*singkatan dari poli-mitologi
Seringkali kita mendengar kata Mitologi Yunani. Kisah-kisahnya, tokoh-tokohnya, sampai nama-nama yang kadung populer dalam jagat ilmu pengetahuan dan kehidupan. Sebut saja Apollo, Venus, Jupiter, Argo, hingga Daphne. Bahkan, karena Mitologi Yunani berasal dari sebuah negara di Eropa yang berbahasa Yunani, otomatis mitologi, meski memang tidak rasional, wajib dipelajari di sekolah-sekolah Eropa. Karena dari situlah sastra di Eropa berkembang atau nama-nama itu kemudian digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti Hercules (Herakles), salah satu nama pahlawan Yunani, setengah manusia, setengah dewa yang digunakan untuk nama pesawat penumpang militer berbadan besar.
Lalu kita juga mendengar Mitologi Cina. Siapa tak kenal kisah mengenai Sun Go-Kong, Delapan Dewa, Dewi Chang'e, serta si ular naga? Nama-nama itu begitu populer karena sering muncul dalam kehidupan sehari-hari melalui tayangan televisi. Tentulah kita masih ingat beberapa tahun yang lalu, salah satu stasiun televisi di republik ini menyiarkan serial Sun Go-Kong setiap harinya. Serial ini begitu populer sampai-sampai versi terbarunya juga ditayangkan hingga sekarang. Tentunya kepopuleran Sun Go-Kong juga berbarengan dengan kehadiran serial lain dari "negeri tirai bambu" semisal Na Cha dan Siluman Ular Putih.
Kemudian ada mitologi dari India. Atau disebut juga Mitologi Hindu. Ini karena mitologi itu secara tidak langsung merupakan bagian dari ajaran Hindu. Di dalamnya ada kisah-kisah para dewa dan dewi di khayangan seperti kisah tiga dewa utama dalam Hindu, Brahma, dan Siwa, lalu Mahabharata, dan Ramayana. Kisah-kisah ini begitu populer juga di Indonesia, baik melalui cerita asli, terutama bagi pemeluk Hindu, atau melalui saduran dengan pengadaptasian ke cerita-cerita lokal.
Jika melihat keadaan di atas, tentu ada pertanyaan apakah negara kita, Indonesia, juga mempunyai mitologi? Jawabannya: iya. Mitologi yang merupakan bagian dari sastra dengan lebih banyak menceritakan cerita fiktif yang irasional, tumbuh amat subur di Nusantara. Hanya saja, ada keunikan dalam Mitologi Indonesia. Tidak seperti mitologi-mitologi lainnya di dunia, di Asia, juga di Asia Tenggara yang mempunyai mitologi tunggal, Mitologi Indonesia justru beragam alias bervariasi. Ini dikarenakan Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di pulau-pulau yang membentuk rangkaian dari Sabang hingga Merauke. Itu berarti setiap suku bangsa mempunyai mitologinya sendiri-sendiri.
Misal, suku Jawa mempunyai Mitologi Jawa, suku Sunda mempunyai Mitologi Sunda, suku Batak mempunyai Mitologi Batak. Antara satu dengan yang lainnya tentu mempunyai konsepsi penceritaan yang berbeda-beda. Misal, Mitologi Jawa juga Sunda, serta Bali, amat erat kaitannya kisah-kisah dari masa Hindu-Budha yang kemudian diakulturasikan dengan cerita lokal. Tentu dari kita begitu familiar dengan wayang, cerita dengan menggunakan media lakon manusia dari kulit atau kertas kemudian dimainkan dengan bayangan. Wayang ini kebanyakan bercerita mengenai kisah-kisah yang diadaptasi dari negeri pembawa kisah Ramayana dan Mahabharata, India. Dalam kisah-kisah itu ditambahkan unsur-unsur lokal seperti Punakawan, Gunung Semeru, dan Alas Roban.
