Chipset merupakan Hal Penting
Canva |
Selain wujud dan kamera, ternyata chipset juga merupakan hal
yang penting kala kamu ingin membeli sebuah ponsel.
Mengapa? Karena dengan chipsetlah kamu bisa mengetahui
performa ponselmu; cepat atau lambat terutama dalam mengunduh aplikasi.
Chipset pada sebuah ponsel itu ibarat sebuah otak layaknya
CPU pada komputer. Dari chipset pula bisa diketahui seberapa bagus ponselmu
dalam mengolah data-data yang ada di dalamnya.
Keberadaan suatu chipset pada ponsel juga berkaitan dengan
RAM. Melalui RAM-lah, chipset bisa membuka dan mengakses aplikasi dengan mudah.
Intinya, chipset itu hal yang wajib ada pada sebuah ponsel,
dan bisa diibaratkan dengan manusia dan otak.
Manusia baru bisa bekerja jika menggunakan otaknya. Begitu
juga ponsel bisa bekerja jika chipset di dalamnya bergerak mengolah setiap data
yang masuk dan keluar.
Chipset-chipset Jadi
Epiclopedia |
Dewasa ini, banyak sekali ponsel yang menggunakan chipset-chipset
unggulan. Mulai dari Snapdragon besutan Qualcomm, Helio buatan MediaTek, hingga
Atom dari Intel, perusahaan yang notabene lebih banyak memproduksi chipset pada
komputer.
Dari banyak chipset unggulan itu, tentu saja Snapdragon
menjadi yang terdepan. Chipset buatan perusahaan yang bermarkas di California,
AS, ini telah banyak dipakai oleh banyak ponsel terutama yang berbasis pada
Android.
Sebut saja Samsung, LG, Xiaomi, Oppo, Vivo, Sony, dan
lainnya. Alasan utama penggunaan chipset buatan Qualcomm lebih karena teknologi
yang kekinian, performa yang lebih cepat dan daya yang efisien, serta mempunyai
fitur-fitur yang berlimpah.
Namun, tidak selamanya vendor ponsel menggantungkan
performanya pada chipset jadi. Tercatat ada beberapa vendor yang menciptakan chipset
sendiri untuk produk-produknya.
Alasan utamanya adalah karena benefit yang akan dihasilkan.
Selain itu, produsen bisa menghemat pengeluaran.
Vendor ponsel juga bisa mengeksploitasi kemampuan
produk-produk mereka secara mendalam, dan fitur-fitur yang ada pun bisa jadi
lebih baik.
Nah, apa saja sih vendor-vendor ponsel yang punya chipset sendiri?
Berikut ini 5 vendor ponsel yang punya chipset mandiri. Yuk, mari simak!
Vendor-vendor Ponsel yang Punya Chipset Mandiri
Apple
9to5Mac |
Sejak awal kemunculannya pada 2007 silam, vendor ponsel asal
AS ini memang lekat dengan kesan ekslusif pada produknya yang ternama, iPhone.
Mulai dari desain, layar, kamera, sistem operasi, toko
aplikasi, hingga chipset. Ya, Apple selama eksistensinya telah mempunyai chipset
sendiri yang bernama serupa.
Chipset Apple pertama kali dibenamkan pada iPhone generasi
pertama dengan nama A Series, dan digunakan untuk banyak seri Iphone, iPod,
iPad, dan Apple TV.
Terakhir, Apple membenamkan chipset ini pada produk teranyar,
seri iPhone 11, dengan nama A13 Bionic.
Chipset teranyar ini punya kemampuan pembelajaran mesin 6
kali cepat daripada chipset kompetitor.
Selain itu, A13 Bionic menjadi chipset yang terintegrasi
secara penuh, yang dapat menyeimbangkan daya dan performa sehingga tentu saja
akan memuaskan pengguna.
Apple juga memproduksi prosesor S Series untuk Apple Watch,
T Series untuk Macbook, W dan H Series untuk AirPods, serta U Series untuk seri
iPhone 11.
Samsung
Samsung |
Samsung selama ini dikenal sebagai kompetitor sejati Apple
yang lekat dengan chipset-chipset jadi seperti Atom dari Intel, dan tentu saja
Snapdragon dari Qualcomm.
Namun, ternyata sejak 2010 vendor ponsel ternama asal Korea
Selatan mempunyai chipset mandiri yang diberi nama Exynos.
