Pages

Minggu, 02 Desember 2018

6 Perang Besar Modern di Asia Timur

Kemunculan Revolusi Industri di Inggris pada abad ke-18 berdampak perubahan sektor kehidupan yang tadinya bergantung pada pertanian beralih ke sektor industri yang mengharuskan manusia bekerja secara tertata dengan mesin-mesin dalam sebuah pabrik. Perubahan itu tak pelak akan menimbulkan akibat yang luar biasa ke seluruh dunia, yaitu perang besar modern.

Apakah yang dimaksud dengan perang besar modern?

Perang besar modern adalah sebuah konflik yang terjadi di zaman modern setelah terjadinya Revolusi Industri dalam skala yang besar dengan memakai persenjataan yang modern dan mematikan. Perang ini terjadi akibat industri yang lebih berorientasi kepada hasil jadi dan padat dalam skala besar dan massif tentu membutuhkan bahan baku atau bahan mentah yang akan diolah setelahnya. Apabila bahan-bahan baku seperti sumber daya alam dan manusia ini tidak bisa didapatkan, tentu akan berdampak negatif pada industri itu. Akibatnya, industri tersebut gulung tikar.

Untuk negara yang berorientasi pada industri tentu hal tersebut tidak bisa dibiarkan. Itu artinya bahan baku harus tetap ada, dan harus didapatkan bagaimanapun caranya. Merupakan sebuah anugerah jika negara industri itu mempunyai banyak sumber daya untuk bahan baku. Namun bagaimana jika negara itu tidak punya sama sekali sumber daya? Otomatis negara tersebut harus mengimpor yang tentu saja membutuhkan biaya-biaya yang cukup mahal. Pada akhirnya, untuk menutupi mahalnya biaya-biaya ini selain dengan perjanjian perdagangan yang diplomatis, cara terakhir adalah menguasai wilayah yang kaya sumber daya itu secara paksa melalui perang.

Setelah Revolusi Industri yang melahirkan banyak industri, perang yang berlaku memakai senjata api modern berupa senapan, meriam, kapal perang, tank, kapal selam, dan pesawat terbang dari hasil industri persenjataan.

Revolusi Industri yang berdampak besar di Eropa dan Amerika Serikat akhirnya tiba di Asia, tepatnya di Asia Timur. Di wilayah inilah kemudian atas nama nasionalisme berbungkus dengan kepentingan ekonomi dan industri terjadilah banyak pergolakan bersenjata yang berakibat negatif pada nilai-nilai kemanusiaan. Pergolakan ini yang hingga saat ini mempengaruhi hubungan-hubungan bilateral antarnegara-negara yang ada di lingkup budaya Asia Timur atau Sinosfer, Cina, Jepang, Korea Utara dan Selatan, serta Vietnam.

Konfilk bersenjata di Asia Timur
6 Perang Besar Modern di Asia Timur


Berikut adalah 6 pergolakan bersenjata yang terjadi di Asia Timur

Perang Cina-Jepang Pertama 

Di akhir abad ke-19, tepatnya pada rentang waktu 1894-1895 terjadilah perang besar modern pertama di Asia Timur. Pelakunya adalah Cina dan Jepang. Kedua negara berperang hanya karena ingin memperebutkan Korea yang merupakan wilayah yang cukup strategis bagi kedua negara. Cina yang diperintah oleh Dinasti Qing menganggap Korea yang ketika itu dikuasai oleh Dinasti Joseon merupakan wilayah bawahan sedangkan Jepang melihat Korea sebagai wilayah yang kaya akan sumber daya untuk industri di Negeri Sakura sekaligus sebagai tempat penampungan orang-orang Jepang.

Perebutan kendali Korea oleh kedua negara yang budayanya sama ini merupakan pertentangan yang memperlihatkan unsur-unsur tradisional melawan modernitas. Unsur-unsur tradisional masih dipegang oleh Dinasti Qing, yang walaupun berupaya memperbarui angkatan perangnya namun tetap masih berpegang pada taktik perang tradisional serta memakai senjata-senjata tradisional seperti panah dan pedang. Sementara modernitas dipegang penuh oleh Jepang yang menerapkan prinsip-prinsip berperang ala Barat mulai dari pakaian, senjata, hingga taktik. Unsur ini muncul akibat Restorasi Meiji segera setelah Jepang membuka isolasi pada 1853, yang mengakhiri dominasi Shogun dan kaum samurai.

Perang yang terjadi dalam rentang setahun ini pada akhirnya memperlihatkan ketidakseimbangan kekuatan dan taktik. Cina yang masih menganggap dirinya lebih besar dari Jepang sehingga menganggap remeh tetangga di seberang lautan ini akhirnya mengaku kalah setelah beberapa kali diberondong serangan dan kalah beberapa kali dalam setiap pertempuran sehingga mengalami kerugian lebih banyak.

Kemenangan Jepang atas Cina tentu berdampak besar karena untuk kali pertama Asia Timur dikuasai oleh Negeri Sakura. Jepang selain berhak atas Korea melalui Perjanjian Shimonoseki, juga berhak atas Taiwan, Pulau Pescadores, dan Semenanjung Liaodong. Kemenangan ini juga karena Jepang berhasil menerapkan Restorasi Meiji yang mengubah negara itu menjadi negara industri. Sementara bagi Cina perang ini semakin merosotkan wibawa Dinasti Qing di mata masyarakat Cina, yang mengganggap dinasti ini harus keluar dari Cina, dan Cina harus segera menjadi negara modern dengan menerapkan demokrasi ala Barat. Puncaknya terjadi pada 1911 ketika Revolusi Xinhai berkobar yang mengakibatkan setahun setelahnya Dinasti Qing bubar, dan digantikan oleh Republik Cina pimpinan Yuan Shikai sebagai presiden pertama.