Di seberang Pulau Jawa, ada Pulau Sumatera yang tentunya tidak lepas dari unsur-unsur kebudayaan Melayu dan Islam. Hal ini karena dalam sejarahnya, Pulau Sumatera adalah pulau di Indonesia yang pertama kali menerima ajaran Islam yang kemudian dimelayukan melalui tata nama dan tempat. Dari kebudayaan Melayu ini muncullah mitos mengenai Hang Tuah, sosok sang laksamana legendaris seantero Melayu, dan juga populer di Singapura dan Malaysia.
Kemudian di Pulau Kalimantan, jauh sebelum Islam masuk, telah hidup mitologi Dayak yang berkaitan erat dengan Kaharingan sampai akhirnya mengarah ke mitologi di tempat lain seperti Maluku dan Papua yang mitologinya erat dengan mitologi di Samudera Pasifik.
Keberagaman itu jelas agak susah mendefinisikan secara jelas Mitologi Indonesia sebab tidak mempunyai ciri yang pasti seperti mitologi-mitologi lainnya. Namun, supaya biar lebih terciri, akhirnya dipilihlah Mitologi Jawa sebagai ciri khas Mitologi Indonesia. Lihat saja pemahlawanan Gatot Kaca dan konco-konconya saat digunakan sebagai promo membendung pahlawan hasil produk globalisasi (Superman). Keadaan demikian, sebenarnya, meminggirkan tokoh-tokoh mitologi daerah lainnya. Seolah-olah Mitologi Indonesia memang Mitologi Jawa. Keadaan ini pun sebenarnya bisa menimbulkan rasa iri dari suku-suku non Jawa karena tak semua mau menerima. Ingat! Mitologi yang berbeda-beda dalam satu kepulauan ini juga menggambarkan sikap berbeda suku-suku tersebut, terutama dari perilaku. Sebab mitologi itu sendiri yang mendasari konsepsi tingkah laku dan cara pandang hidup suku-suku tersebut yang tentunya dibalut dengan agama atau kepercayaan masing-masing.
Meski demikian, harus diakui, keberagaman mitologi di Indonesia sebenarnya menghasilkan banyak ragam cerita dan bentuk. Bisa dibilang berwarna-warni. Sesuatu yang harus tetap dijaga meskipun ada banyak tantangannya.
Seringkali kita mendengar kata Mitologi Yunani. Kisah-kisahnya, tokoh-tokohnya, sampai nama-nama yang kadung populer dalam jagat ilmu pengetahuan dan kehidupan. Sebut saja Apollo, Venus, Jupiter, Argo, hingga Daphne. Bahkan, karena Mitologi Yunani berasal dari sebuah negara di Eropa yang berbahasa Yunani, otomatis mitologi, meski memang tidak rasional, wajib dipelajari di sekolah-sekolah Eropa. Karena dari situlah sastra di Eropa berkembang atau nama-nama itu kemudian digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti Hercules (Herakles), salah satu nama pahlawan Yunani, setengah manusia, setengah dewa yang digunakan untuk nama pesawat penumpang militer berbadan besar.
Lalu kita juga mendengar Mitologi Cina. Siapa tak kenal kisah mengenai Sun Go-Kong, Delapan Dewa, Dewi Chang'e, serta si ular naga? Nama-nama itu begitu populer karena sering muncul dalam kehidupan sehari-hari melalui tayangan televisi. Tentulah kita masih ingat beberapa tahun yang lalu, salah satu stasiun televisi di republik ini menyiarkan serial Sun Go-Kong setiap harinya. Serial ini begitu populer sampai-sampai versi terbarunya juga ditayangkan hingga sekarang. Tentunya kepopuleran Sun Go-Kong juga berbarengan dengan kehadiran serial lain dari "negeri tirai bambu" semisal Na Cha dan Siluman Ular Putih.
