Kebutuhan akan kereta api sebagai transportasi massal cepat bebas hambatan sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Hampir di setiap negara di dunia mengandalkan transportasi darat yang berjalan di atas rel ini. Begitu juga di Indonesia. Karena karakteristiknya yang demikian tak salah jika kereta api juga dijadikan sebagai transportasi menuju bandara. Dengan adanya kereta api ke bandara tentu perjalanan akan menjadi lebih efektif dan efisien alias tidak membuang-buang waktu di jalanan hanya karena macet. Keberadaan kereta api juga mengurangi polusi.
Sejak diperkenalkan pada 1927 melalui Berlin U-Bahn di Jerman, kereta api bandara telah menjelma menjadi transportasi favorit di seluruh dunia terutama di Eropa, Amerika, dan Asia. Kereta bandara itu sendiri ada yang memang khusus kereta bandara, yaitu dengan rute dan stasiun yang sudah dipersiapkan untuk lewat dan berhenti, dan ada juga yang berupa kereta yang memang rute dan stasiunnya tidak dikhususkan namun berhenti di Stasiun yang dekat dari bandara.
Di Indonesia sendiri sekarang ini terdapat lima kereta bandara, dan kelima kereta termasuk dua tipe tadi. Apa saja kereta-kereta bandara di Indonesia. Yuk, mari simak!
Prambanan Ekspres (Daerah Istimewa Yogyakarta)
Populer dengan sebutan Prameks, Prambanan Ekspres adalah kereta komuter layaknya KRL Jabodetabek yang menghubungkan Yogyakarta (Kutoarjo) dan Solo (Solo Balapan). Beroperasi sejak 1994, Prameks mempunyai rute yang berhenti di Stasiun Maguwo. Stasiun kelas II ini terletak berdekatan dengan Bandara Internasional Adisucipto, bandara termashyur di Provinsi DI Yogyakarta. Karena itu, Prameks disebut sebagai kereta bandara pertama di Indonesia. Sayangnya, keberadaan Prameks sebagai kereta bandara pertama di Tanah Air kalah gaung dari kereta Bandara Kuala Namun yang muncul pada 2013, dan malah dianggap sebagai kereta bandara pertama di republik ini. Prameks merupakan kereta rel diesel ekonomi yang armadanya adalah kereta BN Holec eks KRL Jabodetabek, yang kemudian dimodifikasi oleh INKA. Operator kereta dengan jarak tempuh 64 kilometer ini adalah PT KA Daerah Operasi VI Yogyakarta.
ARS Kuala Namu (Sumatera Utara)
Inilah kereta bandara yang kerap disalahkaprahkan oleh banyak orang sebagai kereta bandara pertama di Indonesia. Memang sepintas sebutan itu tidak salah jika melihat pada pengertian kereta bandara sebagai transportasi khusus bandara. Apalagi rute ARS Kuala Namu sendiri melayani Bandara Kuala Namu hingga Medan. Hal inilah yang membuat orang beranggapan demikian, dan ketika hadir ARS Kuala Namu bagai dianggap sebagai sebuah fenomena transportasi massal ke bandara.
ARS Kuala Namu sendiri mulai dioperasikan bersamaan dengan dibukanya Bandara Internasional Kuala Namu pada 2013. Kereta bandara ini menempuh perjalanan bolak-balik Medan-Kuala Namu 30-47 menit, dengan kecepatan 60 kilometer per jam. Kereta bandara ini dibuat oleh Woojin dari Korea Selatan, dan digerakkan oleh diesel. Kereta Bandara Kuala Namu merupakan kereta eksekutif yang dioperatori oleh Railink, perusahaan patungan antara KA dan Angkasa Pura.
KRL Railink Basoetta (DKI Jakarta)
Sebagai ibu kota, Jakarta seharusnya lebih dulu yang mempunyai kereta bandara. Namun ini malah kebalikannya. Sebagai ibu kota Jakarta baru punya kereta bandara pada akhir 2017. Kehadiran kereta bandara ini tentu merupakan realisasi dari keinginan masyarakat selama bertahun-tahun yang mendambakan transportasi massal khusus cepat dan bebas hambatan ke Bandara Soekarno-Hatta. Kehadiran kereta Bandara Soekarno-Hatta sudah bisa menyandingkan Jakarta dengan ibu kota-ibu kota lain di Asia Tenggara seperti Singapura, Kuala Lumpur, dan Bangkok, yang telah lebih dulu mempunyai layanan kereta bandara.