Perang Sipil Cina

Perang sipil Cina merupakan perang yang terjadi antara nasionalis atau Kuomintang dengan komunis atau Kungchantang. Perang ini sendiri dimulai dari 1927 hingga 1950, dan terbagi dalam dua periode. Periode pertama terjadi pada 1927 hingga 1937 sedangkan periode kedua pada 1946 hingga 1950. Dengan periode dari 1937 hingga 1945 tidak ada akibat serangan Jepang ke Cina. 

Perang sipil yang terjadi di Cina merupakan perang sipil pertama pada masa modern yang terjadi di Asia Timur, dan perang yang terjadi akibat pertentangan ideologi, nasionalis dan komunis. Pertentangan ini berawal dari gejolak yang terjadi terus-menerus di Cina setelah negara itu berhasil mengakhiri sistem dinasti selama 4.000 tahun pada 1912, yang kemudian ditandai dengan berdirinya Republik Cina sebagai republik pertama di Asia di awal abad ke-20. Namun permasalahan itu tidak begitu saja hilang. Cina masih kuat dipimpin oleh para panglima perang yang masih loyal kepada Dinasti Qing sehingga cukup sulit untuk bisa menyatukan Cina. Ditunjuknya Yuan Shikai sebagai presiden pertama tidak lantas membuat para panglima perang ini tunduk padahal Shikai adalah bekas panglima perang di zaman Dinasti Qing. Apalagi setelah Yuan Shikai meninggal pada 1916, hal tersebut kian memarah.

Penerus Shikai, Dr. Sun Yat Sen, yang berupaya memasukkan konsep demokrasi Barat ke dalam Republik Cina tidak bisa berbuat apa-apa selain meminta jenderalnya, Chiang Kai-Shek, untuk memberantas para panglima perang tersebut, dan meminta bantuan Uni Soviet demi unifikasi Cina. Tanpa disadari, permintaan bantuan ke Uni Soviet inilah yang di kemudian hari menjadi bumerang. Kader komunis seperti Zhou Enlai diperbolehkan ikut sehingga juga mendapatkan bantuan ilmu dan persenjataan. Hingga kemudian Kunchantang yang berdiri pada 1921 sebagai akibat dari situasi yang memarah di Cina, yang dianggap tidak adil untuk rakyat mulai memberontak terhadap pemerintah apalagi setelah terjadinya Insiden 12 Mei 1937 di Shanghai yang berupaya membereskan orang-orang komunis.

Konflik antara nasionalis dan komunis itu kemudian berubah menjadi perang sipil. Tentu saja terdapat ketidakseimbangan kekuatan, dengan nasionalis mempunyai keunggulan pada tentara dan persenjataan. Perang sipil ini yang membuat Cina terus bergolak. Sempat dihentikan ketika Jepang menyerang Cina yang mengakibatkan banyak korban sipil sehingga nasionalis dan komunis bersatu melawan Jepang yang kemudian menyerah pada 1945. Namun rupanya itu hanya sementara karena pada 1946 terjadi kembali pertempuran antara keduanya. Kali ini kaum komunis yang didukung oleh Uni Soviet dan jumlahnya sudah besar berhasil memenangkan pertempuran. Kaum nasionalis yang kalah lalu memindahkan pemerintahan ke Taiwan hingga sekarang sedangkan kaum komunis mendirikan Republik Rakyat Cina pada 1949. Dampak dari perang sipil tersebut masih terasa hingga sekarang karena baik Cina dan Taiwan masih keukeuh mengenai status masing-masing. Apalagi Cina menganggap Taiwan adalah provinsi yang membelot, dan karena itu kerap meneror Taiwan. Taiwan yang dibekingi Amerika Serikat tidak terima, dan meminta sekutunya itu untuk melindungi sehingga kedua negara berpotensi berperang hingga sekarang.

Perang Cina-Jepang Kedua

Setelah berhasil memenangkan perang melawan Cina di akhir abad ke-19, Jepang menjadi salah satu negara baru dalam industri modern yang kini sejajar dengan Amerika Serikat dan Eropa. Negeri Sakura terus meningkatkan kemampuan dalam persenjataan sembari menggeber industri-industri penunjang yang ada di dalamnya. Diserahkannya Taiwan kepada Jepang sebagai dampak dari Perjanjian Shimonoseki membuat Jepang bisa mengerahkan sumber-sumber daya yang ada di sana. Apalagi Jepang punya hak juga atas Korea yang dikontrol sepenuhnya pada 1910.

Pada 1905, Jepang memenangkan sebuah perang besar atas Rusia terkait dengan penguasaan atas Semenanjung Liaodong, Korea, dan Sakhalin Selatan. Kemenangan itu membuat Jepang menjadi negara yang harus ditakuti dan diwaspadai apalagi ini adalah kemenangan pertama negara Asia melawan Eropa. Jepang semakin percaya diri setelah pada 1919 sebagai bagian dari Sekutu pada Perang Dunia Pertama berhasil mengalahkan Jerman yang menguasai Tsingtao, Cina.

Meski begitu, Jepang harus tetap mendapatkan wilayah dengan sumber daya yang banyak untuk bisa menghidupkan industrinya. Karena itu, diincarlah Cina yang memang kaya sumber daya. Setelah berhasil menguasai Manchuria pada 1931, dan mendirikan negara boneka Manchukuo, Jepang kemudian mengarahkan diri untuk menguasai Cina yang sedang dilanda konflik internal melawan komunis.

