Pages

Minggu, 19 Januari 2020

Daftar 6 Ponsel Lipat yang Sudah (Siap) di Pasaran Hingga Januari 2020, Ada yang Harganya Murah

Smartprix
Ponsel lipat sepertinya akan menjadi tren dalam beberapa tahun mendatang karena bentuknya yang fleksibel, bisa menjadi ponsel sekaligus tablet.
Ini seperti mengulangi tren di era 2000-an awal ketika ponsel dengan tipe seperti ini banyak merajai pasar hape.
Sampai Januari 2020 tercatat sudah ada enam ponsel layar lipat di pasaran. Kebanyakan dari brand-brand ternama.
Apa sajakah itu? Mari kita simak satu per satu.

Ponsel Lipat yang Sudah Dipasarkan

Royole FlexPai

Twitter
Ponsel ini memang tidak begitu ternama karena brand produsennya, Royole. Namun, Royole FlexPai adalah ponsel layar lipat pertama di dunia.
Dirilis pada akhir Oktober 2018 ponsel asal Cina ini punya spesifikasi berupa layar fleksibel yang dilipat keluar hingga 180 derajat sehingga tampak akan seperti buku atau dompet, dan rasionya menjadi 4:3.
Layar fleksibel pada ponsel ini berjenis AMOLED berukuran 7,8 inci dengan resolusi 1920 x 1440. Untuk performa, Royole membenamkan chipset Qualcomm Snapdragon 855 yang ditunjang dengan RAM dan memori internal yang terdiri dari dua varian, 6GB/8GB dan 128GB/256GB.
Tak lupa, untuk sistem operasi, Royole mempercayakannya kepada Android 9 Pie untuk ponsel lipat pertama mereka ini.
Semua performa tersebut didukung oleh baterai berkekuatan 3.800mAh, dan konektivitas 5G. Harga ponsel ini ketika dirilis adalah Rp 18 juta.
Kamera yang dipasang pada ponsel ini berkekuatan 20MP untuk kamera utama sedangkan pada kamera depan adalah 16MP.
Dalam penjualan, ponsel layar lipat ini mencatat hasil yang cukup mengagumkan, yaitu terjual habis pada April 2019. 

Samsung Galaxy Fold

Samsung
Meski sudah mempunyai tablet, kenyataannya Samsung juga tidak mau kalah dalam urusan produksi ponsel layar lipat.
Produk yang diberi nama Samsung Galaxy Fold itu dirilis pada 6 September 2019 di Korea Selatan setelah desainnya diperkenalkan pada Februari 2019.
Untuk desain, ponsel lipat Samsung ini menggunakan layar fleksibel berjenis AMOLED yang dilipat ke dalam, dengan bentangan 4,6 inci. Kala menjadi tablet bentangannya adalah 7,3 inci.
Dapur pacu Galaxy Fold ditenagai oleh Snapdragon 855, dan ditunjang oleh RAM 12GB serta memori internal 512GB yang dijalankan oleh Android 9 Pie.
Ada enam kamera terpasang pada ponsel ini yang terdiri dari dual aperture, telefoto, dan ultra wide angle. Ketiganya terletak di belakang, dan masing-masing berkekuatan 12MP.
Sedangkan pada bagian depan juga terdapat 3 kamera yang terdiri dari 1 kamera luar dengan kekuatan 10MP, dan 2 kamera dalam dengan kekuatan 10MP dan 8MP.
Keberadaan enam kamera tersebut jelas untuk memaksimalkan penggunaan ponsel ini dalam hal fotografi.
Karena spesifikasi yang demikian, Samsung Galaxy Fold mempunyai baterai dengan kapasitas yang lumayan besar, 4.380mAH.
Spesifikasi yang lumayan tersebut juga berpengaruh pada harga jual ponsel flagship ini, yaitu sekitar Rp 30 juta.

Huawei Mate X

Huawei
Ponsel lipat ketiga yang sudah ada di pasaran adalah Huawei Mate X yang diluncurkan pada November 2019 namun hanya untuk di Cina.
Foldable phone Huawei ini memiliki layar fleksibel OLED berukuran 8 inci, yang jika dilipat ke luar layar depannya berukuran 6,6 inci, dan layar belakangnya 6,4 inci, dengan rasio 19:5:9.
Huawei Mate X dibekali chipset internal Kirin 980, dan ditunjang dengan RAM 8GB dan memori internal hingga 512GB.
Tak lupa, ponsel lipat flagship ini juga memakai Android 9 Pie. Trio kamera belakang buatan Leica yang terpasang di ponsel ini adalah kamera wide 40MP, ultarawide 16MP, dan telefoto 8MP.
Kapasitas baterai Mate X juga tergolong besar, yaitu 4.500 mAH. Selain itu terdapat modem Balong 5000 yang membuat ponsel lipat ini menjadi ponsel lipat pertama yang terkoneksi dengan 5G.
Bagaimana dengan harga? Jika melihat spesifikasi yang demikian, Huawei Mate X dipatok pada harga Rp 37 juta.

