Perlunya Kereta Api Supercepat
Jakarta-Surabaya
Jakarta dan Surabaya merupakan dua kota
terbesar di Indonesia. Yang satunya ibu kota Indonesia. Satunya lagi
ibu kota Provinsi Jawa Timur. Antara keduanya terbentang jarak 784
kilometer. Tentu itu merupakan jarak terjauh antara kedua kota yang
berada di Pulau Jawa itu. Kedua kota ini merupakan pusat bisnis untuk
Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Selain itu juga pusat
pemerintahan, pendidikan, hiburan, dan perdagangan. Oleh karena
keduanya memegang peranan penting, tentu dibutuhkan akses antara
keduanya dalam bersimbiosis mutualisme. Akses itu jelas berupa
transportasi. Jakarta dan Surabaya bisa dilalui melalui banyak akses
transportasi. Bisa melalui darat, laut, dan udara. Di darat melalui
jalan darat berupa jalan tol, jalan provinsi, atau jalur rel kereta
api. Di laut melalui Laut Jawa dengan kapal-kapal laut besar atau
kecil, dan di udara dengan pesawat terbang.
http://1.bp.blogspot.com |
Jarak kedua kota yang cukup jauh tentu
mempengaruhi aksesibilitas transportasi yang digunakan. Melalui
kendaraan roda dua atau empat tentu membutuhkan waktu 2-3 hari.
Dengan kereta api 1-2 hari dengan hitungan 10 jam. Kapal laut bisa 3
hari. Sedangkan pesawat terbang hanya 2-3 jam. Bila melihat
aksesibilitas dan hitungan waktu tempuh, kebanyakan akan memilih
pesawat terbang. Disusul kereta api. Wajar jika di beberapa momen
seperti mudik Lebaran atau liburan dan kepentingan berbisnis, kedua
moda transportasi ini selalu menjadi andalan mereka yang menginginkan
kecepatan dan juga ketepatan.
Kenyataannya, meskipun menjadi
transportasi primadona nomor wahid, terdapat beberapa kelemahan
transportasi udara di Indonesia. Jadwal penerbangan yang delay atau
ditunda, pencurian barang di bagasi, pajak bandara, akses ke bandara
yang terhitung lama karena macet, serta maskapai abal-abal menjadi
kelemahan-kelemahan yang kerap ditemukan dalam dunia penerbangan
Indonesia. Kelemahan-kelemahan itu, mau tidak mau, membuat beberapa
orang mengalihkan perhatian ke kereta api. Meskipun lama, di kereta
api diberikan kenyamanan dan keamanan seperti di pesawat terbang.
Belum lagi tarif kereta api yang cukup terjangkau. Dalam beberapa
tahun terakhir, kereta api telah menjadi pilihan alternatif terbesar
selain pesawat terbang untuk ukuran transportasi umum tercepat. Hal
itu dikarenakan perubahan besar-besaran di dalam tubuh kereta api
Indonesia yang dikomandoi Ignatius Jonan. Di tangannya, semua kereta
api dari berbagai kelas didandani rapi dengan diberi AC. Beberapa
tiket dipatok dengan tarif murah dan terjangkau. Beberapa jalur yang
mati dihidupkan kembali dan pemesanan tiket bisa melalui online dan
di agen-agen atau incovenience store
yang dipercaya operator kereta api Indonesia, PT KA. Hal itu membuat
kereta api seperti hidup kembali dari mati suri yang mendera sampai
2008.
Namun, tetap saja kereta api masih
dianggap lama bergeraknya jika dilihat dari waktu tempuh. Jarak
Jakarta-Surabaya yang ditempuh sampai 10 jam dan bahkan bisa molor
karena kendala di tengah perjalanan seperti jalur rel yang terkadang
hanya tunggal dan harus menunggu antrean membuat kereta api tetap
tidak praktis. Beberapa armada kereta Jakarta-Surabaya, bahkan untuk
kelas eksekutif seperti KA Argo Bromo Anggrek hanya berkecepatan 70
sampai dengan 125 km/jam.
http://3.bp.blogspot.com |
Melihat kenyataan itu, pihak
pemerintah, dalam hal ini, Kementerian Perhubungan merasa perlu
membangun sebuah moda transportasi supercepat berbasis rel, yaitu
kereta api supercepat untuk menghubungkan kedua kota tersebut.
Pembangunan kereta api supercepat ini juga didasari kenyataan bahwa
Jakarta dan Surabaya merupakan pundi-pundi ekonomi Indonesia sehingga
dengan adanya percepatan jarak tempuh dari 10 jam ke 3 jam akan
menambah gairah para pebisnis itu sendiri ketika hendak berinvestasi.
Selain itu, keberadaan kereta supercepat ini akan meningkatkan
mobilitas manusia kedua kota, baik untuk berwisata atau kegiatan
lainnya. Proyek kereta supercepat Indonesia yang dinamai Argo Cahaya
itu dimunculkan pada 2012 dengan kecepatan mencapai 300 km per jam.