Penyerangan Jepang atas Cina pada 1937 setelah insiden Jembatan Marco Polo membuat kedua negara kembali berperang. Kali ini Jepang yang sudah menjadi raksasa di Asia berupaya melawan Cina yang masih kepayahan dalam menerapkan demokrasi dan modernisasi Barat. Akibatnya, mudah ditebak. Cina kewalahan. Beberapa kota besar di Cina seperti Beijing, Shanghai, dan Nanking, jatuh ke tangan Jepang. Membuat pemerintah Cina memindahkan pemerintahan ke Chongqing hingga akhir perang. 

Selama perang Cina dan Jepang jilid dua itu, tidak hanya kerusakan material dan korban jiwa yang didapat, tetapi juga tindak kekerasan yang dilakukan tentara Jepang selama berhasil menguasai kota-kota Cina. Yang paling diingat tentu adalah Tragedi Nanking pada 1939. Di peristiwa inilah Jepang melakukan beberapa tindak kekerasan seperti pemerkosaan dan pemancungan kepala lewat sebuah kontes. Jepang juga tidak segan-segan membunuh anak-anak dan wanita. 

Jepang kemudian menyerah kalah dari Cina pada 1945 dalam perang ini, dan merupakan kemenangan pertama Cina dalam beberapa puluh tahun. Kemenangan Cina atas Jepang ini juga merupakan kerja sama kaum nasionalis dan komunis, dan juga Cina mendapat bantuan dari luar sebagai Sekutu di perang yang juga bagian dari Perang Dunia Kedua. Jepang memang akhirnya hengkang, dan beberapa perwiranya ada yang dieksekusi balik di Cina, namun ingatan akan Tragedi Nanking tetap membekas. Tragedi inilah yang mengganjal hubungan Cina dan Jepang hingga hari ini karena kedua belah pihak sama-sama mempunyai argumen untuk masing-masing pembelaan atas tindakan di perang tersebut.


Perang Korea

Berakhirnya Perang Dunia Kedua di kawasan Asia-Pasifik pada 1945 dengan kekalahan Jepang membuat pihak-pihak yang memenangkan perang berupaya menanamkan pengaruhnya ke wilayah-wilayah yang pernah dikuasai oleh pihak-pihak yang kalah perang. Setelah perang berakhir, kawasan Asia-Pasifik terutama Korea menjadi merdeka setelah 1910 dikuasai Jepang.

Akan tetapi, pengaruh-pengaruh yang muncul selepas Perang Dunia Kedua seperti kapitalisme dan komunisme menyebar bagai virus sehingga sulit dihentikan. Korea pun menjadi tempat paham-paham itu menyebar yang kemudian membuat Korea bergejolak dalam sebuah perang, dan lantas memisahkan Korea menjadi Korea Utara dan Selatan.

Awal masalah terjadinya perang ini adalah kembali ketika Korea dikuasai sepenuhnya oleh Jepang. Korea yang kala itu masih bersatu di bawah Dinasti Joseon harus rela dinasti itu dihapus oleh Jepang. Selama pendudukan Jepang itu terjadi banyak tindakan kekerasan dan diskriminatif sehingga menimbulkan perlawanan-perlawanan. Ketika Perang Dunia Kedua berkobar banyak orang Korea yang dipekerjakan menjadi tentara, pilot pesawat tempur, hingga jugun ianfu atau wanita penghibur.

Selama masa pendudukan Jepang itu muncul ide untuk membebaskan Korea dari Jepang melalui sebuah pemikiran dan visi akan Korea merdeka dan berbentuk republik. Akan tetapi pemikiran dan visi itu berbeda satu sama lain. Kim Il-sung yang pada masa Jepang berkuasa banyak menghabiskan waktu di Cina tertarik akan paham komunisme sedangkan Syngman Rhee yang pernah menjadi seorang metodis di AS tertarik akan kapitalisme yang ditawarkan AS. Perbedaan-perbedaan ini yang kemudian menjadi benturan kala Kim Il-sung yang sudah menjadi komunis memaksakan diri menyatukan sebuah Korea dengan bantuan persenjataan dari Uni Soviet. Tentu saja tindakan Kim Il-sung ini tidak diterima begitu saja oleh Syngman Rhee yang lantas meminta bantuan ke AS dan sekutunya. AS pun merespons dengan kekhawatiran jika Korea menjadi komunis akan berlaku teori domino. Karena itu, atas mandat dari PBB AS pun membantu langsung Korea Selatan melawan Korea Utara.

Perang yang terjadi pada 1950 hingga 1953 ini merupakan perang sipil kedua di Asia Timur setelah Perang Dunia Kedua, dan menjadi perang saudara yang melibatkan banyak pihak di belakangnya terutama di saat Perang Dingin mulai menyebar. Pada akhirnya, perang ini berakhir dengan genjatan senjata kedua belah pihak yang memungkinkan perang bakal berkobar kembali. Kedua Korea lalu dipisahkan oleh batas berupa garis demarkasi militer sepanjang 250 kilometer. Perang saudara yang memisahkan Korea menjadi dua itu pada akhirnya juga merepresentasikan perbedaan kedua Korea. Korea Utara menjadi negara terbelakang sedangkan Korea Selatan menjadi negara maju dan termasuk 4 Macan Asia. Dan hubungan kedua negara sampai sekarang masih renggang.


Perang Vietnam

Berkobarnya Perang Korea pada dekade 50-an sebagai bagian dari Perang Dingin di Asia kemudian berlanjut ke Vietnam, sebuah negara berbudaya Asia Timur yang berada di Asia Tenggara. Perang ini merupakan perang saudara karena perbedaan ideologi. Vietnam yang awalnya merupakan jajahan Prancis sejak abad ke-19 berhasil memproklamirkan kemerdekaan pada September 1945 setelah Jepang yang menguasai wilayah itu menyerah kalah. Akan tetapi Prancis sebagai pemilik Vietnam sebelumnya tidak rela jika tanah jajahannya itu merdeka. Maka, Prancis pun berniat menguasai Vietnam yang berakibat perang hingga 1954. Prancis kalah lalu hengkang. Namun permasalahan tidak lantas berhenti. Melalui sebuah Perjanjian Jenewa pada tahun yang sama, Prancis mengakui kemerdekaan Vietnam namun hanya di utara sedangkan di selatan sebaliknya yang kemudian dipegang oleh AS. Keduanya dipisahkan oleh sebuah garis paralel. Hal ini dilakukan untuk membendung komunisme yang dipegang oleh Vietnam Utara.