LG 8X ThinQ

LG
Selain Samsung, LG menjadi perusahaan teknologi asal Korea Selatan yang juga memasarkan ponsel layar lipatnya.
Produk yang dinamai LG 8X ThinQ ini rilis pada November 2019, dan merupakan varian dari LG G8 ThinQ.
Meskipun termasuk ponsel lipat, jangan bayangkan dulu jika ponsel LG ini akan mempunyai tampilan layaknya Galaxy Fold atau Mate X.
Sejatinya, LG 8X adalah ponsel kembar jika layarnya dibentangkan, dan bentuknya malah menyerupai konsol Nintendo GS.
Ponsel LG ini termasuk flagship. Layarnya adalah OLED berukuran 6,4 inci dengan resolusi Full HD+. Di bagian atas layar terdapat notch atau poni yang membungkus kamera depan.
Untuk performa, pihak LG membenamkan Snapdragon 855 yang dipadankan dengan RAM 6GB, dengan kapasitas penyimpanan internal sebesar 128 GB yang dapat diperluas melalui slot MicroSD.
Android 9 Pie didapuk sebagai sistem operasi ponsel lipat ini. Baterai yang ada di dalam 8X berkapasitas 4.000mAh, dan memiliki pengisian supercepat Quick Charge 3.0.
Untuk kamera, 8X mempunyai kamera depan 32MP, dan di bagian belakang terdapat kamera 12MP dan 13MP untuk ultrawide. Untuk harga, LG 8X dipatok pada harga USD 699 atau Rp 9 jutaan. 

Escobar Fold 1

Escobar
Brand lain yang juga memasarkan ponsel lipat adalah Escobar dengan Escobar Fold 1. Tak banyak yang mengetahui perusahaan teknologi asal Kolombia selain latar belakangnya yang kelam karena dikaitkan dengan raja gembong narkoba, Pablo Escobar.
Dirilis pada awal Desember 2019, kemunculan ponsel lipat dengan desain berwarna emas ini cukup menyita perhatian pecinta gawai karena kemunculannya yang tiba-tiba.
Desainnya mirip dengan Royole FlexPai. Apalagi pada layar yang dilipat keluar dengan ukuran 7,8 inci dan berjenis AMOLED Full HD+.
Karena desain yang mirip inilah banyak yang mengatakan bahwa Escobar Fold 1 merupakan varian dari FlexPai, dan cuma beda warna.
Meski demikian hal tersebut dibantah oleh CEO Royole, Dr. Liu, yang mengatakan bahwa kemiripan desainnya cuma kebetulan.
Untuk dapur pacu, Escobar menyematkan Snapdragon 8 Series yang ditunjang dengan varian RAM 6GB/8GB dan memori internal  128GB/512 GB.
Kamera yang terdapat pada Fold 1 berkekuatan 16MP pada kamera depan dan 20MP pada kamera belakang. Baterainya sendiri berkapasitas 4.000mAh.
Escobar Fold 1 juga menjadi salah satu ponsel layar lipat Android karena dioperasikan dengan Android 9 Pie.
Bagaimana dengan harga? Jangan risau. Harga ponsel layar lipat Kolombia dibanderol pada harga USS 350 atau Rp 4,9 juta.
Namun, tetap saja semua hal mumpuni, baik dari spesifikasi yang oke dan harga yang terjangkau tidak lantas menjadikan Escobar Fold 1 mulus-mulus saja dalam pemasaran.
Soalnya, ponsel Escobar yang dibuat untuk menyaingi Apple ini kabar terakhirnya terkena cekal tidak boleh tampil di CES 2020 di Las Vegas, Amerika Serikat.
CTA sebagai pihak penyelenggara agaknya tidak menyukai kehadiran produk dari sebuah brand yang punya latar belakang dunia hitam sehingga Fold 1 dianggap tidak layak tampil.
Selain itu, banyak cibiran mengenai produk yang dipromosikan oleh para model lingerie di situs dan akun YouTube brand ini.

