Istilah transbenua atau transkontinental adalah untuk menunjuk suatu subjek yang melampaui keluar benua. Di geografi biasanya ini berkenaan dengan sebuah negara yang terletak di dua benua, baik melalui daratan atau lautan. Sedangkan di politik, sosial, dan ekonomi berkaitan dengan cara pandang negara yang bersangkutan. Selain itu, istilah ini juga berlaku di dalam dunia olahraga, terutama sepak bola.
Jamak diketahui dalam sepak bola dunia ada tim-tim transkontinental, yaitu tim-tim yang seharusnya bergabung dalam organisasi benuanya seturut letak geografis tetapi malah bergabung dengan organisasi benua lain. Enam konfederasi sepak bola anggota FIFA, yaitu UEFA (Eropa), AFC (Asia), CAF (Afrika), OFC (Oseania), Conmebol (Amerika Selatan), dan Concacaf (Amerika Utara, Tengah, dan Karibia) mempunyai anggota yang transkontinental. Dan hal itu kebanyakan terjadi di UEFA. Di badan sepak bola yang berdiri pada 1954 ini dari 55 anggota, 8 merupakan negara transkontinental. Delapan negara ini secara geografis terletak di Asia. Mereka adalah Turki, Rusia, Azerbaijan, Georgia, Armenia, Kazakhstan, Siprus, dan Israel. Alasan negara-negara ini bergabung adalah orientasi yang lebih ke Eropa daripada Asia yang meliputi ekonomi, sosial, politik, dan sejarah. Berkompetisi di Eropa dianggap lebih menguntungkan daripada di Asia. Itulah yang dilakukan oleh Kazakhstan yang bergabung dengan UEFA pada 2002. Sedangkan bergabungnya Israel ke UEFA lebih dikarenakan faktor politik di Timur Tengah.
Di AFC, dari 47 anggotanya, 3 di antaranya merupakan negara benua dan oseania, yaitu Australia, Guam, dan Kepulauan Mariana Utara. Ketiga negara ini sebelumnya merupakan anggota OFC namun memilih bergabung dengan AFC karena ingin menaikkan level permainan atau untuk mudah lolos ke Piala Dunia. Inilah yang dilakukan Australia pada 2006, yang setelah sembilan tahun bergabung berhasil menjadi raja Asia dengan menjuarai Piala Asia 2015. Sedangkan Guam dan Kepulauan Mariana Utara lebih karena ingin meningkatkan level permainan dengan bersaing melawan negara-negara Asia utama seperti Jepang dan Iran.
Untuk CAF, Mesir yang bisa dibilang merupakan negara transkontinental karena wilayahnya ada yang masuk di Asia. Budaya Mesir yang identik dengan Arab sebenarnya memungkinkan negara ini berkompetisi di AFC, dan melawan negara-negara Arab di Asia Barat. Akan tetapi, Mesir lebih memilih Benua Hitam mengingat secara historis mereka awalnya merupakan penguasa di Afrika melalui peradaban-peradabannya. Lagipula Mesir juga jawara Piala Afrika dengan mengoleksi gelar terbanyak yaitu 7 kali.
Yang paling unik justru terjadi di benua Amerika yang dalam dunia sepak bola terbagi menjadi dua, yaitu Amerika Utara, Tengah, dan Karibia serta Amerika Selatan. Nama pertama yang diwakili Concacaf mempunyai anggota sebanyak 41 sedangkan nama kedua yang diwakili Conmebol mempunyai anggota hanya 10. Nah, dari 41 anggota Concacaf, 3 di antaranya merupakan negara yang terletak di Amerika Selatan. Seharusnya ketiganya masuk Conmebol namun akhirnya lebih memilih Concacaf karena faktor budaya. Negara anggota Conmebol kebanyakan berbudaya Latin yang berakar dari Spanyol dan Portugis sedangkan tiga negara itu berbudaya anglo, dan lebih cocok ke Concacaf, yang juga meliputi wilayah-wilayah Karibia yang berbudaya sama.