Tidak puas dengan perjanjian itu, Vietnam Utara yang dipimpin oleh Ho Chi Minh berupaya menyatukan seluruh Vietnam, dengan menaklukkan Vietnam Selatan yang dipimpin Ngo Dienh Diem. Tentu saja aksi sepihak Ho tidak disukai Ngo juga AS yang mulai membantu Vietnam Selatan dari asistensi, persenjataan, hingga terjun langsung. AS yang merasa harus melindungi Vietnam Selatan dari ekspansi komunisme akhirnya menerjunkan diri langsung ke perang yang kemudian berkobar dari 1965 hingga 1975 setelah insiden di Teluk Tonkin pada 1964.

Tentu saja dengan dibantu oleh negara besar dengan persenjataan modern dan lengkap akan membuat Vuetnam Selatan aman dan dapat memenangkan perang dalam waktu singkat. Namun kenyataannya tidak. AS malah kerepotan dalam perang ini terutama ketika menghadapi semangat juang tentara Vietnam Utara dan Vietkong yang kerap menyusup masuk wilayah Vietnam Selatan. Apalagi sekutu-sekutu Vietnam Utara seperti Uni Soviet dan Cina tidak tinggal diam dengan membantu persenjataan.

Perang Vietnam pada akhirnya menjadi sebuah perang sipil ketiga di wilayah budaya Asia Timur yang cukup merugikan kedua belah pihak, terutama AS. Untuk kali pertama dalam sejarah AS akhirnya mengaku kalah dari Vietnam Utara sehingga kemudian meninggalkan Vietnam Selatan. Apalagi selama masa peperangan juga terjadi konflik internal di Vietnam Selatan. Vietnam Selatan yang kemudian ditinggal itu menjadi linglung. Para warganya berupaya melarikan diri, dan tidak mau hidup di bawah komunisme sehingga menciptakan kekacauan ketika pada 1975 Vietnam Utara masuk, dan berhasil menguasai Saigon, Ibu Kota Vietnam Selatan. Dengan jatuhnya Saigon, yang kemudian berganti nama menjadi Ho Chi Minh City, membuat Perang Vietnam selesai. Semenjak itu Vietnam pun bersatu hingga sekarang dengan nama Republik Sosialis Vietnam.


Perang Cina-Vietnam

Kesamaan budaya juga ideologi tidak lantas membuat akur dan kompak. Ibarat dua saudara yang lahir dari rahim yang sama namun pada akhirnya berselisih karena suatu hal. Inilah yang terjadi pada Cina dan Vietnam. Dilihat dari sisi historis dan budaya, Cina dan Vietnam bagai kakak-adik. Budaya Cina begitu kental di Vietnam yang tergambar dalam arsitektur, sastra, bahasa, tulisan, tahun baru, dan makanan. Hal itu karena Cina pernah menguasai Vietnam selama 1.000 tahun. Namun dalam masa 1.000 tahun itu kerap terjadi perlawanan dari Vietnam terhadap Cina, yang berakibat hubungan kedua negara naik-turun. Ketika Vietnam sepenuhnya merdeka dari Cina, kebiasaan yang dilakukan Cina diikuti oleh Vietnam, yaitu melakukan perluasan wilayah melalui penaklukkan ke selatan, yaitu ke wilayah Campa, yang kemudian dikuasai seluruhnya pada sekitar 1700-an.

Ketika Cina mengadopsi paham komunis, Vietnam pun mengikutinya. Bahkan Ho Chi Minh belajar komunisme di Cina. Kedua negara karena berpaham sama kemudian saling membantu terutama pada saat Perang Vietnam. Namun semua berubah setelah itu ketika Vietnam tiba-tiba menginvasi Kamboja pada 1978 yang menyebabkan Kamboja pimpinan Pol Pot tersingkir ke hutan. Cina tentu saja tidak senang dengan keadaan itu karena Pol Pot adalah sekutunya apalagi Vietnam menyerang Kamboja dengan bantuan Uni Soviet sehingga hal tersebut membuat Cina harus memerangi Vietnam. Perlu diketahui bahwa sejak 1956 hubungan Cina dan Uni Soviet sebagai dua negara komunis merenggang akibat perbedaan prinsip. Perbedaan prinsip ini yang kemudian menyebar ke sekutu-sekutu mereka.

Permasalahan perbatasan juga menjadi faktor lain penyebab perang ini karena perang kebanyakan berkobar di perbatasan kedua negara. Selama 12 tahun (1979-1991) kedua negara berperang, dengan Cina berhasil beberapa kota di perbatasan yang bisa mengarah ke Hanoi. Kota-kota yang dikuasai itu dianggap sebagai milik Cina. Tentu saja Vietnam melawan balik, dan berhasil memukul mundur. Cina yang awalnya memang ingin mengusir Vietnam dari Kamboja ternyata tidak berhasil sama sekali. Vietnam tetap berada di Kamboja hingga 1991. Kedua negara kemudian menormalisasi hubungan setelah perang tanpa pemenang itu. Akan tetapi hal itu tetap tidak bisa memperbaiki hubungan kedua negara secara utuh karena hingga saat ini keduanya masih tetap mengklaim satu sama lain kepemilikan atas Pulau Spratly atau Paracel di Laut Cina Selatan.

