Spanyol?

Sebelum menjawab pertanyaan itu, ada baiknya terlebih dahulu kita mengetahui apa itu bahasa Spanyol. Bahasa Spanyol atau español merupakan bahasa yang dituturkan di Spanyol dan beberapa wilayah di luar Spanyol yang menggunakan bahasa Spanyol sebagai bahasa ibu. Spanyol merupakan salah satu bahasa yang berasal dari rumpun bahasa Latin/Roman. Ini dikarenakan kedekatan bahasa itu, baik dari morfologi, fonologi, sintaksis, dan tata bahasa dengan bahasa Prancis, Italia, Rumania, dan Portugal. Bahasa ini sering disebut juga Kastillian, bahasa dari Kastilia yang memang merupakan asal bahasa Spanyol yang kemudian berinteraksi dengan bahasa-bahasa di luar wilayah itu seperti Baskiyah, Katalan, Latin, Prancis, Italia, Inggris, dan juga Arab membentuk kosakata-kosakata dalam bahasa Spanyol modern. Jadi, boleh dibilang Spanyol merupakan perpaduan bahasa-bahasa yang hidup dan menyebar di Semenanjung Iberia.

Menurut Ethnologue dan Nationalencyklopedin, Spanyol merupakan bahasa dengan penutur asli kedua terbanyak setelah Mandarin dan penutur asing ketiga terbanyak setelah Inggris dan Mandarin. Total ada 406 juta orang menggunakannya sebagai bahasa pertama, 60 juta sebagai kedua, dan sisanya 20 juta sebagai bahasa asing. Penutur terbanyak bahasa ini kebanyakan datang dari wilayah Amerika Latin, yang mayoritas menggunakan Spanyol bahasa resmi dan pergaulan sehari-hari. Meksiko bisa dibilang merupakan negara Amerika Latin yang paling banyak penutur Spanyolnya (98,5%). Disusul Amerika Serikat dengan 16,4 %. Mengenai Amerika Serikat, yang mayoritas bahasanya adalah bahasa Inggris, Spanyol di "negeri Paman Sam" menjadi bahasa penutur kedua terbanyak. Di beberapa negara bagian di AS seperti Florida dan New Mexico, mayoritas penduduknya menggunakan bahasa Spanyol dikarenakan asal-usul penduduknya yang berdarah Amerika Latin. Selain itu, Spanyol mempunyai sejarah yang cukup panjang di AS dengan mendirikan beberapa koloni di beberapa wilayah AS sebelum AS dikuasai Inggris.

Tersebarnya bahasa Spanyol keluar dari negara itu tak lain karena ekspansi negara tersebut pada masa-masa pencarian dunia baru untuk mencari rempah-rempah. Selain benua Amerika, bahasa Spanyol juga merambah ke Guinea Ekuatorial, Sahrawi, dan Sahara Barat di Afrika. Bahkan, oleh Uni Afrika, bahasa conquistadores itu dimasukkan juga ke dalam salah satu bahasa resmi organisasi internal Afrika tersebut seperti halnya dijadikan sebagai salah satu bahasa resmi di Uni Eropa dan PBB. Kemudian ke Filipina di Asia, yang menjadi satu-satunya negara Asia berpenutur Spanyol. Maka, tak salah jika istilah Latin Asia merujuk pada negara kepulauan di Samudera Pasifik itu.

Karena itu, PBB sebagai badan dunia di segala bidang, memasukkan Spanyol sebagai salah satu bahasa resminya. Hal ini juga mengingat pentingnya negara-negara penutur bahasa Spanyol, terutama di Amerika Latin/Selatan dalam percaturan dunia internasional. Bahkan, saking pentingnya juga, sampai-sampai Brasil, satu-satunya negara Amerika Latin yang berbahasa Portugis, pun mewajibkan pelajaran bahasa Spanyol dalam kurikulum mengingat tetangga-tetangga negara tersebut yang kebanyakan berbahasa Spanyol. Di perbatasan Brasil dengan negara-negara tetangganya itu sering terjadi interaksi dengan menggunakan bahasa campuran yang disebut Portuñol.