Motorola Razr

Motorola
Ponsel layar lipat terakhir yang sudah (siap) berada di pasaran adalah Motorola Razr, dan merupakan Motorola Razr yang direproduksi namun dengan tampilan baru.
Hal tersebut terlihat pada desain layar lipatnya yang flip atau clamshell atau dilipat vertikal sehingga akan mengingatkan banyak orang pada Motorola Razr terdahulu yang booming pada 2004.
Layarnya sendiri berukuran 6.2 inci berjenis OLED ketika dibentangkan. Sedangkan ketika dilipat menjadi 2.7 inci.
Untuk performa, Motorola Razr menyematkan Snapdragon 710 yang dipadankan dengan RAM 6GB dan penyimpanan internal 128GB.
Sistem operasi memakai Android 9 Pie yang bisa di-upgrade ke Android 10 untuk ke depannya, dan tak lupa baterai berkapasitas kecil 2.510 mAh.
Untuk harga, Motorola Razr ini dibanderol pada harga USS 1.499 atau Rp 20 jutaan. Sekadar info, ponsel layar lipat yang sudah diperlihatkan pada November 2019 ini sebenarnya menurut rencana sudah ada di pasaran pada Desember 2019 namun karena permintaan yang banyak baru akan siap diperkenalkan pada Januari 2020.

Ponsel-ponsel Lipat yang Siap Menyusul

Samsung Galaxy Z Flip via GSMArena
Selain ponsel-ponsel lipat yang sudah dipasarkan, juga terdapat beberapa ponsel yang akan menyusul.
Beberapa berstatus akan datang alias sudah siap diperkenalkan dan menunggu dirilis, dan beberapa lainnya berstatus prototipe alias masih membutuhkan sentuhan akhir pada produksinya.
Ponsel-ponsel itu adalah:
  • Samsung Galaxy Z-Flip (akan datang, desain sudah diperkenalkan, dan menunggu rilis yang akan diumumkan pada acara Unpacked Samsung di San Fransisco, Februari 2020)
  • Energizer Mobile Power Max (akan datang, desain sudah diperkenalkan pada MCW 2019, dan masih menunggu informasi rilis sampai sejauh ini)
  • TCL Foldable Phone (akan datang, desain konsep sudah diperkenalkan pada MCW 2019, dan informasi rilis kemungkinan 2020)
  • Microsoft Surface Duo (akan datang, desain sudah diperkenalkan pada Oktober 2019, dan informasi rilis kemungkinan Musim Liburan 2020 atau akhir tahun 2020)
  • Xiaomi Mi Fold atau Mi Flex (masih dalam prototipe)
  • Oppo Foldable Phone (masih dalam prototipe)

Lalu Bagaimana dengan Apple?

Bocoran Apple iPhone X Fold via Macworld
Ketika para produsen ponsel sibuk memproduksi ponsel layar lipat, tentu akan banyak yang bertanya-tanya di manakah Apple, brand yang dianggap sebagai inovator ponsel sejak 2007?
Banyak rumor yang mengatakan bahwa Apple akan mempersiapkan ponsel layar lipatnya yang disebut sebagai Apple iFold atau X Fold dan itu masih dalam tahap pengujian.
Dari rumor yang sudah banyak beredar desain iFold kemungkinan bakal tanpa poni pada layar yang dibentangkan, dan ada poni pada layar depan.
Desainnya kemungkinan seperti iPad namun dengan tepian layar yang melengkung jika dibentangkan. Ketika dilipat akan berbentuk persegi panjang.
Rumor lainnya Apple akan mematenkan layar fleksibelnya yang sudah dipublikasi pada Februari 2019.
Terlambatnya perusahaan yang bermarkas di California ini dalam membuat ponsel lipat menjadi ketertinggalan Apple.
Namun hal tersebut bukanlah persoalan karena keterlambatan ini bisa jadi Apple memang sedang mempersiapkan ponsel layar lipatnya dengan kualitas yang mumpuni. Kemungkinan produk rahasia  Apple ini dirilis bisa 2020 atau malah 2021.

Sabtu, 18 Januari 2020

Ini Lho 7 Fakta Mengenai Escobar Fold 1, Ponsel Lipat Besutan Gembong Narkoba


Escobar
Awal Desember 2019, dunia gawai dikejutkan oleh munculnya ponsel lipat atau foldable phone terbaru.

Bukan dari pemain lama seperti Samsung, Apple, Motorola, atau Huawei.

Namun, ponsel lipat tersebut datangnya dari Escobar yang menelurkan sebuah produk pertamanya di dunia gawai, Escobar Fold 1.

