Jobrapido |
Kedua generasi ini beranggapan, bekerja di sebuah perusahaan startup merupakan impian karena jam kerja yang fleksibel, suasana yang casual dan santai tidak seperti korporat atau bekerja kantoran yang kaku.
Selain itu, startup menjadi lahan untuk mengeluarkan ide-ide cemerlang serta berpikir kreatif yang dalam korporat belum
tentu ada.
Apalagi dalam startup juga tidak ada batasan antara atasan
dan bawahan. Semua sama dan bersifat kolegial. Itu berarti kamu pun bisa
kongkow bareng bersama atasanmu.
Dan, startup pada dasarnya lebih memperhatikan hasil kerja
daripada kehadiran sehingga beberapa pekerjaan bisa dikerjakan dari rumah,
kafe, serta taman.
Ditambah lagi gaji bekerja di sebuah perusahaan startup bisa
di atas rata-rata gaji orang kantoran atau UMR.
Sungguh situasi dan kondisi yang begitu indah yang membuat
kamu pastinya akan memantapkan hati bekerja di perusahaan rintisan begitu lulus
kuliah atau hendak mencari tempat kerja lain.
Meski begitu, sebelum kamu benar-benar meyakinkan diri
terjun dalam sebuah startup, ada baiknya kamu mengetahui dulu lalu memahami
apakah memang kamu pantas bekerja di dalamnya.
Nah, di bawah ini adalah hal-hal untuk mengukur hal
tersebut. Yuk, mari simak!
Hal-hal yang Perlu Kamu Siapkan Ketika Bekerja di Perusahaan Startup
Kamu Dituntut Punya Pace Tinggi
Cardigan |
Kalau kamu gemar berlari, baik pagi, siang, sore, atau
malam, kamu pasti tahu yang namanya pace jika memakai aplikasi lari.
Ya, pace untuk mengukur kemampuan lari kamu akan
digunakan ketika kamu bekerja di startup. Misalkan ketika kamu berlari 5
kilometer dengan pace 7, kamu akan mendapatkan waktu 35 menit, waktu
yang standar untuk mereka yang kemampuan larinya sedang-sedang saja.
Tentu saja pace seperti itu tidak akan berlaku di startup
yang menginginkan standar pace lari cepat atau sprint layaknya
Usain Bolt.
Dengan pace seperti sprinter kamu dituntut
untuk memelajari segala sesuatunya dengan cepat termasuk deskripsi pekerjaan kamu
sendiri.
Apabila kamu tidak seperti itu, dipastikan atasan kamu kemungkinan
tidak segan-segan mengeluarkan kamu.
Jadi, apabila kamu tidak punya pace seperti seorang sprinter
disarankan jangan melamar kerja di startup yang ujung-ujungnya bisa menyebabkan
stres.
Kamu Dituntut untuk Multitasking
Inc42 |
Perusahaan startup adalah perusahaan yang memang
benar-benar dirintis dari awal dengan modal yang bisa jadi seadanya, dan pegawainya
pun sedikit.
Pada titik ini, kita tidak perlu membahas startup yang sudah
mapan. Kita membahas yang kecil saja. Dalam situasi ini kamu melamar berdasarkan
pekerjaan di lowongan di startup kecil.
Kamu merasa punya kemampuan dan kultur kantor yang cocok
namun kamu tidak menyadari dalam prakteknya kamu harus multitasking membantu
membenahi divisi lain yang kekurangan orang.
Tentu saja kamu kaget karena belum pernah melakukan hal itu
sebelumnya. Akan tetapi kamu harus melakukan supaya target perusahaan tercapai.
Mungkin tidak masalah buat kamu yang sering atau terbiasa
dengan multitasking karena berpikiran bahwa bekerja harus bisa
segalanya.
Namun bermasalah bagi yang sebaliknya karena akan menghilangkan
fokus pada pekerjaan yang dilamar, dan pekerjaan yang dilamar itu akhirnya
malah tidak selesai.
Akibatnya, kamu malah kena omelan bos, dan selanjut-lanjutnya
tanpa SP1, SP2, dan SP3 bisa langsung dikeluarkan.
Jadi, sebaiknya kamu jangan melamar ke startup kalau
memang tidak bisa multitasking, dan lebih fokus pada kemampuan yang
dipunya.
Kamu Harus Rela Diganggu Pekerjaan demi Target yang Kelewatan
Entrepreneurship in a box |
Bekerja di startup sudah harus siap dengan konsekuensi
bernama target yang terkadang ditetapkan kelewatan, dan tidak masuk akal demi terus mendapatkan dan mempertahankan pendanaan.