Bagaimana dengan prestasi? Sejauh ini hanya Turki negara transkontinental satu-satunya yang mampu membuat prestasi dengan menjadi juara tiga Piala Dunia pada 2002 di Korea dan Jepang. Yang lain malah hanya menjadi kuda hitam atau penggembira.
Turkey Homes |
Jamak diketahui dalam sepak bola dunia ada tim-tim transkontinental, yaitu tim-tim yang seharusnya bergabung dalam organisasi benuanya seturut letak geografis tetapi malah bergabung dengan organisasi benua lain. Enam konfederasi sepak bola anggota FIFA, yaitu UEFA (Eropa), AFC (Asia), CAF (Afrika), OFC (Oseania), Conmebol (Amerika Selatan), dan Concacaf (Amerika Utara, Tengah, dan Karibia) mempunyai anggota yang transkontinental. Dan hal itu kebanyakan terjadi di UEFA. Di badan sepak bola yang berdiri pada 1954 ini dari 55 anggota, 8 merupakan negara transkontinental. Delapan negara ini secara geografis terletak di Asia. Mereka adalah Turki, Rusia, Azerbaijan, Georgia, Armenia, Kazakhstan, Siprus, dan Israel. Alasan negara-negara ini bergabung adalah orientasi yang lebih ke Eropa daripada Asia yang meliputi ekonomi, sosial, politik, dan sejarah. Berkompetisi di Eropa dianggap lebih menguntungkan daripada di Asia. Itulah yang dilakukan oleh Kazakhstan yang bergabung dengan UEFA pada 2002. Sedangkan bergabungnya Israel ke UEFA lebih dikarenakan faktor politik di Timur Tengah.
Iran Sport Press |
Di AFC, dari 47 anggotanya, 3 di antaranya merupakan negara benua dan oseania, yaitu Australia, Guam, dan Kepulauan Mariana Utara. Ketiga negara ini sebelumnya merupakan anggota OFC namun memilih bergabung dengan AFC karena ingin menaikkan level permainan atau untuk mudah lolos ke Piala Dunia. Inilah yang dilakukan Australia pada 2006, yang setelah sembilan tahun bergabung berhasil menjadi raja Asia dengan menjuarai Piala Asia 2015. Sedangkan Guam dan Kepulauan Mariana Utara lebih karena ingin meningkatkan level permainan dengan bersaing melawan negara-negara Asia utama seperti Jepang dan Iran.
Al Bawaba |
Untuk CAF, Mesir yang bisa dibilang merupakan negara transkontinental karena wilayahnya ada yang masuk di Asia. Budaya Mesir yang identik dengan Arab sebenarnya memungkinkan negara ini berkompetisi di AFC, dan melawan negara-negara Arab di Asia Barat. Akan tetapi, Mesir lebih memilih Benua Hitam mengingat secara historis mereka awalnya merupakan penguasa di Afrika melalui peradaban-peradabannya. Lagipula Mesir juga jawara Piala Afrika dengan mengoleksi gelar terbanyak yaitu 7 kali.
Yang paling unik justru terjadi di benua Amerika yang dalam dunia sepak bola terbagi menjadi dua, yaitu Amerika Utara, Tengah, dan Karibia serta Amerika Selatan. Nama pertama yang diwakili Concacaf mempunyai anggota sebanyak 41 sedangkan nama kedua yang diwakili Conmebol mempunyai anggota hanya 10. Nah, dari 41 anggota Concacaf, 3 di antaranya merupakan negara yang terletak di Amerika Selatan. Seharusnya ketiganya masuk Conmebol namun akhirnya lebih memilih Concacaf karena faktor budaya. Negara anggota Conmebol kebanyakan berbudaya Latin yang berakar dari Spanyol dan Portugis sedangkan tiga negara itu berbudaya anglo, dan lebih cocok ke Concacaf, yang juga meliputi wilayah-wilayah Karibia yang berbudaya sama.
Bagaimana dengan prestasi? Sejauh ini hanya Turki negara transkontinental satu-satunya yang mampu membuat prestasi dengan menjadi juara tiga Piala Dunia pada 2002 di Korea dan Jepang. Yang lain malah hanya menjadi kuda hitam atau penggembira.