Dari berbagai sumber

Sumber gambar: Canva















Sabtu, 10 November 2018

Ketika Matahari Terbit Menguasai Lautan: Superioritas Jepang di Perang Dunia Kedua


Seketika lautan di Asia bergemuruh 2012 lalu. Penyebabnya tak lain tak bukan adalah kehadiran sebuah kapal induk dari sebuah negara yang tengah meningkatkan kekuatan militernya di lautan untuk bisa bersanding dan mengalahkan penguasa lautan seluruh dunia, Amerika Serikat.
Negara itu adalah Cina, negara dengan kekuatan militer terbesar ketiga di dunia. Tahun itu menjadi tahun bersejarah bagi Negeri Tirai Bambu karena untuk kali pertama memiliki sebuah kapal induk untuk angkatan laut mereka, PLA Navy. Kapal induk itu diberi nama Liaoning, nama sebuah provinsi di negara tersebut. Awalnya Liaoning adalah sebuah kapal induk eks Uni Soviet yang kemudian diambil Ukraina dengan nama Varyag, yang kemudian dijual ke Cina pada 1998. Cina lantas membangun dan mendesain ulang kapal induk ini di Dalian yang memang dimaksudkan sebagai kapal induk pertama sekaligus latihan dan acuan untuk membuat kapal-kapal induk selanjutnya namun dengan tenaga nuklir. Perlu diketahui, Liaoning adalah kapal induk tenaga uap.
Hasil gambar untuk liaoning aircraft carrier
Defense News

Liaoning pun dibuat untuk bisa menampung beberapa armada udara Cina seperti pesawat tempur J-15 dan helikopter multifungsi Z-18. Kehadiran Liaoning sekaligus menambah Cina sebagai deretan negara di Asia yang memiliki kapal induk setelah Jepang, Thailand, dan Korea Selatan. Dan tentu saja menambah kekhawatiran armada Pasifik Amerika Serikat berserta sekutu-sekutunya seperti Jepang dan Korea Selatan. Apalagi Cina memang berhasrat ingin menguasai lautan di Asia terutama Laut Cina Selatan yang kaya akan sumber daya alam. Hal ini otomatis akan membuat benturan antara Cina dan negara-negara di sekitar laut tersebut.
Hasrat Cina untuk menguasai lautan di Asia selain karena faktor sumber daya alam, kekuatan besar militer, juga karena faktor sejarah bahwa di masa lampau melalui ekspedisi Zheng He Cina pernah menguasai lautan. Namun hal tersebut urung dilakukan lagi setelah Kaisar Zhu Di, kaisar yang menugaskan Zheng He, wafat sehingga setelah itu Cina tidak lagi memikirkan kekuatan lautnya dan hanya berfokus di darat.
Absennya Cina ini yang pada akhirnya akan diambil alih dan diteruskan oleh negara tetangga yang juga satu budaya dengan Cina, Jepang. 
Jauh sebelum Cina sedang gembar-gembor dengan kekuatan militernya sehingga membuat para negara tetangganya khawatir pada abad milenium ini atau setelah terjadinya Revolusi Industri dan globalisasi, Jepang telah melakukannya terlebih dahulu.
Negara tetangga di sisi Laut Kuning ini adalah negara pertama di Asia yang mempunyai kekuatan militer terbesar di Benua Kuning. Hal ini merupakan imbas dari Restorasi Meiji pada akhir abad ke-19 yang mengubah wajah Jepang seluruhnya. Dari yang terisolasi dan tradisional menjadi modern dan terbuka. Restorasi itu juga yang membuat Jepang menjadi negara di Asia yang benar-benar mengikuti Barat terutama dalam kemiliteran. Dan hal itu terjadi begitu cepat. Jepang menjadi negara pertama di luar Eropa dan Amerika yang mampu memproduksi peralatan dan kendaraan militer sendiri. Bahkan seragam tentara Jepang akhirnya mengikuti Eropa, dan itu terlihat ketika Jepang berperang melawan Cina pada 1894-1895. Ketidakseimbangan terjadi antara Jepang yang modern dengan Cina yang tradisional. Hasilnya, bisa ditebak. Jepang menang melawan saudara tuanya, dan berhak atas Kepulauan Ryukyu dan Taiwan, serta Port Arthur. Kemenangan itu pada akhirnya membuat Jepang menjadi begitu superior atas Cina apalagi setelah Negeri Matahari Terbit bisa mengalahkan Rusia pada 1905 lalu menguasai Korea pada 1910. Hal yang demikian membuat Jepang merasa harus seluruh negara di Asia-Pasifik berada di dalam naungannya.
Hasil gambar untuk first sino-japanese war
Encyclopedia Britannica

Kekuatan Jepang yang begitu superior di Asia pada masanya itu makin menjadi-jadi setelah berkobarnya Perang Dunia Kedua di Pasifik. Jepang yang sudah merasa unggul atas negara-negara Asia lainnya, dan berbekal kemenangan meyakinkan atas orang-orang kulit putih, Rusia, pada awal abad ke-20, menyerang orang-orang kulit putih lainnya, Amerika Serikat, pada 8 Desember 1941 melalui serangan dadakan ke Pearl Harbor. Selanjutnya Jepang juga menyerang Inggris dan Belanda sehingga mereka hengkang dari Asia.
Hasil gambar untuk kaigun
wikipedia

Tentu saja superioritas Jepang di masa Perang Dunia Kedua ini didukung oleh armada Angkatan Laut Jepang atau Kaigun yang mengoperasikan pesawat tempur Mitsubhisi Zero dan penempur-pengebom Aichi Val. Dan pesawat-pesawat ini juga diterbangkan melalui kapal-kapal induk yang dimiliki Negeri Sakura. Tercatat ada 20 kapal induk yang dioperasikan Jepang di perang besar sepanjang sejarah negara itu. Jumlah ini merupakan lonjakan yang begitu hebat jika dibandingkan dengan 1914 ketika mereka mempunyai satu kapal induk bernama Wakamiya yang digunakan untuk menggempur pos Jerman di Tsingtao, Cina, pada Perang Dunia Pertama.
Gambar terkait
wikipedia