Kereta Bandara Soekarno-Hatta adalah kereta yang digerakkan dengan listrik berkekuatan 1.500 Volt. Rutenya dari Stasiun Manggarai hingga Stasiun Bandara Soekarno-Hatta. Namun karena Stasiun Manggarai sedang diperluas titik awal pemberangkatan kereta ini dari Stasiun Sudirman Baru atau BNI City. Ada kemungkinan rute kereta diperpanjang hingga Bekasi. Kereta Bandara Soetta sendiri merupakan kereta yang dibuat oleh INKA, dengan bantuan dari Bombardier. Kereta ini dapat melaju dalam kecepatan 120 kilometer per jam, dengan waktu tempuh 55 menit, yang kemungkinan besar bakal dipangkas menjadi 38 menit demi menarik banyak penumpang. Operator kereta ini adalah Railink.
Minangkabau Express (Sumatera Barat)
Tempat lain di Pulau Sumatera yang mempunyai kereta khusus ke bandara adalah Sumatera Barat, tepatnya di Padang dan sekitarnya. Kereta ini dinamakan Minangkabau Express, dan melayani rute Stasiun Simpang Haru di Padang dengan Stasiun Duku di Padang Pariaman yang terletak berdekatan dengan Bandara Internasional Minangkabau atau BIM. Minangkabau Express merupakan proyek yang digagas sejak 2012, dan baru selesai pengerjaannya pada 2018. Kereta ini menempuh jarak sepanjang 23 kilometer, dengan kecepatan 40 hingga 100 kilometer per jam. Minangkabau Express adalah kereta diesel eksekutif yang dibuat oleh INKA, dan dioperatori oleh KA Divisi Regional II Padang.
LRT Palembang (Sumatera Selatan)
Sebagai kota terpadat kedua di Sumatera setelah Medan, Palembang merasakan dampak negatif dari kepadatan tersebut, yaitu kemacetan. Hal itulah yang mendasari keinginan pemerintah daerah di Palembang untuk membangun sebuah transportasi massal yang efektif dan efisien untuk meminimalkan kemacetan. Awalnya transportasi yang diajukan adalah monorel namun tidak jadi karena kurang menguntungkan. Maka, dibangunlah kereta api ringan atau light rail transit yang dianggap cocok, dengan dibiayai oleh pemerintah.
Kehadiran LRT di Palembang ini merupakan yang pertama di Tanah Air. Dan ia sendiri dibangun juga untuk menyambut Asian Games yang akan digelar di Kota Pempek pada Agustus 2018. Tentu saja kehadiran LRT Palembang akan semakin menambah geliat pariwisata di kota itu. Apalagi salah satu stasiunnya, Stasiun Ampera, merupakan stasiun pertemuan semua moda transportasi di Palembang. Stasiun itu juga berdekatan dengan Jembatan Ampera, salah satu ikon Palembang, Museum Sriwijaya, Benteng Kuto Besak, dan patung ikan belido, ikon baru di bekas Ibu Kota Kerajaan Sriwijaya itu. LRT Palembang mempunyai 13 stasiun, dan sebagaimana halnya transportasi angkut cepat, stasiun-stasiun yang dibangun berdekatan atau berhubungan dengan beberapa tempat publik di Palembang seperti Palembang Icon, Pasar Cinde, Jembatan Ampera, OPI Mall, dan Gelora Jakabaring. LRT Palembang juga mempunyai rute ke Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II sehingga ia juga merupakan kereta bandara yang sama dengan Prameks. Sedangkan di Asia Tenggara ia sama dengan MRT Singapura dan Greater Bangkok Commuter Rail yang berhenti di Stasiun Don Mueang, Thailand. Jarak yang ditempuh oleh kereta listrik buatan INKA, dan dioperatori oleh KA ini adalah 25 kilometer. Seluruh jalur kereta dari Bandara SMB II hingga Ogan Permata Indah adalah jalur layang atau elevated.
