India. Nama sebuah negara yang akrab di telinga kita. Nama sebuah negara yang selalu muncul dalam kehidupan sehari-hari. Dan nama sebuah negara yang pengaruhnya begitu kuat sejak masa lampau hingga sekarang.
Bila berbicara mengenai India, pikiran kita sudah pasti tertuju pada yang disebut dengan Bollywood, tari-tarian, dan cerita menjual mimpi yang sarat dengan drama, intrik, hingga yang populer disebut orang "nangis Bombay". Kenyataannya memang demikian, India salah satu negara penyumbang budaya populer dewasa ini seiring dengan kemajuan yang dicapai negara berpenduduk 1 milyar tersebut.
Pada masa sebelum tren budaya populer meraja, India akan selalu dikenal oleh para sejarawan sebagai negara yang sudah bisa melakukan praktek indianisasi di luar negaranya, termasuk Nusantara. Para sejarawan seperti Krom, Brandes begitu percaya dengan hal itu. Hal demikian dikarenakan dilihatnya dengan mata kepala sendiri praktek-praktek indianisasi dalam masyarakat Nusantara. Mulai dari masuknya ajaran Hindu-Budha, pembuatan candi, penyerapan nama-nama India yang lazim ditemukan pada masyarakat Nusantara seperti Wisnu, Bima, Arjuna, dan Arimbi, penyerapan cerita-cerita seperti Ramayana dan Mahabharata, serta penyerapan mitologi, khususnya dalam Mitologi Jawa. Meskipun begitu, praktek-praktek indianisasi tidak begitu kental dikarenakan masyarakat Nusantara mempunyai semacam kearifan lokal dengan menyertakan unsur-unsur lokal yang dirasa sesuai dengan kepribadian masyarakat Nusantara itu sendiri.
India, negara yang dikenal dengan nama anak benua Asia itu, memang juga populer dalam pelajaran sejarah mengenai peradaban dunia. Kita tentu mengenal Mohenjo Daro-Harappa. Juga Mahatma Gandhi dan Jawaharlal Nehru jika berbicara mengenai sejarah pergerakan kemerdekaan di sana. Bahkan nama terakhir akrab dengan Bung Karno sebagai sama-sama pelopor kemerdekaan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Dalam bahasa dan pengalaman kebudayaan, nyatanya India membawa pengaruh yang cukup besar. Bahasa di Nusantara, terutama bahasa Indonesia, menyerap beberapa kata dari India seperti khintu untuk pintu, vancana untuk bencana, dan bhusana untuk busana. Dalam pengalaman budaya, yaitu adanya konsep singa di Nusantara, yang padahal di Nusantara sendiri bukanlah habitat singa, melainkan harimau.
Pengaruh India memang cukup kuat dewasa ini, terutama dalam bidang hiburan di Nusantara. Musik dangdut bisa menjadi contoh di samping film-film sinetron bergaya India, yang lebih menjual intrik dengan latar belakang keluarga berada yang terkadang harus diselesaikan dengan air mata dan balas dendam.
Itulah India, negara yang kini mencoba menjadi negara adidaya baru bersama-sama dengan Cina dan Rusia, nyatanya telah mempunyai akar sejarah yang panjang di Nusantara ini. Bisa dibilang India itu memang benar-benar lekat dengan kita.
Bila berbicara mengenai India, pikiran kita sudah pasti tertuju pada yang disebut dengan Bollywood, tari-tarian, dan cerita menjual mimpi yang sarat dengan drama, intrik, hingga yang populer disebut orang "nangis Bombay". Kenyataannya memang demikian, India salah satu negara penyumbang budaya populer dewasa ini seiring dengan kemajuan yang dicapai negara berpenduduk 1 milyar tersebut.
Pada masa sebelum tren budaya populer meraja, India akan selalu dikenal oleh para sejarawan sebagai negara yang sudah bisa melakukan praktek indianisasi di luar negaranya, termasuk Nusantara. Para sejarawan seperti Krom, Brandes begitu percaya dengan hal itu. Hal demikian dikarenakan dilihatnya dengan mata kepala sendiri praktek-praktek indianisasi dalam masyarakat Nusantara. Mulai dari masuknya ajaran Hindu-Budha, pembuatan candi, penyerapan nama-nama India yang lazim ditemukan pada masyarakat Nusantara seperti Wisnu, Bima, Arjuna, dan Arimbi, penyerapan cerita-cerita seperti Ramayana dan Mahabharata, serta penyerapan mitologi, khususnya dalam Mitologi Jawa. Meskipun begitu, praktek-praktek indianisasi tidak begitu kental dikarenakan masyarakat Nusantara mempunyai semacam kearifan lokal dengan menyertakan unsur-unsur lokal yang dirasa sesuai dengan kepribadian masyarakat Nusantara itu sendiri.
India, negara yang dikenal dengan nama anak benua Asia itu, memang juga populer dalam pelajaran sejarah mengenai peradaban dunia. Kita tentu mengenal Mohenjo Daro-Harappa. Juga Mahatma Gandhi dan Jawaharlal Nehru jika berbicara mengenai sejarah pergerakan kemerdekaan di sana. Bahkan nama terakhir akrab dengan Bung Karno sebagai sama-sama pelopor kemerdekaan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika. Dalam bahasa dan pengalaman kebudayaan, nyatanya India membawa pengaruh yang cukup besar. Bahasa di Nusantara, terutama bahasa Indonesia, menyerap beberapa kata dari India seperti khintu untuk pintu, vancana untuk bencana, dan bhusana untuk busana. Dalam pengalaman budaya, yaitu adanya konsep singa di Nusantara, yang padahal di Nusantara sendiri bukanlah habitat singa, melainkan harimau.
Pengaruh India memang cukup kuat dewasa ini, terutama dalam bidang hiburan di Nusantara. Musik dangdut bisa menjadi contoh di samping film-film sinetron bergaya India, yang lebih menjual intrik dengan latar belakang keluarga berada yang terkadang harus diselesaikan dengan air mata dan balas dendam.
Itulah India, negara yang kini mencoba menjadi negara adidaya baru bersama-sama dengan Cina dan Rusia, nyatanya telah mempunyai akar sejarah yang panjang di Nusantara ini. Bisa dibilang India itu memang benar-benar lekat dengan kita.
0 komentar:
Posting Komentar