Tak banyak yang menyangka jika perusahaan teknologi yang bermarkas di Medellin, Kolombia, ini mengeluarkan sebuah ponsel lipat yang dalam setahun terakhir sedang tren.

Dengan diproduksinya ponsel lipat Kolombia ini tentu akan semakin menambah persaingan di dunia hape lipat setelah Royole mengeluarkan FlexPai, Samsung mengeluarkan Galaxy Fold, Motorola dengan Razr, dan Huawei dengan Mate X.

Yang menarik, Escobar sebagai produsen Fold 1 ternyata merupakan perusahaan yang didirikan oleh Pablo Escobar, raja narkoba dari Kolombia pada 1984.

Tentu saja latar belakang itu membuat khalayak begitu tertarik mengenai ponsel lipat yang diproduksi oleh gangster tersebut.

Berikut ini adalah fakta-fakta mengenai ponsel lipat pertama Kolombia tersebut seperti dirangkum dari berbagai sumber.

Fakta-Fakta Mengenai Escobar Fold 1

Dirilis Bertepatan dengan Peringatan Kematian Pablo Escobar

Escobar

Pablo Escobar meninggal pada 26 tahun yang lalu karena sebuah tembakan dari pihak kepolisian yang memang sudah lama mengincarnya.

Untuk memperingati secara spesial, Roberto Escobar, adik kandung sekaligus pemilik Escobar merilis ponsel lipat ini.

Karena itu, foto sang kakak terpampang jelas di layar ponsel besutan keluarga gembong narkoba ini.

Dengan dirilisnya ponsel layar lipat tersebut membuat impian Roberto mendisrupsi pasar ponsel dunia tercapai.

Dibuat untuk Bersaing dengan Apple

Apple
Ponsel layar lipat asal Kolombia ini berdasarkan penuturan sang pemilik, Roberto, dibuat untuk menyaingi Apple yang dianggap membohongi konsumen dengan harga yang kelewat mahal.

Bahkan pada 6 Januari lalu ia mengajukan class action kepada Apple senilai USS 30 milyar di California, AS.

Roberto sendiri mengaku sudah menghabiskan USS 1 juta demi gugatannya ini untuk membela para konsumen yang ditipu Apple ini.

Belum ada kelanjutan berita mengenai hal tersebut sejauh ini.

Desain mirip Royole FlexPai

Escobar
Layar lipat pada ponsel Kolombia ini dilipat ke luar bukan ke dalam seperti Samsung Galaxy Fold.

Desain layar yang dilipat keluar itu tentu mirip dengan Royole FlexPai, ponsel layar lipat pertama di dunia.

Ada yang mengatakan bahwa Escobar Fold 1 sebenarnya merupakan varian dari FlexPai, dan hanya berganti warna saja dari hitam ke emas.

Namun hal tersebut dibantah oleh Dr. Liu, CEO Royole, dalam sebuah wawancara dengan Android Authority.

Ia sendiri mengatakan tidak tahu hal tersebut, dan kemiripan itu hanya kebetulan.

Diklaim hanya Bisa Dihancurkan dengan Dibakar

Escobar
Roberto Escobar, sang empunya Escobar, mengatakan bahwa ponsel lipat produksinya ini hanya bisa dihancurkan dengan cara dibakar.

Hal tersebut juga dipertegas oleh Oloff Gustafsson, CEO perusahaan tersebut.

Bahkan, ia menambahkan bahwa ponsel perusahaannya ini punya layar plastik yang tahan lama dari Samsung Galaxy Fold karena merupakan hasil dari pengujian yang begitu ketat.

Dipromosikan oleh Para Model Lingerie

YouTube
Lazimnya sebuah ponsel dipromosikan dengan memperlihatkan desain dan fitur ponsel itu sendiri.

Namun lain halnya dengan Fold 1 yang malah dipromosikan oleh para model lingerie dari Rusia pada akun Youtube dan situs Escobar.

Tentu saja ini menjadi pertanyaan yang sebenarnya hendak diperlihatkan itu ponsel atau mode lingerie yang bisa mengalihkan perhatian.

Harga Murah, Spesifikasi Jempolan

Escobar
Kebanyakan ponsel lipat akan dibanderol pada harga yang mahal.

Sebagai contoh adalah Samsung Galaxy Fold yang dibanderol pada harga Rp 27,9 juta lalu Huawei Mate X dengan harga Rp 33, 8 juta.

Tapi tidak halnya dengan Fold 1 yang dibanderol pada angka USS 350 atau Rp 4,9 juta.

Harga tersebut menjadikan ponsel layar lipat ini murah dan terjangkau.