Sejak diperkenalkan pada 1927 melalui Berlin U-Bahn di Jerman, kereta api bandara telah menjelma menjadi transportasi favorit di seluruh dunia terutama di Eropa, Amerika, dan Asia. Kereta bandara itu sendiri ada yang memang khusus kereta bandara, yaitu dengan rute dan stasiun yang sudah dipersiapkan untuk lewat dan berhenti, dan ada juga yang berupa kereta yang memang rute dan stasiunnya tidak dikhususkan namun berhenti di Stasiun yang dekat dari bandara.
Di Indonesia sendiri sekarang ini terdapat lima kereta bandara, dan kelima kereta termasuk dua tipe tadi. Apa saja kereta-kereta bandara di Indonesia. Yuk, mari simak!
Prambanan Ekspres (Daerah Istimewa Yogyakarta)
Tempo.co |
Populer dengan sebutan Prameks, Prambanan Ekspres adalah kereta komuter layaknya KRL Jabodetabek yang menghubungkan Yogyakarta (Kutoarjo) dan Solo (Solo Balapan). Beroperasi sejak 1994, Prameks mempunyai rute yang berhenti di Stasiun Maguwo. Stasiun kelas II ini terletak berdekatan dengan Bandara Internasional Adisucipto, bandara termashyur di Provinsi DI Yogyakarta. Karena itu, Prameks disebut sebagai kereta bandara pertama di Indonesia. Sayangnya, keberadaan Prameks sebagai kereta bandara pertama di Tanah Air kalah gaung dari kereta Bandara Kuala Namun yang muncul pada 2013, dan malah dianggap sebagai kereta bandara pertama di republik ini. Prameks merupakan kereta rel diesel ekonomi yang armadanya adalah kereta BN Holec eks KRL Jabodetabek, yang kemudian dimodifikasi oleh INKA. Operator kereta dengan jarak tempuh 64 kilometer ini adalah PT KA Daerah Operasi VI Yogyakarta.
ARS Kuala Namu (Sumatera Utara)
Beritatrans.com |
Inilah kereta bandara yang kerap disalahkaprahkan oleh banyak orang sebagai kereta bandara pertama di Indonesia. Memang sepintas sebutan itu tidak salah jika melihat pada pengertian kereta bandara sebagai transportasi khusus bandara. Apalagi rute ARS Kuala Namu sendiri melayani Bandara Kuala Namu hingga Medan. Hal inilah yang membuat orang beranggapan demikian, dan ketika hadir ARS Kuala Namu bagai dianggap sebagai sebuah fenomena transportasi massal ke bandara.
ARS Kuala Namu sendiri mulai dioperasikan bersamaan dengan dibukanya Bandara Internasional Kuala Namu pada 2013. Kereta bandara ini menempuh perjalanan bolak-balik Medan-Kuala Namu 30-47 menit, dengan kecepatan 60 kilometer per jam. Kereta bandara ini dibuat oleh Woojin dari Korea Selatan, dan digerakkan oleh diesel. Kereta Bandara Kuala Namu merupakan kereta eksekutif yang dioperatori oleh Railink, perusahaan patungan antara KA dan Angkasa Pura.
KRL Railink Basoetta (DKI Jakarta)
Koleksi pribadi |
Sebagai ibu kota, Jakarta seharusnya lebih dulu yang mempunyai kereta bandara. Namun ini malah kebalikannya. Sebagai ibu kota Jakarta baru punya kereta bandara pada akhir 2017. Kehadiran kereta bandara ini tentu merupakan realisasi dari keinginan masyarakat selama bertahun-tahun yang mendambakan transportasi massal khusus cepat dan bebas hambatan ke Bandara Soekarno-Hatta. Kehadiran kereta Bandara Soekarno-Hatta sudah bisa menyandingkan Jakarta dengan ibu kota-ibu kota lain di Asia Tenggara seperti Singapura, Kuala Lumpur, dan Bangkok, yang telah lebih dulu mempunyai layanan kereta bandara.
