Dalam dua hari belakangan ini, saya memakan nasi goreng. Bukan saya yang mau tetapi karena makanan itu disediakan kantor tempat saya bekerja. Soalnya, di kantor saya itu sedang ada pengerjaan edisi khusus APEC yang akan diadakan di Bali pekan depan. Nah, supaya bisa memacu stamina diberilah makanan karbohidrat biar tetap ngejreng di malam hari.
Mengenai nasi goreng, saya dan semua orang di Indonesia, tentu memang tidak asing dengan makanan yang satu ini. Bentuk fisiknya berupa nasi yang digoreng hingga kecoklatan terkadang menjadi obat ampuh ketika lapar datang. Belum lagi jika tampilannya disuguhin lauk-pauk, telur, dan aroma harum yang menggoda. Siapa yang tak kuasa mencoba? Nasi goreng boleh dibilang makanan yang sangat-sangat populer di Indonesia, terutama di Jakarta. Populernya karena hampir semua tempat di Jakarta akan ditemukan penjual nasi goreng, baik melalui gerobak keliling, warung-warung, restoran, dan hotel. Tentu dengan variasi harga yang berbeda. Satu porsi bisa berkisar dari 5.000 sampai 10.000, bahkan 15.000. Variasi itu juga merambah ke tampilan menu yang memunculkan banyak varian nasi goreng seperti nasi goreng ayam, nasi goreng kambing, nasi goreng seafood, nasi goreng ati ampela, dan bahkan nasi goreng pete. Belum lagi yantg selalu menjadi peneman, kerupuk atau emping.
Nah, karena populernya nasi goreng di Indonesia, wajar jika menu ini sudah menjadi menu nasional Indonesia, dan boleh dibilang menjadi warisan kuliner Nusantara. Wajar juga ketika saya tengah berada di Siem Reap, Kamboja, seorang pemilik hotel yang akan saya inapi, menyalami lalu berkata,
"Nasi goreng sangat populer di Jakarta, ya?" ketika tahu saya dari Indonesia
Saya menjawab dengan yakin,
"Tentu saja,"
Gambaran itu tentu saja menjadi bukti, ya bukti, bahwa nasi goreng merupakan makanan yang betul-betul populer dan merakyat ---soalnya tidak mengenal batasan usia ---di Indonesia. Saking populernya, orang-orang dari luar Indonesia saja tahu.
Tetapi, dari sini timbul pertanyaan, apakah benar nasi goreng merupakan masakan asli Indonesia? Rasa penasaran saya ini lalu saya lanjutkan dengan mencari perihal makanan murah nan praktis itu ---bahkan Sevel membuat nasi goreng beku yang bisa dihangatkan kembali--- di internet. Setelah saya cari-cari dan membaca-baca barulah saya tahu kalau nasi goreng itu asalnya dari Cina. Ini berawal dari 4.000 tahun yang lalu. Nasi goreng, yang dalam bahasa Cinanya disebut Han-Chou, pada awalnya merupakan makanan yang tadinya dingin lalu dihangatkan kembali. Kemunculannya dikarenakan kebiasaan orang-orang Cina yang tidak menyukai makanan dingin dan tidak mau membuang sisa makanan itu. Jadilah, makanan itu dihangatkan dan digoreng bersama dengan bumbu-bumbu penyedap sehingga terciptalah masakan yang lezat.
Dari Cinalah, terutama dari masa Dinasti Siu, nasi goreng menyebar ke luar Cina, khususnya Asia Tenggara, pada abad ke-17. Di sinilah resep nasi goreng dari Cina itu berbaur dengan resep-resep lokal sehingga bisa diketahui di beberapa wilayah Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura berbeda resep dan cita rasanya. Di Indonesia saja ada beberapa varian lokal nasi goreng. Seperti nasi goreng jawa, nasi goreng teri medan, nasi goreng kambing, nasi goreng udang, nasi goreng ikan asin dan nasi goreng aceh. Selain populer di Indonesia dan beberapa negara jiran, nasi goreng atau nasgor juga populer di Belanda. Kepopuleran ini dikarenakan interaksi masa lalu kedua negara di masa kolonial. Lirik lagu dari Wietteke van Dort ini menjadi penegasnya,
Geef mij maar nasi goreng met een gebakken ei Wat sambal en wat kroepoek en een goed glas bier erbij Geef mij maar nasi goreng met een gebakken ei Wat sambal en wat kroepoek en een goed glas bier erbij
Bagi mereka yang menyukai segala sesuatu yang berbau kolonial tentulah akrab dengan lirik lagu yang berjudul Geef Mij Maar Nasi Goreng yang begitu populer hingga sekarang.
Saking populernya juga, wajar jika CNN pada 2011 menempatkan nasi goreng sebagai makanan populer kedua setelah rendang dalam 50 makanan terlezat di dunia. Memang, nasi goreng bisa dibilang tiada duanya. Kesederhanaan dan kefleksibelannya menjadi makanan Indonesia yang tepat saat lapar.
Nasgor...nasi goreng....
0 komentar:
Posting Komentar