Meski murah, spesifikasi ponsel lipat ini bukan yang murahan.

Untuk layarnya saja sudah memakai layar AMOLED berukuran 7,8 inci dengan resolusi Full HD Plus.

Begitu juga untuk urusan performa. Escobar memasukkan Qualcomm Snapdragon 8 Series sebagai chipset yang akan ditunjang dengan varian RAM 6GB/8GB dengan memori internal 128GB/512GB.

Belum lagi untuk urusan kamera dan baterai. Kamera depannya berkekuatan 16MP sedangkan kamera belakang 20MP. Untuk baterai, kapasitasnya adalah 4.000 mAH.

Tak lupa, ponsel lipat mempercayakan kepada Android untuk menjadi sistem operasinya.

Android yang dijalankan adalah Android 9 Pie yang ke depannya bisa di-upgrade ke Android 10.

Dicekal di CES 2020

Slashgear
Ponsel boleh saja murah, spesifikasi juga mumpuni tetapi tetap saja hal tersebut tidak bisa menghapus pandangan buruk soal latar belakang Escobar.

Seharusnya di ajang CES 2020 yang digelar pada 7 hingga 10 Januari 2020 menjadi acara bagi Escobar Fold 1 untuk memperkenalkan diri secara luas ke konsumen.

Sayangnya, pihak penyelenggara tidak berkenan ada ponsel yang berlatar belakang  dunia hitam meskipun sang pemilik sudah insaf.

Apalagi, ponsel tersebut dipromosikan oleh para model lingerie sehingga menimbulkan banyak cibiran sehingga Fold 1 tidak pantas ada di pameran teknologi tersebut.

Olof Gustafsson langsung bereaksi keras terhadap pencekalan tersebut yang menurutnya merupakan akal-akalan pemain lama, dalam hal ini Samsung, yang tidak mau melihat kompetitor baru dan bersikap ketakutan.

Memang dalam gelaran tersebut, Escobar meminta booth yang dekat dengan Samsung.

Pencekalan tersebut membuat Fold 1 belum bisa dikenal secara langsung hingga sekarang.

Kamis, 16 Januari 2020

Traveling dengan Kapal Pesiar? Kenapa Tidak? Banyak Keuntungannya!

CNN Indonesia
Traveling dengan kapal pesiar memang masih menjadi hal yang asing di Indonesia karena mayoritas masyarakat negara ini masih lebih akrab traveling dengan seperti kereta api, bus, mobil atau pesawat terbang.

Padahal, Indonesia adalah negara maritim, yang seharusnya dijelajahi melalui lautan.

Apalagi kapal pesiar pun tak hanya menjelajah lautan tetapi sungai. Di Indonesia pun ada banyak sungai besarnya.

Hal ini tentu berbeda dari masyarakat negara-negara Eropa dan Amerika yang gemar traveling dengan kapal pesiar padahal wilayahnya kebanyakan daratan.

Sebenarnya jalan-jalan dengan kapal pesiar ada banyak keuntungannya, serta bisa menjadi alternatif untuk kamu yang sudah jenuh transportasi darat dan udara.

Apa saja keuntungannya? Yuk, kita cek satu per satu.

Keuntungan Traveling dengan Kapal Pesiar

Menghemat Biaya

inc.com
Jangan berpikir dulu kalau kapal pesiar itu mewah dan mahal harganya sehingga terkadang sulit dijangkau.

Namun sebenarnya dengan harga tersebut kamu pun sudah menghemat biaya karena sudah mencakup semua seperti akomodasi, makanan, hiburan, kesehatan, dan lain-lain.

Coba bandingkan jika kamu naik transportasi darat atau udara yang terpisah-pisah, ditambah harus membayar biaya akomodasi dan makanan.

Hotel Bintang Lima

The Jakarta Post
Nah, ini keuntungan yang bisa kamu dapatkan jika traveling dengan kapal pesiar.

Siapa sih yang tidak mau tidur di hotel bintang lima dalam kapal yang memang sudah satu paket perjalanan? Ditambah makanannya juga ala hotel bintang lima.

Dengan kondisi seperti ini kamu pasti akan tertarik untuk mau jalan-jalan dengan kapal pesiar. Soalnya jarang-jarang hal seperti ini ada.

Bongkar Koper Cuma Sekali

Travel + Leisure
Keuntungan lain yang akan kamu dapat adalah kamu tidak perlu capek-capek bongkar koper ketika kapal pesiar yang kamu tumpangi tiba di satu destinasi.

