wartakotalive.com |
kalau selama ini kami selalu berbuat jahat padamu
Maaf, ci (ha) liwung yang kemudian kami sebut Ciliwung
Jikalau kami selalu berbuat tidak pantas padamu
Kamu pantas marah, Ciliwung
Sebab itu hakmu
atas perilaku kami yang sering membuang sampah padamu
Yang membuat dirimu awut-awutan tak keruan
di tengah rimba sebuah kota yang dahulu hanya merupakan sebuah vassal
Oh, Ciliwung
Kamu sudah ada sebelum kami lahir
Dan kamu sudah tidak tenang dari dulu
itu seperti namamu
Kami tahu itu dari sebuah prasasti
Berhulu dari Pangrango lalu bermuara di Sunda Kelapa
Semua yang kamu lewati telah tumbuh menjadi sebuah peradaban
Kamu pun menjadi saksi yang membisu
Oh, Ciliwung
Kami tahu bahwa para leluhur kami telah memperlakukan dirimu dengan bijak
menjadi seperti seharusnya sebuah sungai
untuk dilayari dan untuk bidang kehidupan lainnya
Bahkan para Belanda itu juga mengerti
Maka mereka juga membuat bendungan irigasi
Oh, Ciliwung
Jika kami melihat dirimu yang dulu
sungguh kamu begitu cantik layaknya seorang gadis
Pancaran kecantikan itu begitu terasa
Hingga kini mereka merindukannya
Jadi, maafkan kami Ciliwung
Jika kami selalu khilaf pada dirimu
memperkosamu hingga pada titik abnormal
menyia-nyiakanmu seolah-olah dirimu hanyalah sebuah lintasan tiada arti
coklat, bau, berlumpur, eceng gondok, dan penuh ikan sapu-sapu
Sekarang marahlah
Tetapi, mungkin ada dari kami yang tak mau sadar juga
dan terus berulang
0 komentar:
Posting Komentar