Kedua puluh kapal induk ini juga merupakan jumlah yang paling besar untuk sebuah negara di Asia yang kala itu sedang menggenjot industri demi kepentingan perang untuk mencari sumber daya alam. Jika dibandingkan dengan Amerika sebagai lawan utama Jepang, jumlah 20 kapal induk ini sebenarnya masih kalah dari Amerika yang mengoperasikan 38 kapal induk sepanjang Perang Dunia Kedua.
Meski begitu, kenyataannya Jepang berhasil memanfaatkan kapal-kapal induknya untuk strategi pertempuran di udara dan lautan. Hal ini yang tidak disadari oleh Amerika dan Sekutunya pada awal-awal perang, dan baru tersadar kala Pearl Harbor dibombardir 300 kapal tempur yang semuanya berangkat dari kapal induk. Amerika kemudian meningkatkan jumlah kapal induknya untuk bisa mengimbangi Jepang sehingga Perang Pasifik sebagai bagian Perang Dunia Kedua disebut juga sebagai perang kapal induk.
Kapal-kapal induk Jepang itu adalah Hosho, Ryuho, Junyo, Katsuragi, Kaga, Akagi, Ryujo, Soryu, Hiryu, Shoho, Zuiho, Chitose, Chiyoda, Shokaku, Zuikaku, Hiyo, Taiho, Amagi, Unryu, dan Shinano. Selain kedua puluh kapal induk ada juga empat kapal induk yang tidak pernah dioperasikan hingga akhir perang, dan malah dinonaktifkan dan dihancurkan setelah perang.
Dari kedua puluh kapal induk, yang paling terbesar adalah Shinano. Dibangun pada 1940 dan beoperasi pada 1944, Shinano yang namanya diambil dari sebuah wilayah di Prefektur Nagano merupakan kapal induk yang diperuntukkan untuk melanjutkan lagi sisa-sisa superioritas Jepang di Perang Dunia Kedua setelah keempat kapal induk Jepang, Kaga, Akagi, Soryu, dan Hiryu, tenggelam dalam Pertempuran Midway 1942. Pertempuran inilah yang menjadi titik balik Amerika selanjutnya untuk bisa mengalahkan Jepang sebab setelah itu Jepang mulai mengalami kekalahan demi kekalahan.
Sayangnya, Shinano cuma bisa mengemban tugas selama beberapa minggu karena ditenggelamkan pada 29 November 1944 oleh kapal selam Amerika, USS Archerfish. Tenggelamnya Shinano semakin menambah penderitaan Jepang di akhir perang. Setelah empat kapal induk utama mereka tenggelam di Midway, kemudian menyusul lagi kapal-kapal induk lain, Shoho, Zuiho, Chitose, Chiyoda, Shokaku, Zuikaku, Hiyo, dan Taiho, yang kebanyakan tenggelam di Teluk Leyte dan Laut Filpina dalam rentang waktu 1944.
Ketika perang berakhir dengan kekalahan Jepang, beberapa kapal induk yang masih aktif, Hosho, Ryuho, Junyo, dan Katsuragi difungsikan sebagai pengangkut tentara Jepang yang menyerah ke tanah asal. Lalu pada 1948 keempat kapal itu dihancurkan. Setelahnya, Jepang tidak punya kapal induk lagi meskipun dalam ketentuan Perjanjian San Fransisco Jepang tetap diperbolehkan memproduksi mesin perang namun hanya untuk keperluan internal. Hingga akhirnya pada 2007-2009, Jepang kembali mempunyai kapal induk walaupun untuk helikopter, yaitu Hyuga dan Ise. Kemudian pada 2015-2017, Jepang meluncurkan kembali kapal induknya, dan merupakan yang terbesar setelah Perang Dunia Kedua, yaitu, Izumo dan Kaga –meskipun masih berupa kapal induk helikopter. Kemunculan dua kapal induk ini juga dipicu oleh situasi regional di kawasan Asia Timur berkaitan dengan kebangkitan Cina, dan keinginan Perdana Menteri Shinzo Abe yang ingin meningkatkan militer Jepang setelah Perang Dunia Kedua, dan hal itu disetujui Amerika. 
Hasil gambar untuk izumo
Defencyclopedia
Tentu saja jumlah kapal induk Jepang yang sekarang tidak sebanding dengan jumlah di masa Perang Dunia Kedua apalagi fungsi kapal induk yang sekarang lebih untuk melindungi atau bela diri dari serangan luar. Akan tetapi, apabila melihat kekuatan Cina yang semakin membesar bukan tidak mungkin Jepang bakal kembali membangun banyak kapal induk yang tidak hanya untuk bela diri tetapi untuk juga kembali menjadi penguasa di lautan Asia seperti di awal dan pertengahan abad ke-20.