Exynos yang dahulunya bernama Hummingbird S5PC110 itu sudah
dibenamkan ke dalam Samsung Galaxy S, yang seterusnya diaplikasikan ke semua
produk Samsung, bercampur dengan Snapdragon dan Helio.
Rupanya, Exynos juga diinginkan oleh Samsung sebagai chipset
yang bisa dipakai oleh ponsel luar. Hasilnya adalah Exynos 980 pada Vivo X30
dan X30 Pro.
Hal ini tentu saja berbeda dari Apple yang memang pelit dan
agak protektif terhadap produk-produk dan teknologi-teknologinya.
Exynos 980 adalah chipset yang bisa terkoneksi dengan
jaringan 5G, berkemampuan AI, dan mempunyai konsumsi daya yang efisien sehingga
mampu menghemat ruang.
Huawei
Huawei |
Vendor ponsel asal Cina, Huawei, juga memproduksi chipset
sendiri bernama Kirin buatan anak perusahaan, HiSilicon.
Ponsel pertama perusahaan tersebut yang memakai Kirin adalah
Honor, produk yang kemudian menjadi anak perusahaan Huawei.
Ponsel Huawei itu memakai Kirin 620 pada 2014. Selanjutnya,
semua produk Huawei memakai Kirin hingga yang terakhir, P40 dan P40 Pro, akan
memakai Kirin 990.
Chipset anyar ini diklaim punya performa lebih baik daripada
Snapdragon 865, dengan single-core 10% lebih baik.
Xiaomi
Gadgetren |
Vendor asal Cina lainnya yang juga mempunyai chipset sendiri
adalah Xiaomi. Nama prosesornya adalah Surge S1 yang dirilis pada 2017, dan
dibenamkan dalam ponsel Mi 5C.
Kelebihan dari prosesor mandiri ini adalah performanya yang
mampu mengalahkan Snapdragon 625 melalui sebuah uji coba benchmark GFXBench.
Hal itulah yang digembar-gemborkan pihak Xiaomi saat
peluncuran Mi 5C. Fitur yang dipunyainya bisa mencegah kebocoran data, dan
hadir dengan pembaruan data secara OTA.
Meski begitu, prosesor dengan arsitektur octa-core itu
ternyata tidak begitu menggema di pasaran karena memang kualitasnya yang belum
benar-benar teruji.
Pada akhirnya, Surge S1 hanya dipakai pada satu ponsel, dan
Xiaomi pun kembali memakai prosesor jadi yang sudah ada, Snapdragon.
Kabarnya, Surge S2 sebagai penerus S1 tengah dalam
pengerjaan, dan belum diketahui apakah dirilis atau tidak sama sekali.
Oppo
Selular |
Langkah Apple, Samsung, Huawei, dan Xiaomi, juga diikuti
oleh Oppo. Perusahaan yang bermarkas di Guandong, Cina, ini mempunyai chipset
mandiri yang diberi nama M1.
Prosesor mandiri yang dikerjakan oleh Speadtrum dan MediaTek
ini akan menjadi prosesor pelengkap pada Oppo Find X2 yang rencananya rilis
pada kuartal pertama 2020.
Fungsi M1 adalah untuk mengurangi daya konsumsi secara
efektif akibat penggunaan refresh rate 120Hz pada ponsel tersebut serta
sebagai pendukung resolusi.
Bisa jadi, Oppo akan menjadikan M1 sebagai chipset utama
pada ponsel-ponsel keluaran berikutnya.
Kesimpulan
Itulah tadi 5 vendor ponsel yang punya chipset mandiri.
Langkah para pabrikan ini patut ditiru jika mengacu pada benefit, efisiensi,
dan efektivitas sehingga bermanfaat untuk ke depannya.
Tentu saja kemandirian ini membuahkan beberapa risiko yang
berujung pada kegagalan apabila jika tidak dipersiapkan melalui perencanaan dan
riset yang bagus seperti Surge S1 dari Xiaomi.
Sehingga langkah terbaik adalah seperti yang dilakukan Oppo
dengan memasukkan M1 sebagai prosesor tambahan untuk sementara.
Sedangkan Apple, Samsung, dan Huawei, bisa sukses untuk chipset
mandirinya dikarenakan perencanaan yang mapan serta riset yang begitu kuat.
Nah, adakah dari 5 vendor itu yang merupakan favoritmu?
0 komentar:
Posting Komentar