Kamu cukup turun dan jalan-jalan saja dengan membawa barang-barang yang kamu perlukan seperti ponsel, dompet, atau barang-barang penting lainnya. Praktis, kan?

Waktu Perjalanan yang Cukup Lama

Daily Express
Ini kalau enaknya berwisata dengan kapal pesiar. Waktunya bisa cukup lama sehingga liburanmu berkualitas. Tidak seperti traveling dengan kereta api atau pesawat terbang.

Melakukan perjalanan dengan kapal pesiar pun bisa dengan berbagai macam paket yang ditawarkan. Mulai dari paket 3 hari, 7 hari, atau bahkan 1-2 minggu.

Dengan pilihan paket itu pun kamu sudah bisa tidur dan bangun di tempat yang berbeda. Benar-benar mengasyikkan, kan?

Tidak akan Membosankan

Cruise Critic
Mindset kebanyakan orang adalah jalan-jalan dengan transportasi laut adalah hal yang membosankan.

Tapi sebaiknya mindset seperti itu harus dihilangkan jika jalan-jalan dengan kapal pesiar.

Soalnya di kapal pesiar sendiri sudah tersedia berbagai macam fasilitas hiburan yang mewah dan memanjakan mata, serta gratis!

Nah, itulah keuntungan melancong dengan  kapal pesiar yang ternyata all in one serta bisa membawa pengalaman traveling yang seru dan berbeda.

Jadi, traveling dengan kapal pesiar, kenapa tidak?

Minggu, 05 Januari 2020

4 Pesawat Tempur Penjajah yang Membombardir Indonesia di Masa Perang Kemerdekaan


Di masa Perang Kemerdekaan, Indonesia dibombardir oleh banyak pesawat tempur penjajah, baik dari Inggris maupun Belanda.

Keberadaan burung besi itu di langit Indonesia seakan-akan untuk menyiutkan nyali para pejuang yang kekuatannya waktu itu tidak sebanding dengan para penjajah.

Pesawat-pesawat militer itu mengeluarkan serentetan tembakan dan menjatuhkan bom sehingga banyak para pejuang yang tewas, juga rakyat sipil, dan tempat-tempat hancur berantakan.

Semua itu untuk memberikan dampak psikologis supaya perjuangan padam.

Akan tetapi dengan semangat dan daya juang yang besar, Indonesia akhirnya bisa mengusir para penjajah juga para pesawat tempurnya untuk selama-lamanya.

Berikut ini adalah pesawat-pesawat tempur Inggris dan Belanda yang begitu tega menghancurkan Indonesia setelah Proklamasi Kemerdekaan.

Republic P-47 Thunderbolt

wikiwand

Pesawat tempur militer buatan Amerika Serikat ini salah satu yang menggempur para pejuang Indonesia di masa Perang Kemerdekaan.

Kehadirannya di Nusantara adalah karena Inggris sebagai operator.

Sebagai salah satu pemenang Perang Dunia Kedua, oleh AS Inggris diberi tanggung jawab mengamankan wilayah bekas pendudukan Jepang di Asia Tenggara, dengan Indonesia ada di dalamnya.

Dikutip dari Rafmuseum, P-47 Thunderbolt selama di Indonesia tercatat melaksanakan misi pengeboman terhadap para pejuang Indonesia dalam usaha membantu Belanda menjadikan kembali bumi pertiwi sebagai koloni.

Itu artinya, pesawat produksi tahun 1941 hingga 1945 terlibat dalam banyak pertempuran di wilayah Indonesia yang diduduki Inggris seperti di Medan, Bandung, dan Surabaya.

Sebelum bertugas di Indonesia untuk misi pembombardiran Republik, pesawat tempur AS hasil desain Alexander Kartveli ini terlebih dahulu kenyang pengalaman di Perang Dunia Kedua.

Inggris menggunakan pesawat bermesin Pratt & Whitney R-2800 ini pada 1944 untuk menggantikan pesawat tempur sebelumnya, Hurricane, dan mengemban tugas membombardir pertahanan Jepang di Myanmar.

Supermarine Spitfire

wikipedia

Penggemar Perang Dunia Kedua tentu akrab dengan pesawat militer yang satu ini.

Ya, Spitfire memang mahsyur namanya dalam perang paling dahsyat itu terutama di medan Battle of Britain.

Pada pertempuran yang terjadi di langit Inggris itu, Spitfire yang dikenal lincah dan mematikan ini sukses menggungguli armada Luftwaffe, Angkatan Udara Jerman, yang hendak mengebom London dan sekitarnya.