Kereta ini akan mengambil bentuk shinkansen, kereta api supercepat
Jepang. Karena itu, untuk pembiayaan dan pembangunan infrastruktur
serta pengerahan tenaga ahli dikerahkan dari Jepang yang dinilai ahli
dalam kereta supercepat.
Sempat hilang, proyek kereta supercepat
ini muncul kembali pada 2014. Rute yang tadinya hanya
Jakarta-Surabaya ditambah mengarah ke Bandung meskipun dinilai tidak
layak. Biayanya pun mencapai Rp 150-200 trilyun. Sebuah biaya yang
cukup fantastis mengingat membangun kereta supercepat perlu trek
khusus berupa rel lurus dan kelokan yang tidak terlalu menikung serta
tanjakan yang tidak terlalu menanjak. Bila keadaan rel tidak seperti
yang dipersyaratkan, dikhawatirkan akan mengganggu perjalanan kereta
api. Biaya yang sedemikian mahal pada akhirnya juga mengundang
kepesimisan dari berbagai pihak dan juga membuat kesimpulan bahwa
Indonesia tidak memerlukan kereta api supercepat sekalipun. Hal
itulah yang diungkapkan Ignatius Jonan, CEO PT KA. Ia menginginkan
adanya pemerataan infrastruktur di luar Jawa. Belum lagi adanya
kekhawatiran bahwa keberadaan kereta akan mematikan pesawat terbang
meskipun tiket kereta dipatok lebih mahal, sekitar Rp 500.000. Namun
ada juga yang menginginkan proyek kereta api supercepat ini segera
direalisasikan supaya bisa dinikmati 6 tahun mendatang. Selain bisa
menghubungkan kedua kota dalam hitungan jam, transportasi ini juga
bisa mengurangi kemacetan yang kerap terjadi, terutama di Tol
Pantura. Bahkan, Dahlan Iskan, Menteri BUMN menginginkan proyek
kereta api supercepat ini dibangun beriringan dengan proyek Jalan Tol
Laut Pantura.
Kereta Api Supercepat dan Sejarahnya
Kereta api supercepat atau high speed
train memang masih merupakan barang baru di Indonesia sebab
kehadirannya akan dianggap serba 'wah'. Namun di beberapa negara
seperti Jepang, Prancis, dan Cina keberadaan kereta api jenis sudah
menjadi sesuatu yang biasa dan dirasakan perlu. Beberapa kota seperti
Tokyo, Paris, dan Beijing bisa terhubung dengan kota-kota lainnya
hanya dalam hitungan jam. Bukan hanya dengan kota di dalam negeri
melainkan juga di luar negeri. Itulah yang terjadi di Eropa.
http://upload.wikimedia.org |
Jepang merupakan negeri
pelopor pertama kereta api supercepat. Pada 1964, dengan Shinkansen,
Jepang berhasil menghubungkan Tokyo dengan Osaka dalam waktu hanya 3
jam dengan kecepatan 250 km per jam. Shinkansen, yang berarti jalur
lurus baru, dan sebenarnya bukan mengacu pada nama kereta, dihadirkan
untuk menjawab keresahan Pemerintah Jepang terhadap kepadatan di
jalan raya dan jalur rel kereta api pasca Perang Dunia ke-2. Sukses
Jepang itu kemudian diikuti Prancis yang menghadirkan TGV pada era
80-an dengan kecepatan mencapai 300 km per jam menghubungkan Paris
dan Lyon. TGV pun kemudian dijadikan patokan bagi berbagai kereta api
cepat di Eropa sejak itu. Keberhasilan Prancis itu kemudian ditiru
beberapa negara Eropa lain seperti Spanyol, Jerman, dan Italia.
Bahkan Italia pun memperkenalkan teknologi “tilt” yang
memungkinkan kereta api supercepat bisa bergerak di rel konvensional
sekalipun tanpa harus memakai rel khusus seperti di Jepang. Teknologi
tilt ini kemudian juga dipakai di seberang Eropa, tepatnya di Amerika
Serikat yang mempunyai kereta api supercepat bernama Acela Express
dan menghubungkan Washington-Boston.
wikipedia.org |
railway-technology.com |
Kereta api supercepat
adalah moda transportasi darat yang bergerak sangat cepat dari
transportasi rel konvensional dengan menggunakan kereta khusus dan
melaju di atas rel yang juga khusus. Tentang kecepatan, Uni Eropa
menyatakan mencapai 200 km untuk kecepatan minimum dan maksimum di
atasnya. Mengenai standar kecepatan yang demikian, International
Union of Railways agak berbeda. Bahwa tak semua bisa digolongkan
kereta api supercepat meskipun mempunyai kecepatan 200 km. Inilah
yang terjadi pada kereta api antar-kota di Eropa seperti IC (Jerman)
dan Intercite (Prancis). Organisasi kereta api sedunia ini menganggap
keduanya termasuk kereta api konvensional.
