Jika
tulisan di blog ini sebelumnya pernah membahas tentang orang-orang bermata
sipit dan berkulit kuning di India, kali ini tulisan ini akan membahasa tentang
orang-orang India namun mempunyai nama yang beraroma Latino.
Jamak
diketahui bahwa mayoritas nama-nama orang India sudah pasti memakai nama
Sansekerta seperti Arjun, Vijay, Shankar, dan Rajiv mengingat juga mereka
beragama Hindu. Sedangkan di luar Hindu seperti Islam akan memakai nama-nama Arab
atau Persia, dan diikuti oleh nama belakang Khan jika ia keturunan Mongol
seperti Salman Khan dan Shahrukh Khan. Lalu bagaimana jika nama-nama orang
India itu seperti nama orang-orang Eropa, dalam hal ini Portugis?
lokaso |
Hal
tersebut sebenarnya bukan sesuatu yang aneh bagi kebanyakan orang India
mengingat nama-nama berbau Portugis ini ada sejak beratus-ratus tahun lalu, dan
sudah bersama-sama masyarakat India yang lain berabad-abad lampau. Akan tetapi
menjadi keanehan tersendiri bagi yang berada di luar India mengapa bisa ada
orang India memakai nama Portugis seperti Remo Fernandes, Leander Paes, dan
Fulganci Cardozo?
Jawabannya
bisa kita kilas balik ke 450 tahun yang lalu tepatnya di salah satu negara
bagian di India, Goa. Bagi kita yang berada di Indonesia tentu sudah tidak akan
asing lagi dengan nama wilayah ini karena di pelajaran sejarah selalu nama Goa
diulang-ulang. Sebab di negara bagian yang terletak di sebelah barat India
inilah Portugis kali pertama menancapkan kaki melalui nama Vasco Da Gama pada
1498. Kedatangan Vasco Da Gama, yang namanya cukup terkenal di Indonesia,
semula hanya untuk mencari rempah-rempah ke asalnya langsung sekaligus membuka
jalur pelayaran ke dunia baru bagi orang-orang Eropa. Akan tetapi,
lama-kelamaan niat itu berubah, dan pada 1510 Portugis melalui Alfonso de
Albuquerque –yang juga menaklukkan Malaka setahun setelahnya-- berhasil
menduduki Goa hingga 1961 setelah mengalahkan Kesultanan Bijapur, pemilik Goa
sebelumnya.
Masuknya
Portugis di Goa jelas mengubah tatanan kehidupan. Goa seperti halnya kota-kota
jajahan Portugis di masa pencarian dunia baru perlahan menjadi begitu Portugis.
Gereja, sekolah, dan kantor pemerintahan ala Portugis dibangun. Kedatangan
Portugis juga dibarengi dengan masuknya Katolik di India, dan Goa menjadi
wilayah pertama di luar Portugis yang menganut Katolik. Tentara Portugis yang tidak membawa pasangan
atau masih sendiri lantas menikahi penduduk lokal, yang kemudian dibaptis dan
diberi nama Portugis. Anak-anak pasangan campuran ini kemudian juga diberi
perlakuan sama. Dari sinilah orang-orang India bernama Portugis muncul.
Ketika
Portugis sedang berjaya di lautan setelah berhasil menguasai Malaka, datanglah
Belanda yang kemudian menguasai beberapa wilayah Portugis seperti Koromandel,
Benggala, Sailan, dan Malaka. Hanya Goa satu-satunya wilayah yang bisa
dipertahankan meski dua kali diblokade. Dan Belanda yang menguasai
wilayah-wilayah itu kemudian mengeksodus para penduduk yang sudah campur-baur
dengan Portugis ke beberapa wilayah jajahan Belanda seperti ke Malaka dan
Batavia. Orang-orang inilah yang disebut kemudian dengan nama Mardijkers yang
merupakan muasal kata merdeka. Disebut demikian karena mereka telah dibebaskan
dari status menjadi tahanan Belanda namun dengan syarat tertentu seperti harus
mengubah keyakinan dari Katolik ke Protestan.
Meskipun
berada lama dalam kekuasaan Portugis, dan bahkan hampir seperti orang Portugis
tidak lantas membuat orang-orang Goa tenang. Mereka malah membenci Portugis
apalagi setelah negara itu mencampuri kebebasan beragama dengan memaksa
penganut Hindu memeluk Kristen. Gerakan perlawanan terhadap Portugis dimulai
sejak abad ke-18 yang kemudian menggema di pertengahan abad ke-20 dan setelah
Perang Dunia Kedua. Puncaknya, India kemudian melancarkan invasi ke Goa untuk
mengusir Portugis pada 1961 setelah mempunyai argumen bahwa Goa adalah milik
India, dan mayoritas orang Goa ingin bergabung ke India.
Russia Beyond |
Itulah
muasal mengapa ada orang India memakai nama Portugis. Orang-orang ini yang
mayoritas adalah Katolik di dalam masyarakat India mempunyai nama seperti Bruno
Coutinho, pesepak bola Negeri Hindi yang pernah meraih penghargaan prestis
berupa Arjuna Award, Dom Moraes, penulis terkenal India, dan Louis Menezes de
Bragança, pemimpin pergerakan Goa Merdeka. Di luar India, ada nama-nama seperti
Tony Fernandes, bos Air Asia, dan Claude Moraes, politikus dari Partai Buruh
Inggris.
Dan,
sepertinya orang-orang ini karena wajah dan postur tubuh seperti orang India
kebanyakan tidak mengalami diskriminasi rasial seperti orang-orang India Timur
Laut. Malah orang-orang Goa ini diberi keistimewaan untuk memegang dwikewarganegaraan, India dan Portugal, terutama bagi yang lahir sebelum 1961, dan juga keturunan-keturunannya. Dan mereka juga diberi keistimewaan untuk mewakili India dalam ajang olahraga negara-negara berbahasa Portugis, Lusophony Games.