Padahal, di dalam AU Jerman itu terdapat pesawat pengembom Heinkel, Dornier, Junkers, dan pesawat tempur Messerschmidt BF-109.

Di Indonesia, pesawat kebanggaan AU Inggris (RAF) ini identik dengan Pertempuran Surabaya atau Pertempuran 10 November.

Pada pertempuran yang terjadi selama 3 minggu lebih itu, Spitfire terlihat melayang dan meraung-raung di langit Surabaya untuk membombardir para pejuang Indonesia yang hanya punya peralatan militer seadanya.

Pada pertempuran yang dikenal sebagai "Surabaya Inferno" itu, pihak Inggris kehilangan 10 pesawat tempurnya, dan Spitfire, pesawat dengan sayap elips itu juga termasuk salah satunya.

Salah satu literatur sejarah Pertempuran Surabaya menyebutkan, Spitfire ditembak jatuh oleh meriam Bofors milik seorang pejuang bernama Pak Gumbreg di Jetis, Mojokerto.

Tembakan itu membuat sang pilot bernama David berkebangsaan Australia menyelamatkan diri melalui parasut, dan diselamatkan oleh para pejuang republik yang empati ke Rumah Sakit Gatoel.

Curtiss P-40 Kittyhawk

flickr

Pesawat tempur Belanda buatan AS ini akan selalu dikenang dalam sejarah Perang Kemerdekaan sebagai penyebab jatuhnya pesawat angkut Dakota VT-CLA di Yogyakarta.

Peristiwa yang terjadi pada 29 Juli 1947 itu menewaskan tiga pejuang Indonesia, yaitu Agustinus Adisucipto, Abdulrahman Saleh, dan Adi Soemarmo.

Ketiganya kemudian dijadikan sebagai pahlawan nasional, dan peristiwa itu diperingati sebagai Hari Bhakti TNI AU.

Cocor merah, demikian sebutan para pejuang republik terhadap pesawat yang moncongnya berwarna merah ini.

Pesawat ini selalu menjadi momok bagi Indonesia di saat Belanda melancarkan Agresi Militer Pertama pada 21 Juli 1947.

Sebelum membombardir pertahanan Indonesia pada masa Perang Kemerdekaan, pesawat tempur penjajah produksi tahun 1939 hingga 1944 ini terlebih dahulu digunakan oleh Angkatan Udara Hindia-Belanda pada Perang Dunia Kedua melawan Jepang.

Hasilnya, banyak pesawat P-40 yang kandas karena tidak kuat menghadapi kelincahan dan kegarangan pesawat tempur Jepang, Mitsubishi A6M Zero.

North American P-51 Mustang

The National Interest

Sejarah Perang Kemerdekaan juga mencatat terutama di masa Agresi Militer Belanda Pertama dan Kedua, sang penjajah juga mengerahkan pesawat tempur militer selain Kittyhawk, yaitu P-51 Mustang produksi North American Aviation untuk membombardir para pejuang.

Bentuknya hampir mirip dengan Kitty Hawk, juga karena moncongnya dicat merah.

Akan tetapi, Mustang yang diperkenalkan pada 1942 itu lebih cepat dan tangguh daripada Kittyhawk.

Pesawat yang dalam sejarah pengoperasiannya ini selalu berganti mesin mulai dari Allison V-170 hingga Packard V-1650-7 pada varian 51D pertama kali dioperasikan oleh Inggris baru kemudian AS.

Setelah Perang Dunia Kedua, Belanda yang mendapatkan bantuan militer dan keuangan dari AS melalui Marshall Plan mengoperasikan pesawat ini untuk tujuan menegakkan kembali kolonialisme di Nusantara.

Akan tetapi, langkah Belanda ini kemudian dikecam AS yang akan menarik kembali Marshall Plan yang sudah diberikan.

Ketika Agresi Militer Belanda Kedua berakhir, pesawat tempur penjajah ini diserahkan kepada Indonesia sebagai salah satu poin dalam KMB pada 1949 hingga 1950, dan menjadi bagian dari TNI AU sampai 1976.

Cilebut Bukan Hanya Stasiun KRL dan Perumahan BTN, Ketahui 5 Hal ini!

Layout
Sebagian besar orang akrab dengan Cilebut sebagai salah satu stasiun KRL Jabodetabek dan banyak perumahan BTN.

Padahal, wilayah yang terletak di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ini mempunyai 5 hal yang tidak banyak diketahui.

Apa saja sih 5 hal tersebut? Yuk, kita simak!