Ini sebagai akibat dari startup itu sendiri yang
pendanaannya dari investor hingga berkali-kali lipat, dan investor pun meminta balik
modal juga dengan berkali-kali lipat.
Tentu saja, permintaan balik modal ini yang jadi tantangan
sebuah startup. Banyak startup yang tidak bisa menyanggupi
sehingga akhirnya ditinggal dan bangkrut.
Karena hal itulah, kamu jangan terkejut kala bosmu meminta
target pekerjaanmu per harinya melebihi target yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Akibat target ini kamu harus merelakan hidupmu bekerja
seharian sampai larut bahkan ketika pulang dan pada akhir pekan atau cuti masih
harus meladeni pekerjaanmu itu.
Waktumu banyak yang tersita, dan kamu bermasalah
dengan lingkungan sosialmu. Nah, sebaiknya jika kamu tak mau diganggu pekerjaan
melulu sebaiknya jangan melamar ke startup.
Kamu Benar-Benar Harus Kreatif Setiap Hari
The European Bussines Review |
Menjadi orang yang bisa berpikir dan bertindak kreatif,
serta mengemukakan ide-ide yang cemerlang adalah anugerah dari Tuhan.
Apalagi jika anugerah itu diterapkan di dalam startup
yang memang benar-benar menginginkan kreativitas out of the box.
Namun hal seperti itu malah bisa menjadi bencana jika setiap
harinya kamu dituntut untuk berpikir kreatif dan menghasilkan sesuatu yang fresh
from the oven demi menghadapi persaingan dengan kompetitor.
Sayangnya, kapasitas otak manusia itu terbatas, dan
karenanya tidak semua itu bisa dilakukan setiap hari.
Pemaksaan kerja otak ini yang akan mengakibatkan tumpul dan stres
sehingga kamu angkat tangan untuk bekerja di startup.
Apabila kamu orang yang berpikir bahwa kreativitas tidak
harus setiap hari dilakukan sebaiknya jangan melamar ke perusahaan rintisan.
Kamu Jangan Berharap Pada Ijazah
The Balance Career |
Ingat, startup itu tidak sama dengan korporat, baik
itu swasta maupun pemerintah, yang mementingkan ijazah dalam setiap lamaran.
Startup itu adalah perusahaan out of the box
dan bukan in the box. Yang dilihat itu bukan ijazah melainkan efektivitas
dan hasil dalam bekerja.
Jadi, apabila kamu berharap pada ijazah, sebaiknya kamu
melamar saja pada perusahaan-perusahaan yang butuh ijazah.
Kamu Jangan Berharap Pada Tunjangan
Wikihow |
Namanya juga startup ya tentu saja kamu jangan
berharap banyak perusahaan yang demikian bisa memberikan tunjangan atau bonus.
Apalagi jika perusahaannya belum punya kantor alias berbagi
ruang atau coworking space. Gaji yang kamu dapatkan itu sudah termasuk
uang makan dan lain-lain.
Jadi, cara berpikir kamu harus diubah bahwa ini bukanlah
badan pemerintah atau badan swasta yang mapan yang masih memberikan tunjangan
meskipun kamu sudah pensiun.
Kalau kamu masih berpikir tunjangan dan lain-lain, ya sebaiknya
jangan melamar ke startup. Melamar saja ke perusahaan mapan.
Kesimpulan
Nah, itulah ciri-ciri orang yang dibutuhkan oleh sebuah startup.
Berpikir kreatif saja ternyata tidak cukup, tetapi kamu juga dituntut untuk
selalu mobile, dan bahkan tanpa henti.
Kalau kamu orang yang berpikiran rasional dan logis serta
tangguh dan tahan tekanan yang kelewatan, ya sepertinya kamu memang orang yang
cocok untuk startup.
Tapi kalau sebaliknya, ya jangan atau mundur saja daripada
harus menghabiskan banyak waktu di sana dengan percuma.
Dan, kalau kamu orang yang gemar mempelajari hal-hal baru, terbuka
dengan hal-hal baru tersebut serta ingin meningkatkan kemampuan, startup adalah
tempatnya.
Siapa tahu dengan tambahan kemampuan itu kamu malah bisa
meloncat ke perusahaan yang sudah mapan untuk meniti karier lebih tinggi atau
berwirausaha serta membuka lapangan pekerjaan baru.
0 komentar:
Posting Komentar