Rabu, 31 Oktober 2018

Paus yang Sebenarnya Lumba-lumba


Apabila mendengar paus, pikiran kita akan langsung mengarah ke mamalia besar di lautan yang besarnya melebihi perahu. Mamalia yang juga sering mengeluarkan air di dekat kepalanya untuk sekadar bernafas, lalu muncul dalam beberapa literatur keagamaan dan sastra seperti dalam kisah Nabi Yunus dan Moby Dick.
Hasil gambar untuk whale
The Scientist Magazine
Sebagai mamalia, paus pun punya ragam jenis seperti paus biru dan sperma. Namun sadarkah kita dari sekian banyak jenis paus ada “kekeliruan” dalam penyebutan. Kita menyebut makhluk-makhluk samudra ini paus, namun sesungguhnya mereka bukanlah paus jika mengikuti klasifikasi biologis dan perilaku yang dimiliki. Malah mereka adalah lumba-lumba, mamalia air lainnya yang juga akrab dalam kehidupan manusia. Toh, ketika menyebut lumba-lumba kita malah dengan mudah mengarah pada binatang-binatang yang sering dipentaskan di taman-taman impian atau gelanggang samudra. Binatang-binatang air yang bisa diajak bekerja sama dengan manusia, menuruti perintah manusia hingga membuat semua yang melihat terpukau.
Akan ada semacam kebingungan ketika menyatakan bahwa makhluk yang disebut paus itu ternyata adalah lumba-lumba. Bagaimana bisa mereka disebut paus jika mereka adalah lumba-lumba? Memang paus dan lumba-lumba adalah mamalia dari genus Cetacea yang berarti paus atau ikan besar. Selain kedua mamalia tadi ada pesut.
Hal itu dikarenakan ukuran makhluk-makhluk ini yang seperti paus sehingga kebanyakan orang akan menyebut mereka adalah paus meskipun mereka masuk keluarga Delphinidae, bagian dari keluarga besar Delphinodeia. Keluarga besar ini juga membawahkan Phocoenidae, yang makhluk di dalamnya adalah pesut, dan Monodontidae yang di dalamnya adalah beluga dan narwhal.
Hasil gambar untuk blackfish
redbubble
Lumba-lumba yang menyerupai paus ini disebut juga sebagai blackfish karena tampilannya berwarna gelap. Dan di dunia ini tercatat ada enam spesies blackfish. Dan apa sajakah mereka?
 
Paus Pembunuh
Hasil gambar untuk killer whale
SFGate
Bagi yang pernah menonton Free Willy tentu sudah tidak asing dengan mamalia laut yang satu ini. Ya, paus pembunuh atau populer dengan nama orca. Paus pembunuh merupakan salah satu mamalia laut yang mudah dikenal dari tampilannya. Warna hitam pekat dengan warna putih berbentuk oval yang selalu terletak di kepala sehingga sering dianggap sebagai mata. Padahal mata mamalia ini berada di bawah oval putih tersebut namun memang tidak begitu terlihat.
Mamalia laut ini tergolong keluarga Delphinidae atau lumba-lumba samudra karena kebanyakan habitatnya berada di laut lepas dari lautan dingin hingga lautan hangat. Membuat mamalia ini makhluk yang begitu kosmopolitan dan adaptif. Hewan yang mempunyai nama latin Orcinus orca ini merupakan predator puncak, yang artinya makhluk yang tidak punya pemangsa sama sekali.
Dengan panjang dari rentang 6-8 meter jantan dan 5-7 meter untuk betina membuat paus membunuh menjadi mamalia laut yang menakutkan. Mamalia ini bisa memangsa mulai dari ikan-ikan seperti salmon, pari, anjing laut, penguin, lumba-lumba, paus balfin, hingga hiu termasuk hiu putih. Paus pembunuh sanggup membunuh predator yang satu ini apalagi jika menyinggung soal wilayah dan makanan.
Meski begitu paus pembunuh tidak berbahaya bagi manusia. Makhluk ini mempunyai sifat yang sama seperti lumba-lumba terutama lumba-lumba hidung botol, yaitu suka menolong nelayan yang tersesat di lautan. Sehingga kerap dijadikan satwa untuk atraksi di gelanggang samudra selain lumba-lumba. Walaupun begitu ada beberapa kasus minor paus pembunuh menyerang manusia, namun kebanyakan kejadian terjadi di gelanggang samudra, dan mamalia tersebut dalam keadaan stres.
Perilaku membunuh inilah yang membuat mamalia ini disebut sebagai paus pembunuh. Namun nama untuk mamalia ini ternyata salah penerjemahan dari bahasa Spanyol, assesina-ballenas yang berarti pembunuh para paus. Nama Spanyol ini didapat dari seorang pemburu paus asal Baskiyah, wilayah di sebelah utara Spanyol.

Paus Pilot (Sirip panjang dan pendek)
Hasil gambar untuk pilot whale
Phys.org

Paus pilot merupakan spesies terbesar kedua dan ketiga setelah paus pembunuh dari keluarga Delphinidae, dengan panjang mencapai 6,5 meter dan berat 2.300 kilogram. Mamalia ini termasuk genus Globicephala yang berarti kepala berbentuk globe merujuk pada morfologi satwa tersebut. Paus pilot dibagi ke dalam dua jenis, yaitu paus pilot bersirip panjang (Globicephala melas) dan paus pilot bersirip pendek (Globicephala macrorhyncus). Untuk bisa mengetahui dua spesies berbeda tidaklah bisa secara kasat mata akan tetapi melalui bentuk tulang. Selain bentuk tulang kedua spesies bisa dilihat dari susunan gigi. Untuk sirip panjang mempunyai gigi 9 sampai 12 sedangkan sirip pendek 7-9.  Untuk area atau habitat, diketahui kedua spesies mempunyai tempat yang berbeda. Sirip panjang biasanya di perairan dingin dan sirip pendek di perairan hangat atau laut tropis.
Warna mamalia ini bisa hitam, abu-abu gelap atau malah coklat. Nama pilot pada mamalia ini ditengarai dari kebiasaan kawanan ini yang seperti dipandu oleh seorang pilot, yang dalam hal ini pemimpin kawanan ke tempat-tempat yang bisa saja mengundang bahaya. Paus pilot merupakan mamalia laut yang kebanyakan memakan ikan dan cumi-cumi seperti kod, hering, dan makerel. Meski begitu tiga makhluk ini tidak dikonsumsi oleh paus pilot yang berada di perairan sekitar Kepulauan Faroe meskipun perairan di situ banyak sekali ikan-ikan seperti ini.
Paus pilot adalah mamalia yang mempunyai kebiasaan mendamparkan diri di pantai oleh karena kuatnya ikatan sosial di kelompok yang mengikuti pimpinan. Ada banyak teori dari para biologis mengenai kebiasaan ini seperti kebingungan karena gelombang magnetik yang anomaly atau karena solidaritas terhadap salah satu anggota yang sakit.
Mamalia ini juga termasuk yang ramah terhadap manusia. Sejauh ini belum ada berita penyerangan oleh paus pilot terhadap homo sapiens. Malah manusia yang menjadikan mamalia ini sebagai objek pertunjukan di gelanggang samudra sejak dekade 1940-an. Dan yang dipakai adalah sirip pendek. Selain itu, manusia juga memburu dan membunuh mamalia ini untuk dijadikan sebagai bahan makanan seperti yang terjadi di Jepang dan Kepulauan Faore, dua negara pengonsumsi terbesar paus pilot.