Situs Tugu Lonceng

Lovely Bogor
Apabila kamu tiba di Stasiun KRL Cilebut lalu berjalan 200 meter dari stasiun memasuki Jalan Pendidikan tengoklah ke sebelah kiri tepatnya setelah kamu melewati toko dan tempat-tempat makan serta Alfamidi Super.

Di situ kamu akan menemukan sebuah bangunan berpilar empat setinggi 85 meter dalam keadaan tidak terawat.

Orang sekitar menyebutnya Tugu Lonceng karena bentuk pilar-pilar yang seperti mewadahi sebuah lonceng di tengah.

Situs ini disebut berasal dari masa penjajahan Belanda, dan di masa itu memang Cilebut termasuk wilayah pertanian dan perkebunan yang dikelola Belanda untuk hasilnya kemudian dibawa ke kota melalui Stasiun Cilebut yang juga termasuk stasiun KRL tertua atau dari zaman Belanda.

Ada juga yang menyebutkan bahwa Tugu Lonceng berasal dari masa Prabu Siliwangi, dan dahulunya terdapat 4 patung singa di depan tugu sebagai gerbang yang sayangnya raib pada tahun 80-an.

Begitu juga dengan loncengnya yang sudah tidak ada karena dicuri pada tahun 60-an.

Terlepas dari itu, situs Tugu Lonceng yang jadi cagar budaya dilindungi sejak 1989 oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat memang sungguh memprihatinkan.

Terhalang oleh pasar dadakan di depannya. Tak banyak yang peduli soal situs bersejarah ini.

Keramat Batu Gede

Youtube
Di Cilebut ada jalan dan kampung bernama Batu Gede yang terletak di sebelah utara mengarah ke Bojong.

Nama jalan dan kampung tersebut diambil dari sebuah batu besar bernama Batu Gede oleh masyarakat setempat.

Batu tersebut terletak di sebuah area pemakaman kramat yang dipercaya masyarakat sebagai makam Sultan Maulana Magdhubi, Raden Batu Wijaya, Raden Sukma Wijaya, dan Raden Karta Wijaya.

Tidak diketahui dengan pasti siapa orang-orang ini.
Kemungkinan mereka adalah para pengikut Maulana Hasanuddin dari Banten yang sempat menjadikan batu ini sebagai tempat peristirahatan saat menuju Cirebon.

Keberadaan batu ini juga banyak mengundang penasaran bahkan ada yang hendak membongkarnya namun tidak bisa.

Di masa silam menurut warga sekitar Batu Gede sempat juga dijadikan sebagai tempat untuk menaruh sesajen.

TPU Pasarean


Google Maps
TPU Pasarean adalah sebuah taman pemakaman umum yang terletak di Babakan Ujung, salah satu kampung di Cilebut.

Konon, wilayah makam ini ada sejak zaman Belanda. Nama pasarean sendiri berasal dari kosakata bahasa Sunda, sare, yang artinya tidur.

Jika dibahasaindonesiakan menjadi tempat tidur panjang/tempat peristirahatan/kubur.

Curug Bambu Pasarean

Youtube
Tak jauh dari TPU Pasarean terdapat sebuah curug atau air terjun bernama Curug Bambu Pasarean atau Curug Pasarean, yang berada di Kali Pesanggrahan.

Sayangnya, curug ini banyak sampah terutama sampah-sampah dari pabrik tahu tempe dekat curug sehingga perlu perawatan dan pembersihan.

Jika dilihat dari Google Maps curug ini dekat Perumahan Pesona Cilebut 2.

SS Tjileboet

wrecksite
Ternyata Cilebut pernah juga menjadi nama kapal penumpang cum kargo di zaman Belanda.

SS Tjileboet, demikian nama kapal tersebut mengikuti ejaan Belanda adalah sebuah kapal uap penumpang yang dibuat pada 1918 oleh Maatschappij Fijenoord NV Belanda.

Kapal dengan kecepatan 12 knots dan berbobot 5.750 ton ini diketahui tenggelam pada 1942 akibat torpedo U-Boat Jerman di perairan Capetown, Afrika Selatan.

Tidak satu pun penumpangnya yang berjumlah 62 orang termasuk sang kapten, Johannes Wilhelmus Krose, selamat.

Itulah 5 hal mengenai Cilebut, wilayah yang terbagi menjadi dua desa, Cilebut Barat dan Cilebut Timur, serta di sebelah baratnya langsung berbatasan dengan Kelurahan Kencana dan sebelah selatannya dengan Kelurahan Sukaresmi, yang keduanya masuk Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.

 

Statistik

Terjemahan

Wikipedia

Hasil penelusuran