Kalau diperhatikan dengan seksama, cakupan layanan KRL Jabodetabek sebenarnya bukan sebatas megapolitan Jabodetabek, melainkan juga di luar wilayah itu. Wilayah di luar Jabodetabek yang dimaksud adalah Kabupaten Lebak. Ya, kabupaten di Provinsi Banten yang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor itu semenjak 2013 menjadi bagian dari KRL Jabodetabek sekaligus juga menjadi bagian dari megapolitan nomor dua terbesar di Asia setelah Jepang itu.
Kabupaten Lebak yang sebelumnya identik dengan orang Baduy, dan tidak diketahui banyak orang menjadi diketahui karena di Kabupaten inilah terdapat tiga stasiun KRL. Ketiga stasiun KRL di Kabupaten Lebak yang beribu kota di Rangkasbitung ini merupakan bagian dari relasi Tanah Abang-Rangkasbitung yang berjarak 72,769 kilometer, dan merupakan relasi dengan jarak terpanjang di KRL Jabodetabek. Alasan KRL hingga keluar Jabodetabek dengan Keberadaan tiga stasiun tersebut dikarenakan potensi Kabupaten Lebak sebagai wilayah yang tepat untuk menyangga Jabodetabek di masa depan sekaligus untuk mengurangi laju kepadatan penduduk di Jabodetabek. Selain itu, karena peminat KRL di Lebak lumayan cukup banyak. Keberadaan tiga stasiun ini juga membuat operator KRL, yang sebelumnya bernama PT KCJ menjadi PT KCI, dengan I sebagai singkatan dari Indonesia sebagai representasi pelayanan yang hingga luar Jabodetabek.
Apa saja ketiga stasiun itu? Yuk, mari simak!
Stasiun Maja
Inilah stasiun pertama di Kabupaten Lebak yang terelektrifikasi sejak 2012 sebagai perpanjangan elektrifikasi untuk jalur KRL dari Tanah Abang. Setahun kemudian, stasiun ini beroperasi penuh untuk KRL. Stasiun Maja yang Terletak di Kecamatan Maja awalnya merupakan stasiun kecil yang kemudian direnovasi secara besar-besaran pada 2016 sehingga mempunyai bentuk seperti sekarang, stasiun besar dengan dua lantai dan tangga penyeberangan peron. Stasiun ini juga menjadi stasiun terminus atau pemberhentian terakhir KRL dari Tanah Abang.
Di sekitar Stasiun Maja terdapat objek wisata berupa Situ Cicinta, yaitu berupa danau yang dijadikan sebagai destinasi wisata air, dan perumahan Citra Maja Raya atau Kota Maja Baru yang merupakan bagian dari perencanaan Maja sebagai kota satelit penyangga Jabodetabek di sebelah barat.
Stasiun Citeras
Stasiun kedua adalah Citeras. Stasiun ini mulai melayani KRL sejak 2017 seiring dengan perpanjangan jalur elektrifikasi KRL ke Rangkasbitung. Citeras yang terletak di Desa Citeras, Rangkasbitung, ini merupakan stasiun kecil yang setelah dielektrifikasi tengah dibangun menjadi stasiun besar seperti Maja. Untuk sementara di stasiun ini hanya terdapat peron portabel untuk mengakomodasi naik-turun KRL.
Stasiun Rangkasbitung
Inilah stasiun terbesar di Provinsi Banten sekaligus salah satu stasiun tertua di Jawa bagian barat. Dibuka oleh Belanda pada 1899, dan dioperasikan oleh Staatssporwegen, Rangkasbitung merupakan salah satu stasiun untuk jalur hingga ke Merak.
Di stasiun yang terletak di ibu kota Kabupaten Lebak inilah terdapat dipo lokomotif dan merupakan stasiun yang sejak 2017 melayani relasi KRL Tanah Abang-Rangkasbitung. Selain KRL, Rangkasbitung juga menjadi tempat berhenti kereta api Lokal Merak yang melayani jurusan Merak-Rangkasbitung. Keberadaan KRL sendiri telah menggantikan kereta lokal Rangkasbitung dari Tanah Abang. Pembukaan KRL ke Rangkasbitung selain karena minat yang tinggi dari para pengguna KRL di Lebak juga karena Kabupaten Lebak yang masih mempunyai potensi wisata.
Di sekitar Stasiun Rangkasbitung terdapat objek wisata yang dikunjungi. Salah satunya Museum Multatuli yang terletak di alun-alun. Di museum yang baru dibuka pada Februari lalu, sosok Multatuli sebagai anti-kolonialis yang terkenal dengan Max Havelaar diungkap bersamaan dengan sejarah Indonesia dan Lebak. Di samping itu di museum ini terdapat patung Multatuli serta Saidjah dan Adinda. Di samping museum terdapat Perpustakaan Saidjah dan Adinda.