Paus Pembunuh Palsu
Gambar terkait
salishea.org

Mar del Plata, 9 Oktober 1946. Pantai di kota terbesar kedua di Provinsi Buenos Aires, Argentina, itu mendadak ramai. Ramai bukan karena ada orang atau kapal yang terdampar, melainkan karena banyaknya mamalia laut yang disebut dengan paus pembunuh palsu.
Tentu mendengar nama mamalia yang satu ini kita akan merasakan keanehan. Namun memang begitulah mamalia laut ini dinamakan hanya karena mempunyai struktur tengkorak yang sama dengan paus pembunuh yang “asli”. Ia adalah mamalia laut keempat terbesar dari keluarga Delphinidae.
Paus pembunuh palsu adalah spesies lumba-lumba samudra yang mampu hidup berbaur dengan lumba-lumba jenis lainnya seperti lumba-lumba hidung botol, lumba-lumba sisi putih Pasifik, dan lumba-lumba gigi kasar. Bahkan juga menjalin hubungan seksual, baik biseksual maupun homoseksual. Lalu dari hubungan-hubungan itu tercipta spesies hibrida bernama wolphin.
Makanan utama mamalia ini adalah ikan dan cumi-cumi. Namun tidak menutup kemungkinan mereka juga kerap menyerap spesies lumba-lumba lain yang berukuran kecil, bahkan paus sperma. Anak paus bungkuk juga kerap diserang. Paus pembunuh palsu malah ternyata juga merupakan mangsa bagi predator top, paus pembunuh yang “asli”.
Warna mamalia ini hitam, dan habitatnya berada di perairan tropis dan semitropis. Panjang untuk jantan adalah 6 meter sedangkan untuk betina adalah 5 meter. Ciri khas hewan ini adalah flipper atau sirip depan yang bungkuk di sebelah dalam. Karena sifatnya yang jinak, satwa yang bernama latin Pseudorca crassidens ini kerap dijadikan juga sebagai satwa pertunjukkan di gelanggang samudra karena karakternya yang mudah dilatih, dan kerap dijadikan sebagai koleksi di akuarium samudra.

Paus Kepala Melon
Hasil gambar untuk melon headed whale
Jacks Diving Locker

Bentuk badan seperti torpedo, dengan kepala mengerucut bulat seperti melon, dan berwarna abu-abu gelap. Bentuk kepala yang demikian membuat para ilmuwan menamakannya sebagai paus kepala melon. Spesies yang bernama latin Peponocephala electra ini sering juga disebut sebagai paus melon, lumba-lumba elektra, dan ikan hitam banyak gigi. Ada juga yang menyebutnya sebagai paus kelabu atau abu-abu.
Paus kepala melon merupakan lumba-lumba terbesar kelima dari keluarga Delphinidae. Ia hidup kebanyakan di perairan tropis. Mamalia ini termasuk yang jarang terlihat oleh manusia karena lebih memilih hidup di laut dalam.
Panjang mamalia ini bisa mencapai 3 meter, dan termasuk mamalia dengan tingkat kehidupan sosial yang tinggi karena berada di kelompok yang berjumlah mulai dari 100 hingga 1.000 ekor. Makanan utama mamalia ini adalah cumi-cumi.

Paus Pembunuh Kerdil
Hasil gambar untuk pygmy killer whale
seapics.com

Selain punya versi palsu, ternyata paus pembunuh juga punya yang kerdil. Dialah paus pembunuh kerdil atau Feresa attenuate. Inilah satu-satunya mamalia yang mendapat sebutan “paus” padahal ukurannya sendiri hanya 2 meter atau 6,5 kali. Disebut sebagai paus pembunuh kerdil selain ukurannya memang kerdil atau pigmi, juga karena ia juga mempunyai karakter fisik yang sama dengan orca atau paus pembunuh.
Paus pembunuh kerdil termasuk lumba-lumba berukuran besar nomor enam dalam keluarga Delphinidae. Dibandingkan dengan lumba-lumba besar lainnya, paus pembunuh kerdil adalah mamalia yang selalu menghindari kontak dengan manusia, dan bukan hewan yang bisa melalukan hal-hal akrobatik seperti halnya lumba-lumba. Akan tetapi kebiasaan-kebiasaan lain Cetacea tetap dimiliki mamalia ini.
Karakter lain dari paus pembunuh kerdil adalah sama seperti paus pembunuh yang berukuran besar yaitu gemar menyerang dan memangsa lumba-lumba lain di samping mempunyai makanan utama berupa ikan, cumi-cumi, dan gurita.














 

Statistik

Terjemahan

Wikipedia

Hasil penelusuran