Pages

Selasa, 01 Oktober 2013

Antara Jakarta dan Kuala Lumpur

Ini seperti membandingkan bumi dan langit atau sebaliknya. Kedua kota merupakan ibu kota negara masing-masing. Yang satu ibu kota Indonesia. Satunya lagi Malaysia. Kedua-duanya pun boleh dibilang sama-sama kota terbesar dan bahkan superbesar, baik di negara masing-masing dan di Asia Tenggara. Bersanding dengan beberapa kota besar dunia seperti New York, Tokyo, London, dan Paris. Jakarta pun mendapat predikat sebagai ibu kota paling sibuk dan terbesar di Asia Tenggara dengan menggandeng Jabodetabeknya. Menjadikan kota seluas 740.3 kilometer persegi menempati urutan kedua di asia setelah Tokyo dan menempati peringkat ke-17 dunia dari 200 kota yang ada mengalahkan Bangkok, Kuala Lumpur, dan Beijing.

http://stat.ks.kidsklik.com/statics/files/2013/02/1360575572933526818.jpg
lifestyle.kompasiana.com

Akan tetapi "kebesaran" yang dimiliki Jakarta itu pada kenyatannya tidak sebanding dengan isi yang di dalamnya. Istilahnya, kuantiatif lebih mentereng daripada kualitatif. Beberapa masalah sering dan berulang kali mendera kota yang dahulunya merupakan kota kanal yang dibangun Belanda pada abad ke-17. Macet, banjir, polusi udara, permukiman padat penduduk, kemiskinan, kurangnya rasa aman seolah-olah tidak pernah lepas dari kota yang diinginkan Soekarno harus menjadi mercusuar di bumi selatan. Kenyataan-kenyataan yang demikian seringkali membuat beberapa penghuninya sering mengalami stres. Masalah pembangunan yang sering tidak menyertakan tata ruang yang sesuai membuat Jakarta nampak seperti sebuah kota yang diperuntukkan bagi rimba-rimba beton. Taman pun jarang. Kalaupun ada hanya beberapa yang bagus. Transportasi publik seringkali tidak berjalan begitu baik. Adanya TransJakarta yang diharapkan meminimalisasi kemacetan malah sebaliknya seiring dengan bertambahnya pengguna kendaraan bermotor. Kereta api listrik yang menjadi sarana para penglaju sering bermasalah dengan sinyal dan penumpang. Angkot-angkot yang jumlahnya ratusan sering menjadi tidak efektif dengan berhenti di jalan. Akibatnya, mudah ditebak macet. Belum lagi Sungai Ciliwung yang tiap hari semakin menghanyutkan sampah. Wacana pemindahan ibu kota serta alternatif transportasi seperti monorel acap terdengar. Sayang, wacana tinggal wacana jika bercampur dengan kepentingan politis.

Permasalahan yang membuat beberapa penghuninya seringkali menjadi masa bodoh lalu berlari ke luar Jakarta ketika akhir pekan tiba. Sayangnya, bukan ketenangan tetapi malah kepenatan yang didapat kala ke luar Jakarta.

www.mydestination.com


Bagaimana dengan Kuala Lumpur?
Ibu Kota Malaysia ini tampak santai dan adem-ayem saja seperti orang yang tidak sedang menghadapi banyak masalah. Dan itu memang betul. Kota seluas 243.65 kilometer persegi nampak sedang mengalami kejayaannya sebagai sebuah kota yang diharapkan para penduduknya. Bersih, rapi, tenang, bebas polusi, banyak ruang hijau, dan teratur. KL, demikian dipanggil bisa dibilang merupakan sebuah kota yang ramah bagi penghuni dan para penglaju di sekitarnya. Hal itu bisa terlihat ketika Anda menjejakkan kaki di Lapangan Terbang Antarabangsa Kuala Lumpur (KLIA)  yang terletak di Sepang, yang justru jauh dari Kuala Lumpur. Pola letak ini sebenarnya sama dengan letak Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang terletak di Cengkareng, yang berada di luar Jakarta. Namun, di sinilah pintarnya Malaysia. Bandara itu ditaruh di perkebunan kelapa sawit yang jelas-jelas tidak bermasalah ketika di atasnya dibangun bandara karena bukan daerah resapan air. Berbeda dengan Soekarno-Hatta yang dibangun di atas resapan air dan seringkali mengalami banjir pada jalur menuju bandara. Dan macet