Selain museum, objek wisata lain di sekitar stasiun adalah Balong Ranca Lentah yang merupakan destinasi wisata air, Douwes Dekker Huis, dan Water Toren 1931. Tentu saja kehadiran KRL ke Rangkasbitung akan semakin menambah populer objek-objej wisata di sana.
Kabupaten Lebak yang sebelumnya identik dengan orang Baduy, dan tidak diketahui banyak orang menjadi diketahui karena di Kabupaten inilah terdapat tiga stasiun KRL. Ketiga stasiun KRL di Kabupaten Lebak yang beribu kota di Rangkasbitung ini merupakan bagian dari relasi Tanah Abang-Rangkasbitung yang berjarak 72,769 kilometer, dan merupakan relasi dengan jarak terpanjang di KRL Jabodetabek. Alasan KRL hingga keluar Jabodetabek dengan Keberadaan tiga stasiun tersebut dikarenakan potensi Kabupaten Lebak sebagai wilayah yang tepat untuk menyangga Jabodetabek di masa depan sekaligus untuk mengurangi laju kepadatan penduduk di Jabodetabek. Selain itu, karena peminat KRL di Lebak lumayan cukup banyak. Keberadaan tiga stasiun ini juga membuat operator KRL, yang sebelumnya bernama PT KCJ menjadi PT KCI, dengan I sebagai singkatan dari Indonesia sebagai representasi pelayanan yang hingga luar Jabodetabek.
Apa saja ketiga stasiun itu? Yuk, mari simak!
Stasiun Maja
Amanah Residence Maja |
Inilah stasiun pertama di Kabupaten Lebak yang terelektrifikasi sejak 2012 sebagai perpanjangan elektrifikasi untuk jalur KRL dari Tanah Abang. Setahun kemudian, stasiun ini beroperasi penuh untuk KRL. Stasiun Maja yang Terletak di Kecamatan Maja awalnya merupakan stasiun kecil yang kemudian direnovasi secara besar-besaran pada 2016 sehingga mempunyai bentuk seperti sekarang, stasiun besar dengan dua lantai dan tangga penyeberangan peron. Stasiun ini juga menjadi stasiun terminus atau pemberhentian terakhir KRL dari Tanah Abang.
Di sekitar Stasiun Maja terdapat objek wisata berupa Situ Cicinta, yaitu berupa danau yang dijadikan sebagai destinasi wisata air, dan perumahan Citra Maja Raya atau Kota Maja Baru yang merupakan bagian dari perencanaan Maja sebagai kota satelit penyangga Jabodetabek di sebelah barat.
Stasiun Citeras
Jakarta by train |
Stasiun kedua adalah Citeras. Stasiun ini mulai melayani KRL sejak 2017 seiring dengan perpanjangan jalur elektrifikasi KRL ke Rangkasbitung. Citeras yang terletak di Desa Citeras, Rangkasbitung, ini merupakan stasiun kecil yang setelah dielektrifikasi tengah dibangun menjadi stasiun besar seperti Maja. Untuk sementara di stasiun ini hanya terdapat peron portabel untuk mengakomodasi naik-turun KRL.
Stasiun Rangkasbitung
Jakarta by train |
Inilah stasiun terbesar di Provinsi Banten sekaligus salah satu stasiun tertua di Jawa bagian barat. Dibuka oleh Belanda pada 1899, dan dioperasikan oleh Staatssporwegen, Rangkasbitung merupakan salah satu stasiun untuk jalur hingga ke Merak.
Di stasiun yang terletak di ibu kota Kabupaten Lebak inilah terdapat dipo lokomotif dan merupakan stasiun yang sejak 2017 melayani relasi KRL Tanah Abang-Rangkasbitung. Selain KRL, Rangkasbitung juga menjadi tempat berhenti kereta api Lokal Merak yang melayani jurusan Merak-Rangkasbitung. Keberadaan KRL sendiri telah menggantikan kereta lokal Rangkasbitung dari Tanah Abang. Pembukaan KRL ke Rangkasbitung selain karena minat yang tinggi dari para pengguna KRL di Lebak juga karena Kabupaten Lebak yang masih mempunyai potensi wisata.
Di sekitar Stasiun Rangkasbitung terdapat objek wisata yang dikunjungi. Salah satunya Museum Multatuli yang terletak di alun-alun. Di museum yang baru dibuka pada Februari lalu, sosok Multatuli sebagai anti-kolonialis yang terkenal dengan Max Havelaar diungkap bersamaan dengan sejarah Indonesia dan Lebak. Di samping itu di museum ini terdapat patung Multatuli serta Saidjah dan Adinda. Di samping museum terdapat Perpustakaan Saidjah dan Adinda.
Selain museum, objek wisata lain di sekitar stasiun adalah Balong Ranca Lentah yang merupakan destinasi wisata air, Douwes Dekker Huis, dan Water Toren 1931. Tentu saja kehadiran KRL ke Rangkasbitung akan semakin menambah populer objek-objej wisata di sana.
0 komentar:
Posting Komentar