Tribun Bali |
Gelar juara yang diraih sejak tanggal 2 Desember seusai mengalahkan Semen Padang langsung disambut gemuruh Semeton, suporter setia Bali United yang tampak tidak sabar menyaksikan seremoni penyerahan trofi juara Liga 1 2019.
Sehari setelah pertandingan, 23 Desember 2019, selebrasi lanjutan langsung diadakan dengan meriah melalui konvoi bertajuk Parade Budaya. Pulau Bali pun bersuka cita.
Keberhasilan Bali United ini menjadikannya sebagai klub pertama dari luar pulau-pulau besar di Indonesia yang berhasil juara liga sepanjang sejarah sepak bola Tanah Air.
Berkat Bali United pula, sepak bola Bali kembali bergairah setelah terakhir di era Galatama dan Liga Indonesia ada Gelora Dewata yang kemudian hijrah ke Sidoarjo menjadi Delta Sidoarjo.
Tentu saja di balik keberhasilan Serdadu Tridatu ini ada 6 fakta menarik untuk diungkapkan. Apa saja itu?
Bukan asli Bali
Tribun Bali |
Klub sepak bola ini aslinya adalah Persisam Putra Samarinda dari Samarinda, Kalimantan Timur.
Karena mengalami masalah finansial dan pailit, pada 2014 klub dijual kepada Peter Tanuri, bos ban Achilles.
Oleh Peter klub diboyong ke Bali pada 2015. Peter kemudian mengubah nama klub dan menjadi CEO Bali United.
Memodernisasi stadion
Kompas.com |
Hal itu terlihat dari dipolesnya Stadion Kapten I Wayan Dipta menjadi stadion sepak bola yang modern setelah sebelumnya terlihat tidak bernyawa.
Pemolesan stadion juga diiringi dengan pengelolaan bersama Bali United dengan Pemkab Gianyar.
Dengan hal tersebut klub sepak bola Bali itu berhak memasang brand di stadion untuk menambah nilai jual.
Tak lupa Stadion Kapten I Wayan Dipta juga menjadi stadion pertama di Indonesia yang punya official merchandise store dan kafe di bawah tribun.
Melantai di bursa efek
Kompas.com |
Di bawah bendera PT Bali Bintang Sejahtera, Bali United menawarkan saham sebesar 2 milyar unit atau 33, 33% kepada publik yang kemudian mendapatkan respons balik seharga Rp 730 milyar.
Bali United menjadi klub sepak bola pertama di Asia Tenggara dan kedua setelah Guangzhou Evergrande dari Cina.
Langkah Bali United kabarnya juga akan diikuti klub-klub lain seperti Arema, Persib, dan Persija.
Pemasok sponsor untuk klub lain
Kumparan |
Selain karena iklim berinvestasi sepak bola Indonesia yang belum menjanjikan, juga karena belum begitu profesionalnya pengelolaan sepak bola Tanah Air.
Bali United yang memang mapan secara finansial diketahui membantu klub-klub Indonesia lainnya seperti Arema, Semen Padang, PSIS, dan PSS mendapat bantuan finansial dari Bali United.
Adalah PT Kreasi Anak Bangsa, salah satu anak perusahaan pengelola Bali United yang menjadi agensi untuk sponsor.
Karena di bawah agensi yang sama tidaklah mengherankan jika keempat klub yang mendapat bantuan ini mempunyai sponsor yang sama di jersi.
Jersi model baju balap dan apparel sendiri
Bali United Store |
Tak terkecuali Bali United yang tampil dengan jersi yang hampir seluruhnya ditutupi iklan.
Keberadaan iklan yang banyak ini dianggap merusak estetika.
Namun ada yang membela bahwa yang dilakukan klub Bali ini semata untuk kepentingan praktis, yaitu mengenalkan para sponsor itu ke khalayak.
Selain jersi balap, Bali juga mandiri dalam memproduksi jersinya alias tidak bekerja sama dengan apparel mana pun.
Seharusnya juara pada 2017
Bola.com |
Kala itu Bali United bersaing dengan Bhayangkara FC dalam perebutan gelar juara.
Saat itu Bali United ada di puncak klasemen namun tiba-tiba digeser oleh Bhayangkara FC yang diberi menang WO 0-3 atas Mitra Kukar oleh Komdis PSSI.
Posisi itu membuat Bhayangkara FC unggul head to head sehingga berhak dinyatakan juara.
Kejadian aneh inilah yang membuat geleng-geleng banyak pihak termasuk Sylvano Comvalius, striker Bali kala itu yang menyebut Liga 1 adalah liga sirkus.
0 komentar:
Posting Komentar