Pages

Tampilkan postingan dengan label pariwisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pariwisata. Tampilkan semua postingan

Kamis, 16 Januari 2020

Traveling dengan Kapal Pesiar? Kenapa Tidak? Banyak Keuntungannya!

CNN Indonesia
Traveling dengan kapal pesiar memang masih menjadi hal yang asing di Indonesia karena mayoritas masyarakat negara ini masih lebih akrab traveling dengan seperti kereta api, bus, mobil atau pesawat terbang.

Padahal, Indonesia adalah negara maritim, yang seharusnya dijelajahi melalui lautan.

Apalagi kapal pesiar pun tak hanya menjelajah lautan tetapi sungai. Di Indonesia pun ada banyak sungai besarnya.

Hal ini tentu berbeda dari masyarakat negara-negara Eropa dan Amerika yang gemar traveling dengan kapal pesiar padahal wilayahnya kebanyakan daratan.

Sebenarnya jalan-jalan dengan kapal pesiar ada banyak keuntungannya, serta bisa menjadi alternatif untuk kamu yang sudah jenuh transportasi darat dan udara.

Apa saja keuntungannya? Yuk, kita cek satu per satu.

Keuntungan Traveling dengan Kapal Pesiar

Menghemat Biaya

inc.com
Jangan berpikir dulu kalau kapal pesiar itu mewah dan mahal harganya sehingga terkadang sulit dijangkau.

Namun sebenarnya dengan harga tersebut kamu pun sudah menghemat biaya karena sudah mencakup semua seperti akomodasi, makanan, hiburan, kesehatan, dan lain-lain.

Coba bandingkan jika kamu naik transportasi darat atau udara yang terpisah-pisah, ditambah harus membayar biaya akomodasi dan makanan.

Hotel Bintang Lima

The Jakarta Post
Nah, ini keuntungan yang bisa kamu dapatkan jika traveling dengan kapal pesiar.

Siapa sih yang tidak mau tidur di hotel bintang lima dalam kapal yang memang sudah satu paket perjalanan? Ditambah makanannya juga ala hotel bintang lima.

Dengan kondisi seperti ini kamu pasti akan tertarik untuk mau jalan-jalan dengan kapal pesiar. Soalnya jarang-jarang hal seperti ini ada.

Bongkar Koper Cuma Sekali

Travel + Leisure
Keuntungan lain yang akan kamu dapat adalah kamu tidak perlu capek-capek bongkar koper ketika kapal pesiar yang kamu tumpangi tiba di satu destinasi.

Kamu cukup turun dan jalan-jalan saja dengan membawa barang-barang yang kamu perlukan seperti ponsel, dompet, atau barang-barang penting lainnya. Praktis, kan?

Waktu Perjalanan yang Cukup Lama

Daily Express
Ini kalau enaknya berwisata dengan kapal pesiar. Waktunya bisa cukup lama sehingga liburanmu berkualitas. Tidak seperti traveling dengan kereta api atau pesawat terbang.

Melakukan perjalanan dengan kapal pesiar pun bisa dengan berbagai macam paket yang ditawarkan. Mulai dari paket 3 hari, 7 hari, atau bahkan 1-2 minggu.

Dengan pilihan paket itu pun kamu sudah bisa tidur dan bangun di tempat yang berbeda. Benar-benar mengasyikkan, kan?

Tidak akan Membosankan

Cruise Critic
Mindset kebanyakan orang adalah jalan-jalan dengan transportasi laut adalah hal yang membosankan.

Tapi sebaiknya mindset seperti itu harus dihilangkan jika jalan-jalan dengan kapal pesiar.

Soalnya di kapal pesiar sendiri sudah tersedia berbagai macam fasilitas hiburan yang mewah dan memanjakan mata, serta gratis!

Nah, itulah keuntungan melancong dengan  kapal pesiar yang ternyata all in one serta bisa membawa pengalaman traveling yang seru dan berbeda.

Jadi, traveling dengan kapal pesiar, kenapa tidak?

Senin, 18 Desember 2017

SANGARNYA PENOLAKAN TERHADAP TRANSPORTASI ONLINE DI BALI

Penolakan terhadap transportasi daring atau online yang marak di seluruh Indonesia, dan memuncak pada 2016 silam kala transportasi jenis ini diberhentikan sementara oleh Kemenhub rupanya masih berlangsung. Terutama di Bali.

Di Pulau Seribu Pura atau Pulau Dewata ini, penolakan bisa terjadi melebihi dari yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Apalagi penolakan itu juga merembet ke tempat-tempat tertentu seperti hotel dan pariwisata.

Hasil gambar untuk poster penolakan blue bird di bali
Baliberkarya.com
Penyebabnya adalah kehadiran transportasi online secara tidak langsung mengancam keberadaan transportasi tempatan seperti taksi. Karena itulah, beberapa pengelola tempat wisata bekerja sama dengan pengelola transportasi lokal membuat sebuah peraturan bahwa transportasi online hanya diperbolehkan mengantar penumpang, dan tidak diperbolehkan menjemput.

Uniknya, dalam larangan tersebut taksi konvensional ternama seperti Blue Bird juga masuk daftar larangan. Ini tidak seperti di Jakarta dan sekitarnya, yaitu Blue Bird malah yang paling getol melarang keberadaan transportasi online, dengan didukung organda. Pada intinya larangan itu berupaya mengajak masyarakat yang berada di tempat-tempat tertentu untuk menggunakan transportasi lokal.


Di Bali ada beberapa tempat yang terlihat begitu keras terhadap eksistensi transportasi online. Salah satunya di Tabanan. Di salah satu kabupaten di Bali ini terdapat objek wisata terkenal, yaitu Pura Tanah Lot. Pura yang terletak di atas karang laut yang menyembul ini memang menimbulkan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Ketika diabadikan dalam kamera pun keindahan itu akan semakin terasa apalagi pemandangan diambil di waktu matahari terbenam.

Namun, di balik keindahan dan kemahsyuran itu, tentu ada hal tak mengenakkan bagi mereka yang bepergian ke objek wisata itu dengan menggunakan transportasi online. Seperti sudah disebutkan di atas, Tabanan adalah salah satu wilayah yang keras dan hanya memperbolehkan transportasi online untuk mengantar penumpang.

Hal demikian sebenarnya sudah diutarakan oleh salah satu sopir online yang mengantar penulis ke Tanah Lot pada Selasa, 12 Desember lalu. Akan tetapi, karena belum begitu percaya, penulis tidak begitu memedulikan. Benar saja ketika hendak pulang dari Tanah Lot, penulis mengalami hal yang demikian. Ketika hendak menuju ke tempat pemberhentian transportasi online yang disepakati, tanpa disadari penulis diikuti pemotor yang merupakan intel transportasi lokal. Dia melarang penulis menggunakan transportasi online. Namun, penulis tak hiraukan.

Pada akhirnya penulis bisa menggunakan transportasi online setelah berjalan 2 kilometer di siang terik menuju ke tempat lain yang disepakati, dan si pemotor itu tidak lagi mengikuti. Rupa-rupanya penolakan terhadap transportasi online di Bali lebih dahsyat daripada di Jakarta. Apalagi penulis mendapat cerita ada yang mobilnya dibakar. Sungguh mengerikan.


 

Statistik

Terjemahan

Wikipedia

Hasil penelusuran