Mobil itu tiba-tiba berhenti. Di saat berhenti itu perlahan menyembul beberapa bagian yang membuat mobil itu berdiri dan bersosok seperti manusia raksasa namun dalam bentuk robot. Jika Anda bisa membayangkannya pasti Anda mengira bahwa itu pasti terjadi dalam Transformers. Dan itu betul.
---------------------------
Enam tahun yang lalu, dunia perfilman internasional disodori sebuah film yang tidak biasanya. Sebuah film berjudul Transformers yang mengisahkan pertarungan para robot baik dan jahat (Autobots dan Decepticons) di bumi. Sebuah film yang boleh dibilang menghadirkan pertarungan para robot yang tidak biasa. Berubah wujud dari bentuk kendaraan, baik sipil maupun militer, lalu berlari, meloncat, dan terbang seperti manusia yang tubuhnya lentur. Sebuah film yang mengagumkan. Saking mengagumkannya, dan membuat takjub yang melihatnya, dibuatlah sekuel dua (2009) dan tiga (2011). Sebuah film yang menarik untuk dikaji secara keilmuan.
Transformers pun seketika itu juga menjadi salah satu ikon dan magnet budaya populer. Kemunculannya yang dalam bentuk film dirasa tepat karena pada kemunculannya teknologi komunikasi, internet berkembang begitu pesat. Apalagi tampilan para robot itu yang begitu mendetail serta tidak kaku menjadi daya tarik bagi para remaja. Padahal, sebelumnya, Transformers sudah ada dalam bentuk kartun dan komik. Namun, kelihatannya tidak begitu populer bila dibandingkan dengan filmnya.
Mengenai Transformers, yang sampai hari ini masih menjadi daya tarik budaya populer, bahkan sampai dibuat seri kartunnya (Transformers Animated) berdasarkan film, saya melihatnya sebagai sebuah pemindahan mitos kuno ke dalam masyarakat modern yang dipadu dengan teknologi canggih nan rancak. Ini seperti halnya film-film superhero yang memindahkan mitos kuno tentang manusia super seperti Hercules, Samson, dan Gatot Kaca ke masyarakat modern melalui tampilan yang juga modern alias jauh dari kesan-kesan kuno.
Nah, mitos-mitos kuno yang dipindahkan di dalam Transformers:
Pertama, raksasa. Semua orang sudah tahu siapa itu raksasa. Mahkluk yang tingginya melebihi tinggi manusia normal, gemar memakan manusia, tetapi idiot dan bodoh. Di banyak kebudayaan pun raksasa sering muncul dalam berbagai bentuk.Hanya saja di Transformers itu raksasanya para robot bukan manusia bertampang jelek atau buruk rupa, serta menyeramkan. Ini mengikuti paham modern sebab robot itu adalah buatan manusia di zaman modern.
Kedua, berubah bentuk atau wujud. Kalau di Indonesia konsep seperti ini biasanya disebut makhluk jadi-jadian. Konsep tentang makhluk jadi-jadian juga ada di seluruh dunia, baik dalam bentuk dongeng dan legenda seperti angsa berubah menjadi perempuan cantik atau kodok berubah menjadi seorang putri. Cuma di Transformers, mengikuti paham modern yang rasional, maka yang dijadikan sasarannya adalah kendaraan. Jadilah kendaraan itu bisa berubah wujud.
Ketiga, perang saudara ala Mahabharata. Semua sudah pasti tahu cerita perang saudara antara Pandawa dan Kurawa dalam memperebutkan tanah di Astina. Nah, di Transformers hal demikian bisa terlihat ketika Autobots dan Decepticons yang berasal dari planet yang sama, dan masih mempunyai hubungan persaudaraan harus terlibat konflik yang melibatkan para penduduk bumi. Pada akhirnya, pertempuran antara dua pihak adalah pertempuran antara kebaikan melawan kejahatan.
Mengapa hal demikian bisa terjadi?