Kemudian ada mitologi dari India. Atau disebut juga Mitologi Hindu. Ini karena mitologi itu secara tidak langsung merupakan bagian dari ajaran Hindu. Di dalamnya ada kisah-kisah para dewa dan dewi di khayangan seperti kisah tiga dewa utama dalam Hindu, Brahma, dan Siwa, lalu Mahabharata, dan Ramayana. Kisah-kisah ini begitu populer juga di Indonesia, baik melalui cerita asli, terutama bagi pemeluk Hindu, atau melalui saduran dengan pengadaptasian ke cerita-cerita lokal.
suciptoardi.wordpress.com |
Jika melihat keadaan di atas, tentu ada pertanyaan apakah negara kita, Indonesia, juga mempunyai mitologi? Jawabannya: iya. Mitologi yang merupakan bagian dari sastra dengan lebih banyak menceritakan cerita fiktif yang irasional, tumbuh amat subur di Nusantara. Hanya saja, ada keunikan dalam Mitologi Indonesia. Tidak seperti mitologi-mitologi lainnya di dunia, di Asia, juga di Asia Tenggara yang mempunyai mitologi tunggal, Mitologi Indonesia justru beragam alias bervariasi. Ini dikarenakan Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang tersebar di pulau-pulau yang membentuk rangkaian dari Sabang hingga Merauke. Itu berarti setiap suku bangsa mempunyai mitologinya sendiri-sendiri.
Misal, suku Jawa mempunyai Mitologi Jawa, suku Sunda mempunyai Mitologi Sunda, suku Batak mempunyai Mitologi Batak. Antara satu dengan yang lainnya tentu mempunyai konsepsi penceritaan yang berbeda-beda. Misal, Mitologi Jawa juga Sunda, serta Bali, amat erat kaitannya kisah-kisah dari masa Hindu-Budha yang kemudian diakulturasikan dengan cerita lokal. Tentu dari kita begitu familiar dengan wayang, cerita dengan menggunakan media lakon manusia dari kulit atau kertas kemudian dimainkan dengan bayangan. Wayang ini kebanyakan bercerita mengenai kisah-kisah yang diadaptasi dari negeri pembawa kisah Ramayana dan Mahabharata, India. Dalam kisah-kisah itu ditambahkan unsur-unsur lokal seperti Punakawan, Gunung Semeru, dan Alas Roban.
Di seberang Pulau Jawa, ada Pulau Sumatera yang tentunya tidak lepas dari unsur-unsur kebudayaan Melayu dan Islam. Hal ini karena dalam sejarahnya, Pulau Sumatera adalah pulau di Indonesia yang pertama kali menerima ajaran Islam yang kemudian dimelayukan melalui tata nama dan tempat. Dari kebudayaan Melayu ini muncullah mitos mengenai Hang Tuah, sosok sang laksamana legendaris seantero Melayu, dan juga populer di Singapura dan Malaysia.
Kemudian di Pulau Kalimantan, jauh sebelum Islam masuk, telah hidup mitologi Dayak yang berkaitan erat dengan Kaharingan sampai akhirnya mengarah ke mitologi di tempat lain seperti Maluku dan Papua yang mitologinya erat dengan mitologi di Samudera Pasifik.
Keberagaman itu jelas agak susah mendefinisikan secara jelas Mitologi Indonesia sebab tidak mempunyai ciri yang pasti seperti mitologi-mitologi lainnya. Namun, supaya biar lebih terciri, akhirnya dipilihlah Mitologi Jawa sebagai ciri khas Mitologi Indonesia. Lihat saja pemahlawanan Gatot Kaca dan konco-konconya saat digunakan sebagai promo membendung pahlawan hasil produk globalisasi (Superman). Keadaan demikian, sebenarnya, meminggirkan tokoh-tokoh mitologi daerah lainnya. Seolah-olah Mitologi Indonesia memang Mitologi Jawa. Keadaan ini pun sebenarnya bisa menimbulkan rasa iri dari suku-suku non Jawa karena tak semua mau menerima. Ingat! Mitologi yang berbeda-beda dalam satu kepulauan ini juga menggambarkan sikap berbeda suku-suku tersebut, terutama dari perilaku. Sebab mitologi itu sendiri yang mendasari konsepsi tingkah laku dan cara pandang hidup suku-suku tersebut yang tentunya dibalut dengan agama atau kepercayaan masing-masing.
Meski demikian, harus diakui, keberagaman mitologi di Indonesia sebenarnya menghasilkan banyak ragam cerita dan bentuk. Bisa dibilang berwarna-warni. Sesuatu yang harus tetap dijaga meskipun ada banyak tantangannya.
0 komentar:
Posting Komentar