Spanyol memang termasuk ke dalam rumpun bahasa Latin, dan karenanya pengaruh bahasa Latin bisa dibilang dominan dalam setiap kosakata bahasa itu. Meskipun begitu, bahasa Spanyol tidak bisa lepas dari pengaruh bahasa Arab. Keberadaan salah satu bahasa semitik ke dalam kosakata bahasa Spanyol dikarenakan sejarah Spanyol yang pernah dikuasai muslim selama delapan abad. Kekuasaan muslim yang berpusat di Spanyol Selatan atau Andalusia itu memang mempunyai pengaruh yang cukup besar di segala bidang termasuk bahasa. Dalam masa penguasaan muslim itu hampir semua masyarakatnya, baik Islam, Kristen, dan Yahudi menggunakan bahasa dan berbudaya Arab. Untuk masyarakat non-muslim tetapi kearab-araban biasanya disebut dengan Mozarabs. Masyarakat ini bertutur dalam bahasa Spanyol tetapi bercampur dengan bahasa Arab. Kaum Mozarabslah yang berperan penting membawa kosakata campuran itu ke Kastilia ketika Andalusia berhasil seluruhnya ditaklukkan ulang oleh Ferdinand dari Aragon yang beristrikan Isabela dari Kastilia. Bahasa Arab dikatakan mempunyai pengaruh yang cukup besar dalam kosakata bahasa Spanyol modern. Menurut Real Academica Española, badan yang melakukan regulasi atas bahasa Spanyol, ada 1.200 kosakata bahasa Arab yang terserap dalam bahasa itu. Kosakata-kosakata itu, kebanyakan sudah mengikuti lidah Spanyol dan ditemukan pada hampir semua bidang. Bahkan nama beberapa kota di Andalusia berasal dari bahasa Arab. Contoh loco yang berarti gila diambil bahasa Arab lawqa dan Almeria, salah satu kota di Andalusia yang berasal dari al-meraya atau menara penjaga.

Bahasa Spanyol bisa dibilang sebuah bahasa yang secara argumentatif bisa menggantikan bahasa Prancis sebagai bahasa kedua yang paling banyak dipelajari dan digunakan dalam komunikasi internasional setelah bahasa Inggris. Namun yang unik, inilah satu-satunya bahasa rumpun Latin yang sangat dipengaruhi bahasa Arab.


 

Senin, 13 Mei 2013

Reformasi eh...Repot nasi...

Hari ini 15 tahun silam, aku jadi teringat teriakan dan ungkapan:
reformasi, reformasi, berantas KKN, Soeharto turun!
teriakan-teriakan dan ungkapan-ungkapan itu begitu menggema
bahkan saat di sekolah pun
lalu juga saat pulang sekolah
televisi tak henti-henti menyiarkan
reformasi
juga si kakek tua
gegap gempita mengiringi
era bebas seperti di depan
harapannya Indonesia akan menjadi negara dengan semangat baru
Sayang, apa yang diharapkan belum tercapai
korupsi malah menjadi-jadi
meski kebebasan pers begitu deras
yang tabu mulai dibuka
arus separatisme malah menjadi
kemiskinan, kalau katanya ada peningkatan ekonomi, tetap ada dan bertambah
diskriminasi dan kekerasan merajalela
Inikah yang diharapkan sewaktu reformasi didengungkan
ungkapan yang kala itu begitu sakti
sakti sehingga sekarang benar-benar memang repot mencari nasi

Kamis, 09 Mei 2013

Abjad Funisia: Si Abjad Semitik Pembentuk Abjad-Abjad Lain

Funisia. Sekilas nama itu akan ada jika kita pada masa-masa sekolah dahulu memelajari tentang sejarah peradaban dunia kuno, terutama di kawasan dekat Yunani. Funisia merupakan nama yang mengacu pada sebuah bangsa yang berdiam di Lebanon. Bangsa ini bersama-sama dengan bangsa Yunani memainkan peran penting dalam pelayaran di sepanjang Laut Mediterania yang menjadi pemisah antara Timur Tengah, Eropa, dan Afrika Utara. Daerah jelajah bangsa ini pun sampai hingga ke Spanyol. Maka, tak mengherankan jika kemudian ditemukan bukti-bukti berupa penamaan tempat di beberapa negara yang pernah menjadi koloni bangsa ini. Salah satunya di Malaga, Spanyol. Nama Malaga berasal darikata Funisia Malaka. Bahkan, nama Hispania yang mengacu pada Spanyol berasal dari kata I-Saphan.

Setiap bangsa mempunyai bahasa. Karena seperti pepatah, bahasa merupakan teropong suatu bangsa. Begitu juga Funisia yang lekat dengan kehidupan maritim. Bahasa orang Funisia disebut dengan bahasa Funisia atau Dabarim Kana'nim. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa semitik kuno yang berasal dari sub-grup bahasa Kanaan yang mempunyai kedekatan dengan bahasa Ibrani. Funisia merupakan bahasa yang ditulis dalam bentuk abjad yang didasarkan pada naskah Proto-Kanaan.

