Pages

Selasa, 23 September 2014

BRT di Indonesia

Sekilas BRT


infospotlife.blogspot.com
Dalam sistem transportasi modern dikenal yang disebut dengan BRT atau bus rapid transit. BRT merupakan sistem transportasi modern berbasis bus yang dikondisikan sebagai transportasi massal cepat seperti halnya kereta api. Karena dikondisikan demikian, BRT pun dibuat jalur khusus (dengan atau tanpa separator, di tepi atau tengah jalan) memisahkan dari jalur konvensional di jalan raya, stasiun-stasiun pemberhentian/transit, dan armada-armada yang juga terbilang khusus dengan kecepatan 27 hingga 48 km per jam.

BRT terdapat di beberapa kota besar di dunia. Beberapa di antaranya juga tersambung dengan moda transportasi massal cepat lainnya seperti kereta api dan monorel. Contohnya Guangzhou BRT (Cina) yang terhubung dengan Guangzhou Metro. Lalu ada yang mempunyai jalur layang seperti TransMilenio (Kolombia). Sedangkan untuk pelopor BRT, dapatlah kita menyebut Rede Integrada de Transporte yang dioperasikan pada 1974. Transportasi ini diadakan atas inisiatif Jaime Lerner, wali kota Curitiba kala itu yang ingin membuat jalur bus khusus di tengah-tengah jalan arteri utama di Curitiba. Sistem yang demikian kemudian dicontoh kota-kota lain di Brasil seperti Porto Alegre dan Sao Paulo. Sehingga boleh dibilang Brasil merupakan negara pelopor BRT. Sistem ini kemudian diikuti oleh Ekuador pada 1995 melalui MetrobusQ yang berada di Quito dan lima tahun kemudian oleh Kolombia (Bogota) melalui TransMilenio. Dari sini bisa disimpulkan, Amerika Latin merupakan benua pelahir BRT.

Dari Amerika Latin, BRT kemudian menyebar ke Asia. Adalah Indonesia negara pertama di Asia yang menerapkan sistem ini pada 2004. TransJakarta, demikian nama BRT itu. BRT ini merupakan BRT dengan jalur terpanjang di dunia. Selanjutnya BRT menyebar ke Afrika dengan Johannesburg di Afrika Selatan sebagai pelopor. Bernama Rea Vaya, BRT itu mengangkut 42.000 penumpang per harinya.

BRT, juga terkadang disebut dengan BRT System, busway, dan quality bus telah dimiliki 166 kota di seluruh dunia dengan jarak 4.336 kilometer. Terdapat 27 penumpang yang menggunakan BRT per harinya. Dari jumlah itu, 17 juta di antaranya berada di Amerika Latin.

****
BRT di Indonesia

Indonesia telah mengoperasikan sistem transportasi modern cepat ini sejak 2004. Dimulai dengan TransJakarta, yang merupakan BRT pertama di Indonesia dan Asia. TransJakarta merupakan BRT terpanjang di dunia dengan jalur mencapai 208 kilometer. Mempunyai 12 koridor, TransJakarta merupakan BRT yang menggunakan separator pada tepi jalurnya untuk memisahkan dengan kendaraan-kendaraan konvensional. BRT ini digagas oleh Gubernur DKI Jakarta kala itu, Sutiyoso, yang menginginkan transportasi untuk meminimalkan kemacetan di Jakarta. Ide itu juga muncul kala beliau terinspirasi oleh TransMilenio di Kolombia. Pada awalnya, TransJakarta ditentang oleh banyak pihak, termasuk juga para pengamat. Mereka mengatakan bahwa transportasi ini akan semakin menambah kemacetan di ibu kota. Akan tetapi, Sutiyoso tetap bergeming dengan idenya mengadakan TransJakarta yang banyak disebut orang Indonesia sebagai busway.
Ketika dibuka pada Januari 2004 dengan koridor awal, Blok M-Kota, antusiasme masyarakat cukup luar biasa. Hal inilah yang kemudian membuat Pemprov DKI Jakarta membangun jalur lain pada 2007, 2008, 2009, dan terakhir 2014 dengan penambahan hingga ke Bekasi. TransJakarta, meskipun belum sepenuhnya menyelesaikan kemacetan, seperti jalur yang sering dimasuki kendaraan-kendaraan lain dan permasalahan pada armada, kenyataannya tetap menjadi transportasi primadona warga ibu kota di samping kereta api. Jumlah penumpang per harinya mencapai 450.000. Apalagi sistem pembayaran TransJakarta memakai kartu prabayar yang juga terintegrasi dengan kereta api. Beberapa stasiun (shelter) juga terintegrasi dengan stasiun-stasiun kereta api. Sebut saja shelter Cawang Cikoko dengan Stasiun Cawang, Shelter Juanda dengan Stasiun Juanda, dan Shelter Stasiun Klender dengan Stasiun Klender. Beberapa shelter juga terintegrasi langsung dengan pusat perbelanjaan seperti PGC dan kawasan perbelanjaan Blok M. Beberapa koridor kini juga menerapkan sistem 24 jam per hari. TransJakarta merupakan BRT yang mengizinkan secara khusus kepada beberapa angkutan yang terintegrasi dengan BRT ini, yaitu APTB (Angkutan Perbatasan Terintegrasi TransJakarta), BKTB (Bus Kota Terintegrasi Busway), dan Kopaja AC untuk memasuki jalurnya.

Selain Jakarta, beberapa kota di Indonesia juga memilik BRT. Kota-kota itu, antara lain Bogor (TransPakuan), Yogyakarta (Trans Jogja), Bandung (Trans Metro Bandung), Palembang (Trans Musi), Semarang (TransSemarang), Pekanbaru (Trans Metro Pekanbaru), Solo (Batik Solo Trans), Trans Sarbagita (Denpasar), Padang (Trans Padang), dan Makassar (Busway Trans Mamminasata). Beberapa kota besar seperti Medan dan Surabaya hendak menyusul membuat sistem transportasi yang sama. Dari BRT-BRT setelah TransJakarta itu beberapa juga menggunakan kartu elektronik seperti TransSemarang, Batik Solo Trans, Trans Jogja, dan Trans Musi. BRT-BRT itu juga tak sepenuhnya mengikuti TransJakarta untuk jalur alias tanpa separator. Beberapa BRT ini malah ada yang terhubung langsung ke bandar udara, stasiun kereta api, bahkan dermaga bus air seperti Trans Jogja, Batik Solo Trans, Trans Semarang, Trans Musi, dan Trans Metro Pekanbaru.




 

Statistik

Terjemahan

Wikipedia

Hasil penelusuran