Kereta api supercepat
adalah moda transportasi darat berbasis rel yang menggabungkan antara
teknologi motor dengan pesawat terbang. Kereta ini digerakkan oleh
tenaga listrik melalui pantograf yang terpasang di badan atas kereta.
Jepang memang dianggap sebagai pionir kereta api supercepat namun
dalam sejarah yang sebenarnya Jermanlah yang memulai memperkenalkan
dan mengembangkan tipe kereta jenis itu. Ini terjadi pada 1899 ketika
perusahaan kereta negara Prussia mengembangkan dan mengelektrifikasi
jalur kereta sejauh 72 kilometer antara Marienfelde dan Zossen.
Kereta yang digunakan ialah buatan Siemens-Halske. Pada 15 Mei 1933,
Deustche Reisbahn-Gessellschaft memperkenalkan Fliegender-Hamburger
yang menghubungkan Hamburg dan Berlin dengan kecepatan mencapai 160
km per jam. Itu berarti, Jepang hanya memperbaharui atau berinovasi
dalam teknologi kereta supercepat yang kemudian melahirkan
kebangkitan kembali kereta supercepat di Eropa. Pasca Perang Dunia
ke-2, Jepang dan Eropa memang fokus pada pengembangan dan pembangunan
transportasi berbasis rel, terutama kereta api supercepat. Ini agak
berbeda dengan Amerika Serikat yang lebih mengutamakan pembangunan
jalan tol sehingga pembangunan dan pengembangan kereta api supercepat
di Amerika terbilang lambat.
Berdasarkan
persebarannya, hanya sedikit negara di dunia yang mempunyai kereta
api supercepat. Kebanyakan berada di Eropa. Sebagian di Asia Timur
seperti Jepang, Taiwan, Cina, dan Korea Selatan. Negara-negara yang
mempunyai kereta api supercepat ialah:
- Amerika Serikat
- Uzbekistan
- Portugal
- Spanyol
- Prancis
- Inggris
- Italia
- Jerman
- Belanda
- Belgia
- Rusia
- Finlandia
- Republik Ceska
- Finlandia
- Swedia
- Norwegia
- Turki
- Swiss
- Polandia
- Cina
- Taiwan
- Korea Selatan
- Jepang
- Denmark
- Austria
Dari 25 negara itu,
beberapa di antaranya merupakan kereta supercepat lintas negara
seperti Prancis, Inggris, dan Belgia yang mempunyai Eurostar,
Jerman-Austria (ICE T), Jerman-Denmark (ICE TD), Austria-Republik
Ceska (Railjet), Finlandia-Rusia (Sm6), Prancis-Belgia-Jerman-Belanda
(Thalys), Italia-Swiss (ETR 470 dan 610), dan Belanda-Belgia (V250).
Dari kesemua kereta supercepat itu, Prancis bisa berbangga karena
mempunyai kereta supercepat yang rekor kecepatannya mencapai 574. 8
km per jam. Kereta itu ialah TGV POS.
rail-pictures.com |
Selain 25 negara itu beberapa
negara dikabarkan hendak membangun kereta supercepat. Negara-negara
itu, antara lain:
- Indonesia
- Malaysia
- Singapura
- Thailand
- Arab Saudi
- Brasil
- Filipina
- Maroko
- Australia
- Argentina
- India
- Latvia
- Yunani
- Vietnam
- Hong Kong
- Kanada
Kesimpulan
Jika melihat keadaan di
atas, tepat rasanya Indonesia mempunyai kereta api supercepat. Tentu
ini bukan untuk gaya-gayaan tetapi melihat pada urgensi penggunaan
transportasi berbasis rel itu untuk mobilisasi cepat menghindari
kemacetan dan kepentingan ekonomis, baik untuk perdagangan dan
pariwisata. Meskipun terlihat akan mahal dari segi harga, keberadaan
kereta api supercepat diyakini mampu mendongkrak pendapatan negara
apabila ada kereta supercepat yang dikhususkan juga untuk angkutan
barang. Keberadaan kereta supercepat merupakan pertanda majunya
sebuah negara. Kenyataannya, membangun kereta api supercepat ini
tidak semudah membalikkan tangan. Perlu upaya dan proses serta
kebijakan para stakeholder mengenai pengadaan moda transportasi ini.
Setidaknya, pengadaan dan pembangunan kereta api supercepat bukan
sekadar wacana di media massa. Apabila sekadar wacana, ia hanya akan
menjadi proyek di atas kertas dan pada saat itu lagi-lagi Indonesia
hanya bisa menjadi penonton majunya para jiran.
0 komentar:
Posting Komentar