Kereta Bandara Soekarno-Hatta adalah kereta yang digerakkan dengan listrik berkekuatan 1.500 Volt. Rutenya dari Stasiun Manggarai hingga Stasiun Bandara Soekarno-Hatta. Namun karena Stasiun Manggarai sedang diperluas titik awal pemberangkatan kereta ini dari Stasiun Sudirman Baru atau BNI City. Ada kemungkinan rute kereta diperpanjang hingga Bekasi. Kereta Bandara Soetta sendiri merupakan kereta yang dibuat oleh INKA, dengan bantuan dari Bombardier. Kereta ini dapat melaju dalam kecepatan 120 kilometer per jam, dengan waktu tempuh 55 menit, yang kemungkinan besar bakal dipangkas menjadi 38 menit demi menarik banyak penumpang. Operator kereta ini adalah Railink.
Minangkabau Express (Sumatera Barat)
Twitter.com/Moez |
Tempat lain di Pulau Sumatera yang mempunyai kereta khusus ke bandara adalah Sumatera Barat, tepatnya di Padang dan sekitarnya. Kereta ini dinamakan Minangkabau Express, dan melayani rute Stasiun Simpang Haru di Padang dengan Stasiun Duku di Padang Pariaman yang terletak berdekatan dengan Bandara Internasional Minangkabau atau BIM. Minangkabau Express merupakan proyek yang digagas sejak 2012, dan baru selesai pengerjaannya pada 2018. Kereta ini menempuh jarak sepanjang 23 kilometer, dengan kecepatan 40 hingga 100 kilometer per jam. Minangkabau Express adalah kereta diesel eksekutif yang dibuat oleh INKA, dan dioperatori oleh KA Divisi Regional II Padang.
LRT Palembang (Sumatera Selatan)
Jawapos.com |
Sebagai kota terpadat kedua di Sumatera setelah Medan, Palembang merasakan dampak negatif dari kepadatan tersebut, yaitu kemacetan. Hal itulah yang mendasari keinginan pemerintah daerah di Palembang untuk membangun sebuah transportasi massal yang efektif dan efisien untuk meminimalkan kemacetan. Awalnya transportasi yang diajukan adalah monorel namun tidak jadi karena kurang menguntungkan. Maka, dibangunlah kereta api ringan atau light rail transit yang dianggap cocok, dengan dibiayai oleh pemerintah.
Kehadiran LRT di Palembang ini merupakan yang pertama di Tanah Air. Dan ia sendiri dibangun juga untuk menyambut Asian Games yang akan digelar di Kota Pempek pada Agustus 2018. Tentu saja kehadiran LRT Palembang akan semakin menambah geliat pariwisata di kota itu. Apalagi salah satu stasiunnya, Stasiun Ampera, merupakan stasiun pertemuan semua moda transportasi di Palembang. Stasiun itu juga berdekatan dengan Jembatan Ampera, salah satu ikon Palembang, Museum Sriwijaya, Benteng Kuto Besak, dan patung ikan belido, ikon baru di bekas Ibu Kota Kerajaan Sriwijaya itu. LRT Palembang mempunyai 13 stasiun, dan sebagaimana halnya transportasi angkut cepat, stasiun-stasiun yang dibangun berdekatan atau berhubungan dengan beberapa tempat publik di Palembang seperti Palembang Icon, Pasar Cinde, Jembatan Ampera, OPI Mall, dan Gelora Jakabaring. LRT Palembang juga mempunyai rute ke Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II sehingga ia juga merupakan kereta bandara yang sama dengan Prameks. Sedangkan di Asia Tenggara ia sama dengan MRT Singapura dan Greater Bangkok Commuter Rail yang berhenti di Stasiun Don Mueang, Thailand. Jarak yang ditempuh oleh kereta listrik buatan INKA, dan dioperatori oleh KA ini adalah 25 kilometer. Seluruh jalur kereta dari Bandara SMB II hingga Ogan Permata Indah adalah jalur layang atau elevated.
0 komentar:
Posting Komentar