Mengenai abjad Funisia, jika diperhatikan mempunyai kemiripan dengan abjad Yunani. Hal itu memang betul. Ini dikarenakan pada masa perdagangan masa lampau di Mediterania, orang-orang Yunani bergaul dengan orang-orang Funisia. Orang-orang Funisia lalu mengajarkan kepada orang-orang Yunani abjad-abjad mereka yang kemudian diadopsi dengan sedikit perubahan. Kemudian dari abjad Yunani atau Ελληνικό αλφάβητοElli̱nikó alfávi̱to dikembangkan menjadi abjad Silirik yang sekarang ramai dipakai di Rusia, Bulgaria, dan beberapa negara Eropa Timur. Dan dari Yunani pula, berkembang juga abjad Latin yang sebelumnya diambil dari abjad Italia Kuno. Jamak diketahui, abjad Latin inilah sekarang yang ramai dipakai sebagian besar bahasa di seluruh dunia.

Tak hanya berpengaruh terhadap abjad di Eropa, abjad Funisia juga mempunyai peranan penting terhadap pembentukan abjad-abjad lain terutama di Timur Tengah dan Asia. Bahasa Arab, yang disebut sebagai bahasa semitik dengan jumlah penutur terbesar, karena dituturkan dari kawasan Teluk Persia hingga Maghribi (Maroko) serta juga di negara-negara muslim, juga terpengaruh dari abjad ini melalui abjad Aramaik, bahasa minor yang digunakan beberapa negara di Timur Tengah seperti Lebanon, Suriah, Irak, dan Palestina. Dan abjad Arab ini kemudian menyebar hingga ke beberapa negara non-Arab yang kemudian negara-negara itu menggunakannya dalam abjad bahasa mereka seperti Persia, Urdu, Pasto, Jawi, dan lainnya. Dan diketahui juga, Funisia juga berpengaruh terhadap abjad Mongol dan Manchu melalui abjad Uyghur Kuno yang dikembangkan dari alfabet Sogdian melalui abjad Suryani.

Jadi, bisa dibilang abjad Funisia merupakan ibu semua abjad di seluruh dunia. Wajar, jika pada 2005 Unesco, salah satu badan PBB, memasukkannya sebagai warisan Lebanon yang masuk kategori Memory of the World Programme. Nah, di bawah ini merupakan tabel yang menunjukkan pengaruh dan persamaan antara Funisia dan abjad-abjad lainnya.

LetterUni.NameMeaningPh.Corresponding letter in
He.Sy.Ar.GreekLatinCyrillicArmenian
Aleph𐤀alfoxʾ [ʔ]אܐΑαAaАаԱա
Beth𐤁bethouse[b]בܒΒβBbБб, ВвԲբ
Gimel𐤂gamlcamel[ɡ]גܓΓγCcGgГг, ҐґԳգ
Daleth𐤃deltdoor[d]דܕدΔδDdДдԴդ
He𐤄hewindow[h]הܗھΕεEeЕе, Єє, ЭэԵե, Էէ
Waw𐤅wauhook[w]וܘ(Ϝϝ), ΥυFfUuVvYy,Ww(Ѵѵ), Уу, ЎўՎվ, Ււ
Zayin𐤆zenweapon[z]זܙذΖζZzЖж, ЗзԶզ
Heth𐤇hetwall [ħ]חܚحخΗηHhИи, ЙйՀհ
Teth𐤈tetwheel []טܛطΘθ(Ѳѳ)Թթ
Yodh𐤉yodhand[j]יܝيΙιIiJjІі, Її, ЈјՅյ, Իի
Kaph𐤊kafpalm (of a hand)[k]כךܟΚκKkКкԿկ
Lamedh𐤋lamdagoad[l]לܠΛλLlЛлԼլ
Mem𐤌memwaterm[m]מםܡΜμMmМмՄմ
Nun𐤍nunserpent, later whale[n]נןܢΝνNnНнՆն
Samekh𐤎semkafish[s]סܣ,ܤسΞξ, poss. Χχposs. Xx(Ѯѯ), poss.ХхԽխ
Ayin𐤏eyneyeʿ [ʕ]עܥعغΟο, ΩωOoОоՈո, Օօ
Pe𐤐peymouth[p]פףܦفΠπPpПпՊպ, Փփ
Sadek𐤑sadehunt[]צץܨصض,ظ(Ϻϻ)Цц, Чч, ЏџՉչ, Ճճ, Ցց, Ծծ, Ձձ,Ջջ
Qoph𐤒qofneedle head[q]קܩ(Ϙϙ), poss. Φφ,ΨψQq(Ҁҁ)Քք
Res𐤓roshhead[r]רܪΡρRrРрՐր, Ռռ
Sin𐤔shintoothš [ʃ]שܫشΣσςSsСс, Шш,ЩщՍս, Շշ
Taw𐤕taumark[t]תܬتثΤτTtТтՏտ

sumber: wikipedia


 

Statistik

Terjemahan

Wikipedia

Hasil penelusuran