Pages

Kamis, 13 November 2014

Antara Asia dan Eropa

Asia dan Eropa. Dua nama yang akan selalu berkaitan. Yang satu menunjukkan nama benua di Timur. Yang satu lagi di Barat. Keduanya pun lantas mewakili yang disebut Timur dan Barat. Yang satu merupakan benua besar dan padat karena banyaknya negara-negara dengan teritori yang begitu luas dan penduduknya yang banyak. Karena itu, banyak negara di Asia masuk dalam lima besar penduduk terbanyak. Sebut saja India, Cina, dan Indonesia. Yang satu lagi merupakan benua kecil dan ramping. Luas negara-negara di dalamnya pun tak seberapa dengan yang di Asia. Begitu juga jumlah penduduknya. Membayangkannya pun seperti kurcaci dan raksasa.

wikipedia.org

Hanya dibatasi oleh Pegunungan Ural, Kauskasus, dan Sungai Don Asia dan Eropa sesungguhnya sebuah kesatuan yang membentang dari Siberia hingga Kepulauan Inggris. Inilah yang membuat para ahli bumi menyebut dua benua itu Eurasia. Dalam sejarahnya, kedua benua itu saling mewarnai satu sama lain. Baik melalui perdagangan, budaya, teknologi hingga kolonialisme. Baik secara langsung maupun tidak langsung.

Asia, yang luasnya 44 juta kilometer persegi, merupakan benua tempat lahirnya peradaban-peradaban kuno nan mengagumkan. Dimulai dari Mesopotamia, Mohenjo Daro-Harappa, Cina Kuno, Persia, hingga di Asia Tenggara. Asia juga merupakan tempat lahirnya kerajaan-kerajaan besar yang luasnya bahkan mencapai Eropa dan Afrika. Persia, Ustmaniyah, Mongol menjadi contoh-contoh. Dan Asia merupakan tempat lahirnya agama-agama besar, yang sekarang ini banyak dianut penduduk dunia. Sebut saja Islam, Kristen, Hindu, Buddha, Tao, Konghucu.

Sedangkan hal yang berkebalikan berada di Eropa. Kecuali Yunani Kuno dan Romawi, selebihnya Eropa hanyalah penerima dari Asia. Dalam hal ini agama. Mayoritas Eropa beragama Kristen, agama yang masuk pada masa Romawi. Berbeda dengan Asia yang mempunyai ragam agama. Eropa juga menjadi penerima pemikiran-pemikiran baru dalam bidang filsafat dari Asia pada masa renaisans. Penerima dan peniru kemajuan-kemajuan yang dialami Asia pada masanya. Marco Polo menjadi saksi kemajuan Asia ketika ia berada di Cina. Dan Eropa juga menjadi penerima teknologi meriam Cina secara tidak langsung ketika Mongol menginvasi Eropa. Sebuah invasi yang membuat Eropa dalam ketakutan. Sebuah invasi yang membawa wabah penyakit pes.

Mengenai invasi ke Eropa, Mongol bukanlah yang pertama kali. Persia disebut-sebut yang pertama ketika menginvasi Yunani pada masa Dinasti Aechemenid. Disusul Muslim yang menginvasi Kreta, Italia, dan Spanyol. Selanjutnya, Ustmaniyah. Menjadi penanda terakhir invasi Asia ke Eropa hingga Eropa pun berbalik menginvasi Asia akibat renaisans yang dimilikinya. Menjadikan beberapa wilayah di Asia menjadi koloni sampai datang Perang Dunia ke-2.

Kedua benua, yang hanya terpaut enam jam, merupakan benua dengan mayoritas negaranya menjadikan bahasa asli menjadi bahasa nasional. Eropa, yang luasnya 10 juta kilometer persegi, dengan jumlah 50 negara, beberapa bahasanya menjadi bahasa internasional. Sebut saja Inggris dan Prancis. Tentu saja karena hegemoni. Sedangkan Asia, bisa dibilang hanya Cina yang benar-benar menjadi bahasa internasional mengingat hegemoni Cina yang cukup kentara belakangan dalam perdagangan dan militer.

Dalam bidang teknologi dan transportasi, boleh dibilang Eropa yang cukup mendominasi. Hampir semua negara Eropa dapat dikatakan negara maju dalam teknologi dan sejahtera walaupun belakangan agak mengendur akibat krisis ekonomi yang melanda. Begitu juga dengan transportasi. Hampir semua Eropa terhubung dan terintegrasi. Bahkan Eropa mempunyai badan bersama bernama Uni Eropa, yang meregulasi segala bidang kehidupan di Eropa dalam satu Eropa supaya Eropa tidak terpecah-belah lagi ketika Perang Dunia ke-2, perang yang cukup meluluhlantahkan si benua biru. Kemajuan itu juga berdampak pada olahraga, kesehatan, dan hukum. Eropa merupakan benua olahraga paling maju, terutama dalam sepak bola. Lalu pada kesehatan, dengan banyaknya asuransi dan jaminan kesehatan. Dan, pada hukum, benua ini paling sering menyuarakan HAM dan hukum kesetaraan.

Sedangkan Asia menjadi kebalikan. Tidak semua negara di Asia maju. Terlihat timpang. Di beberapa negara Asia pun masih terlihat kemiskinan dan ketidakdilan. Perang dan konflik juga sering merajalela, terutama di Timur Tengah. Irak, Afghanistan, Israel, Palestina, dan Suriah menjadi saksi-saksi konflik-konflik yang terjadi. Pasca Perang Dunia ke-2 pun tercipta banyak konflik. Timur Tengah, India, Cina, dan Vietnam hanyalah beberapa contoh. Perang perebutan wilayah dan keyakinan serta pengaruh komunis hanyalah juga beberapa faktor penyebab. Hal ini yang menyebabkan kemiskinan dan ketidakadilan, yang sebenarnya juga disebabkan oleh kolonialisme Eropa atas Asia yang begitu lama. Transportasi di Asia tidaklah begitu maju dan tidak saling terhubung seperti di Eropa. Kondisi geografis Asia yang tak hanya daratan juga menjadi penyebab. Berbeda dengan Eropa, yang hampir semuanya daratan. Kemudian, pada 1960, tercetus proyek rel transbenua yang menghubungkan Asia dan Eropa secara keseluruhan. Namun, sepertinya proyek itu, hingga hari ini, belum terlihat batang hidungnya. Asia bukanlah Eropa yang bisa terintegrasi dalam Uni Eropa. Di kawasan ini hanya ASEAN yang boleh dibilang menonjol. Yang lainnya tidak terlihat. Asia pun terlihat lebih kompleks. Mulai dari budaya, etnis, hingga agama. Berbeda dengan Eropa yang sama-sama putih. Inilah yang membuat Asia lebih berwarna.


Di antara Asia dan Eropa, kekaburan bisa saja terjadi. Negara yang satu bisa dianggap Asia, bisa juga dianggap Eropa. Turki, Rusia, Kazakhstan, Armenia, Siprus, Israel, Georgia menjadi contoh-contoh kekaburan dalam geografis, politik, dan olahraga.

Itulah Asia dan Eropa, dua benua yang secara geografis selalu terhubung dan tidak bisa terpisahkan satu sama lain. Kedua-duanya saling membutuhkan dalam berbagai hal namun juga saling mencurigai sehingga bisa menyebabkan konflik seperti di masa lalu.
 

Statistik

Terjemahan

Wikipedia

Hasil penelusuran