Ini karena manusia sejujurnya belum bisa lepas dari akar-akar kebudayaannya mengenai mitos yang kemudian dikaji dalam mitologi. Penceritaan akan mitos kepada manusia dan generasi selanjutnya di masa kecil tentu akan membekas dalam ingatannya. Apalagi jika hal itu ditambah dengan imajinasi yang sesungguhnya tidak lepas dari penceritaan-penceritaan akan mitos-mitos yang sudah ada. Hal ini yang kemudian coba digali dan digarap melalui produk visual seperti film, salah satu produk budaya populer, lalu disesuaikan dengan kondisi masyarakat modern.
---------------------------
Enam tahun yang lalu, dunia perfilman internasional disodori sebuah film yang tidak biasanya. Sebuah film berjudul Transformers yang mengisahkan pertarungan para robot baik dan jahat (Autobots dan Decepticons) di bumi. Sebuah film yang boleh dibilang menghadirkan pertarungan para robot yang tidak biasa. Berubah wujud dari bentuk kendaraan, baik sipil maupun militer, lalu berlari, meloncat, dan terbang seperti manusia yang tubuhnya lentur. Sebuah film yang mengagumkan. Saking mengagumkannya, dan membuat takjub yang melihatnya, dibuatlah sekuel dua (2009) dan tiga (2011). Sebuah film yang menarik untuk dikaji secara keilmuan.
fanpop.com |
Mengenai Transformers, yang sampai hari ini masih menjadi daya tarik budaya populer, bahkan sampai dibuat seri kartunnya (Transformers Animated) berdasarkan film, saya melihatnya sebagai sebuah pemindahan mitos kuno ke dalam masyarakat modern yang dipadu dengan teknologi canggih nan rancak. Ini seperti halnya film-film superhero yang memindahkan mitos kuno tentang manusia super seperti Hercules, Samson, dan Gatot Kaca ke masyarakat modern melalui tampilan yang juga modern alias jauh dari kesan-kesan kuno.
Nah, mitos-mitos kuno yang dipindahkan di dalam Transformers:
Pertama, raksasa. Semua orang sudah tahu siapa itu raksasa. Mahkluk yang tingginya melebihi tinggi manusia normal, gemar memakan manusia, tetapi idiot dan bodoh. Di banyak kebudayaan pun raksasa sering muncul dalam berbagai bentuk.Hanya saja di Transformers itu raksasanya para robot bukan manusia bertampang jelek atau buruk rupa, serta menyeramkan. Ini mengikuti paham modern sebab robot itu adalah buatan manusia di zaman modern.
Kedua, berubah bentuk atau wujud. Kalau di Indonesia konsep seperti ini biasanya disebut makhluk jadi-jadian. Konsep tentang makhluk jadi-jadian juga ada di seluruh dunia, baik dalam bentuk dongeng dan legenda seperti angsa berubah menjadi perempuan cantik atau kodok berubah menjadi seorang putri. Cuma di Transformers, mengikuti paham modern yang rasional, maka yang dijadikan sasarannya adalah kendaraan. Jadilah kendaraan itu bisa berubah wujud.
Ketiga, perang saudara ala Mahabharata. Semua sudah pasti tahu cerita perang saudara antara Pandawa dan Kurawa dalam memperebutkan tanah di Astina. Nah, di Transformers hal demikian bisa terlihat ketika Autobots dan Decepticons yang berasal dari planet yang sama, dan masih mempunyai hubungan persaudaraan harus terlibat konflik yang melibatkan para penduduk bumi. Pada akhirnya, pertempuran antara dua pihak adalah pertempuran antara kebaikan melawan kejahatan.
Mengapa hal demikian bisa terjadi?
Ini karena manusia sejujurnya belum bisa lepas dari akar-akar kebudayaannya mengenai mitos yang kemudian dikaji dalam mitologi. Penceritaan akan mitos kepada manusia dan generasi selanjutnya di masa kecil tentu akan membekas dalam ingatannya. Apalagi jika hal itu ditambah dengan imajinasi yang sesungguhnya tidak lepas dari penceritaan-penceritaan akan mitos-mitos yang sudah ada. Hal ini yang kemudian coba digali dan digarap melalui produk visual seperti film, salah satu produk budaya populer, lalu disesuaikan dengan kondisi masyarakat modern.
0 komentar:
Posting Komentar