Dari KLIA banyak tersedia bisa menuju KL seperti aerobas. Jalan dari bandara ke KL cukup lancar. Berbeda dengan di Jakarta. Ketika tiba KL, tepatnya di KL Sentral, sebuah pemandangan akan keteraturan nampak disuguhkan. Di situlah semua moda transportasi berkumpul. Baik itu taksi, kereta komuter, monorel, kereta bandara, dan bis. Semua terintegrasi dengan baik. Tidak ada angkot seperti mikrolet sama sekali. Yang ada bus setingkat TransJakarta. Bisa dipastikan macet tidak ada. Transportasi seperti komuter berjalan dengan optimal. Bisa dibilang tepat waktu sesuai yang dijadwalkan. Jarang mengalami gangguan sinyal.

Kota yang dibangun di pertemuan Sungai Klang dan Sungai Gombak oleh seorang kapitan Cina pada abad ke-19 itu, sama seperti Jakarta, juga mengalami macet. Namun, pada 1999, untuk mengurangi kemacetan, dibuatlah kota pendamping bernama Putrajaya. Beberapa instansi pun pindah ke kota baru hingga semua tak harus terpusat di KL. Kemudian untuk meningkatkan akses dan produktivitas warganya, dibuatlah monorel dan kereta bandara sehingga segala kemudahan akses pun tersedia di KL. Nampak apa-apa yang diwacanakan menjadi nyata karena tidak bercampur kepentingan politis di dalamnya. Semua untuk kepentingan umum.

Ya, Kuala Lumpur memang sedang di atas langit. Sedangkan Jakarta di bumi. Kuala Lumpur nampak sedang menikmati kemodernannya yang manusiawi. Melewati masa-masa yang menyulitkan. Jakarta pun sebaliknya. Masih berkutat dengan banyak masalah klasik alias itu-itu saja. Meski sekarang Jakarta dalam genggaman Jokowi, masih banyak lika-liku yang harus dihadapi dan dituntaskan. Pembangunan monorel dan subway seperti menemukan titik terang meski prosesnya berbelit-belit. Kanal Banjir Barat dan Timur sedang terus dioptimalisasi meski banjir terus menghantui. KL pun juga mengalami banjir tetapi kota ini nampak sigap dalam menghadapi bencana itu.

Pada dasarnya, ada baiknya, Jakarta belajar dari Kuala Lumpur. Tidak ada salahnya. Belajar bisa dari siapa saja, termasuk dari musuh sendiri. Karena Kuala Lumpur juga belajar dari Jakarta hingga akhirnya bisa melampaui. Kita pun berharap Jakarta seperti KL dan kalau perlu melampaui KL. Yang diperlukan sekarang ialah sikap pemangku kebijakan dalam mengatur tata ruang kota. Buat apa modern tetapi tidak menyejukkan penghuninya tetapi justru menakutkan penghuninya. Dan dari ibu kota lah, cermin sebuah negara terpampang.





2 komentar:

  1. yth :pemilik blog
    izin bagi-bagi info agan
    Mencoba lebih baik dari pada diam. saya yang sudah bergabung di perusahaan okeyprofits.com mengajak anda untuk bergabung dan ikut serta merasakan keuntungan hanya dalam 100 hari. jangan biarkan uang anda diam dan malah berkurang tapi jalankan uang anda 2 x lipat untung 100 hari. minimal deposit 10 usd. Example
    anda deposit 100 usd bonus 20% maka menjadi 120 usd yang akan kami kirimkan, 1 usd x 10 rb ke pusat kalau melalui saya x 9 rb. modal 100 usd itu akan menjadi 200 usd dalam 100 hari. kalau mau ditukar ke rupiah tukar langsung ke pusat atau ke sponsor (sesuai syarat dan ketentuan perusahaan) maka rupiah akan di kirimkan ke bank pribadi anda. bank apapun itu kita akan kirimkan. kepercayaan anda adalah tanggung jawab kami.
    my info 082166643133
    Gabung menjadi referral saya. Bonus Tambah saldo Deposit 20% Untuk Modal Penyertaan min: 100 USD untuk anda
    Referensi Pendaftaran

    Referensi Blog

    Aplikasi Paling Keren

    BalasHapus
  2. Terima kasih infonya...sangat bermanfaat kak :)

    BalasHapus

 

Statistik

Terjemahan

Wikipedia

Hasil penelusuran