Jabodetabek
sebagai salah satu wilayah megapolitan terbesar di Indonesia, Asia Tenggara,
dan Asia, tentu juga mempunyai wilayah yang tidak melulu berbentuk kota, tetapi
berbentuk kabupaten. Tercatat tiga kabupaten termasuk wilayah megapolitan ini,
dan semuanya berbatasan langsung atau dekat dari Jakarta, yaitu Kabupaten
Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Tangerang.
https://infonusa.wordpress.com/2015/01/21/kabupaten-bogor/ |
Salah
satu dari tiga kabupaten itu, Kabupaten Bogor, merupakan yang terpadat bahkan
untuk Indonesia sekalipun. Di kabupaten yang beribu kota di Cibinong ini hampir
semua kaum penglaju yang bekerja di Jakarta bertempat tinggal. Seperti di
Cibinong, Bojong, dan Parung Panjang. Tentu saja keberadaan kaum penglaju ini dikarenakan
banyaknya perumahan yang dibangun dekat dari stasiun-stasiun kereta rel listrik
atau KRL.
Jamak
diketahui bahwa KRL merupakan salah satu moda transportasi darat paling cepat
dan unggul karena efektif dan efisien terutama untuk menghindari kemacetan.
Apalagi untuk wilayah megapolitan seperti Jabodetabek yang terbentang ke arah
tiga penjuru dari Jakarta, yaitu Banten di Barat, Jawa Barat di timur dan
selatan.
Nah,
dalam tulisan kali ini saya akan membahas stasiun-stasiun KRL di Kabupaten
Bogor. Apa sajakah stasiun-stasiun itu? Mari simak!
Stasiun
Bojong Gede
https://aadsweb.wordpress.com/2016/05/14/stasiun-bojong-gede/ |
Terletak
di Bojong Gede, Stasiun Bojong Gede merupakan salah satu stasiun yang melayani jalur
Jakarta-Bogor, baik ke arah Stasiun Jakartakota, Jatinegara, Duri, dan Angke.
Stasiun ini termasuk stasiun yang tingkat kepadatan penumpangnya paling tinggi
mengingat banyaknya para penumpang yang tinggal di perumahan sekitar stasiun
ini. Oleh karena itu, PT KCI selaku operator KRL Jabodetabek membangun
underpass di stasiun dengan tujuan memudahkan akses penumpang. Ini merupakan
bagian dari revitalisasi stasiun sejak 2012-2013. Bojonggede adalah salah satu
stasiun tertua di jalur Jakarta-Bogor, dengan nama Bodjong Gedeh pada dekade 1800-an.
Namun tentu saja sewaktu awal dioperasikan stasiun ini bukan khusus penumpang,
melainkan untuk hasil kebun di Bogor dan sekitarnya.
Stasiun
Cilebut
http://lovelybogor.com/sekarang-stasiun-cilebut-memiliki-underpassterowongan-penumpang-yang-keren/sekarang-stasiun-cilebut-punya-underpass-terowongan-untuk-penumpang-yang-keren-a1/ |
Ini
adalah stasiun setelah Bojong Gede, dan merupakan stasiun terakhir di Kabupaten
Bogor untuk jalur Jakarta-Bogor. Terletak di Sukaraja, Cilebut Timur, Stasiun
Cilebut juga termasuk stasiun dengan kepadatan penumpang tertinggi karena
banyaknya penumpang yang tinggal di sekitar atau dekat dari stasiun. Karena
itu, underpass pun dibangun. Pembangunan ini merupakan pembangunan kesekian
untuk mempercantik stasiun sejak 2012-2013. Seperti Bojonggede, Cilebut
merupakan salah satu stasiun tertua yang dibangun pada dekade 1800-an. Di
sekitar stasiun ini terdapat Situs Batu Lonceng, yaitu sebuah tugu lonceng yang
kemungkinan besar dipakai untuk perkebunan dan peternakan mengingat di masa
Hindia-Belanda, Cilebut merupakan wilayah penghasil ternak dan kebun di Bogor
dan sekitarnya.
Stasiun
Nambo
https://situsbudaya.id/wisma-tamu-nusa-indah/ |
Bergerak
ke wilayah timur, ada Stasiun Nambo. Terletak di Desa Bantar Jati, Klapanunggal,
Nambo awalnya merupakan stasiun untuk mengangkut semen produksi Indocement,
yaitu Semen Tiga Roda, yang kebetulan dekat dari stasiun. Stasiun ini dibangun
pada 1997, dan difungsikan sebagai jalur lingkar dari Cikarang-Parung Panjang
namun dihentikan karena krisis moneter. Nambo merupakan salah satu stasiun
akhir paling besar karena mempunyai 8 jalur. Setelah dielektrifikasi, pada 2015
stasiun ini mulai dibuka pada 2015 untuk KRL Jabodetabek. Pembukaan jalur ini
untuk mengurangi kepadatan dan mempermudah akses bagi yang tinggal di Nambo dan
sekitarnya. Stasiun ini melayani jalur Jakarta-Bogor, terutama ke Angke dan
Duri.
Stasiun
Cibinong
https://gambar-rumah.com/athumb/0/d/d/big3227291.jpg |
Sebelum
Stasiun Nambo adalah Stasiun Cibinong. Seperti namanya stasiun ini memang
terletak di Cibinong tepatnya di Kelurahan Pabuaran. Seperti Nambo, Cibinong
juga dibangun untuk jalur lingkar Cikarang-Parung Panjang namun terhenti karena
krisis ekonomi 1997. Stasiun ini mulai melayani lintas KRL pada 2015, dengan
tujuan Duri atau Angke. Pembukaannya bertujuan untuk mengurangi kepadatan
penumpang serta mempermudah akses bagi yang tinggal di Cibinong dan sekitarnya.
Stasiun
Tenjo
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/08/11/19064401/kondisi-stasiun-tenjo-memprihatinkan |
Bergerak
ke arah Kabupaten Bogor Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang dan
Lebak di Provinsi Banten, terdapat stasiun KRL bernama Tenjo yang terletak di
Tenjo. Tenjo merupakan salah satu stasiun di Kabupaten Bogor yang terletak di
sebelah barat. Stasiun ini merupakan stasiun yang melayani jalur dari Tanah
Abang hingga Rangkasibitung di Lebak. Tenjo merupakan stasiun KRL yang kecil,
dan telah dielektrifikasi pada 2013.
Stasiun
Cilejit
https://jakartabytrain.files.wordpress.com/2016/06/cilejit_station_img_20160604_091103.jpg |
Rupanya
Tenjo tak hanya memiliki satu stasiun, tetapi dua. Dan satu lagi adalah
Cilejit. Namun ada yang unik dari stasiun ini. Sisi selatan masuk Kabupaten
Bogor sedangkan sisi utara Kabupaten Tangerang. Cilejit merupakan salah satu
stasiun KRL kecil yang melintasi jalur Tanah Abang-Rangkasbitung.
Stasiun
Parung Panjang
http://mpi-update.com/laporan-pertumbuhan-bisnis-properti-parung-panjang-2/#prettyPhoto/0/ |
Inilah
stasiun terbesar yang berada di Kabupaten Bogor Barat. Terletak di Parung
Panjang, stasiun merupakan salah satu stasiun tertua karena dibangun pada 1899
oleh Belanda. Bahkan di masa dahulu ia merupakan stasiun terbesar yang luasnya
mengalahkan Tanah Abang. Parung Panjang adalah salah satu stasiun dengan
kepadatan penumpang tertinggi di jalur Tanah Abang-Rangkasbitung. Apalagi
banyak tinggal di sekitar dan stasiun ini terutama di Jasinga dan Leuwiliang.
Setelah dielektrifikasi pada 2009 sebagai perpanjangan dari Serpong, pada 2016
stasiun ini dirombak total bersama-sama dengan Stasiun Palmerah, Kebayoran, dan
Maja sehingga mempunyai wajah baru yang merepresentasikan sebagai stasiun
kereta api. Parung Panjang juga awalnya merupakan bagian dari lingkar
Cikarang-Parung Panjang yang terhenti karena krisis ekonomi 1997.
0 komentar:
Posting Komentar