Pages

Kamis, 12 November 2020

KRL Jogja-Solo Seperti Apa dan Bagaimana Pengoperasiannya?


Pengertian


KRL Jogja-Solo adalah layanan kereta rel listrik komuter yang melayani  rute Yogyakarta dan Solo yang masing-masing berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Layanan kereta rel listrik atau KRL ini merupakan yang pertama beroperasi di luar wilayah Jakarta dan sekitarnya atau Jabodetabek-Lebak. Karena itu, banyak orang yang mengasosikan KRL dengan Jakarta dan daerah-daerah penyangganya. Alasan dipilihnya Yogyakarta dan Solo sebagai tempat beroperasi selain Jabodetabek-Lebak adalah karena tingginya mobilitas masyarakat di kedua kota terutama yang menggunakan transportasi massal. Kebutuhan akan transportasi massal yang efisien, efektif, ekonomis, dan aman juga menjadi alasan lainnya. Kedua kota sebenarnya sudah mempunyai transportasi massal berupa kereta Prambanan Ekspres. Namun, kereta yang disingkat Prameks itu ternyata kehadirannya dirasa belum cukup jika dikaitkan dengan kecepatan dan efektivitas sebab masih memakai diesel sebagai mesin penggerak. Selain itu, daya angkut penumpang pada Prameks maksimal hanya 800. Bandingkan dengan KRL yang mampu mengangkut hingga 1.000 lebih. Kereta komuter Jogja-Solo sendiri diproyeksikan menggantikan Prameks.

Rute dan Stasiun


Rute untuk KRL Tanah Jawa ini sekitar 60 kilometer meliputi Yogyakarta-Klaten-Solo. Jarak ini tentu saja masih kalah jika dibandingkan dengan jarak KRL Jabodetabek-Lebak yang mencapai hingga 418 km. Rute yang digunakan ini juga menggunakan rute yang sudah ada, yang sebelumnya merupakan rute Prameks. Untuk stasiun sendiri, KRL Commuter Line Jogja-Solo mempunyai 11 stasiun, yaitu:

  • ·         Stasiun Yogyakarta
  • ·         Stasiun Lempuyangan
  • ·         Stasiun Maguwo
  • ·         Stasiun Srowot
  • ·         Stasiun Klaten
  • ·         Stasiun Ceper
  • ·         Stasiun Delanggu
  • ·         Stasiun Bawok
  • ·         Stasiun Purwosari
  • ·         Stasiun Solo Balapan

Yang perlu diketahui beberapa stasiun terletak dekat atau mempunyai akses ke tempat-tempat penting seperti tempat wisata atau fasilitas publik. Stasiun Yogyakarta dan Lempuyangan dekat dengan tempat-tempat penting di Yogyakarta seperti Keraton Yogyakarta, Benteng Vredeburg, dan Kebun Binatang Gembira Loka. Stasiun Brambanan dekat dengan Candi Prambanan  dan Candi Ratu Boko, Stasiun Maguwo dekat dengan Bandara Adi Sucipto, Stasiun Klaten dengan Watu Sepur Bayat, dan Stasiun Solo Balapan yang terkenal karena Didi Kempot dekat dengan Keraton Surakarta dan Benteng Vastenburg. Tentu saja letak stasiun yang dekat dengan tempat-tempat wisata akan semakin memudahkan akses jika ditempuh dengan KRL yang punya kecepatan 90 kilometer per jam. Bandingkan dengan Prameks yang hanya 70 km per jam. Ini seperti halnya di Jabodetabek-Lebak yang beberapa stasiunnya juga dekat dengan tempat-tempat wisata atau pemerintahan seperti Stasiun Jakartakota (kawasan Kota Tua Jakarta), Stasiun Bogor (Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor), Stasiun Sudirman (kawasan bisnis dan perdagangan), dan Stasiun Rangkasbitung (Museum Multatuli).

Operator


Operator KRL Jogja-Solo adalah PT KCI atau Kereta Commuter Indonesia, anak usaha PT KAI, yang juga mengoperasikan KRL Jabodetabek-Lebak sejak tahun 2008. PT KCI sendiri bermarkas di Jakarta tepatnya di Stasiun Juanda, salah satu stasiun KRL Jabodetabek-Lebak. Untuk daerah operasi, KRL Commuter Line Jogja Solo berada di Daerah Operasi 6 Yogyakarta.

Armada


Kereta listrik Jogja-Solo akan memakai armada berupa KRL KfW i9000, yaitu kereta listrik yang sebelumnya pernah beroperasi di lintas Jabodetabek-Lebak, dan terakhir sebelum dihentikan operasionalnya karena masalah teknis beroperasi di salah satu lintas, yaitu di jalur Jakartakota-Tanjung Priok. Kereta ini sendiri buatan PT INKA, BUMN yang memproduksi kereta api, dan Bombardier, perusahaan transportasi asal Kanada yang terkenal dengan berbagai produk kereta apinya untuk beberapa transportasi massal cepat seperti Berlin U-Bahn dan London Underground. KRL KfW ini tentu saja berbeda secara tampilan untuk lintas Jogja-Solo ini setelah dirapikan kembali di pabrik INKA di Madiun, yaitu mempunyai livery merah corak batik Jawa yang memang sesuai dengan Yogyakarta dan Solo sebagai dua pusat kebudayaan Jawa. Selain KRL KfW, kereta lain yang juga siap melintas adalah KRL JR-205 Series yang sudah malang-melintang di Jabodetabek-Lebak. KRL ini akan digunakan sebagai sarana untuk membantu dan melengkapi.

Tiket dan Harga



Untuk tiket KRL Jogja-Solo akan menggunakan tiket elektronik seperti halnya KRL Jabodetabek-Lebak. Tiket elektronik ini dapat berupa tiket harian berjaminan atau THB, kartu multi trip atau KMT, dan kartu elektronik dari bank seperti E-Money, Flazz, Brizzi, dan Tapcash. Untuk pembeliannya bisa dilakukan di konter loket stasiun pada THB dan KMT sedangkan kartu bank bisa di bank yang mengeluarkan kartu tersebut atau merchant-merchant yang bekerja sama dengan bank yang bersangkutan. Kartu elektronik ini juga bisa diisi ulang melalui konter atau vending machine sedangkan kartu bank pada bank atau merchant-merchant yang bermitra dengan bank-bank yang bersangkutan. Kartu-kartu ini kemudian di-tap di gate-gate elektronik yang ada di stasiun. Cara ini tentunya lebih praktis daripada Prameks yang masih mengandalkan tiket manual dan nomor tempat duduk.

Harga tiket juga akan sama seperti di Jabodetabek-Lebak, yaitu berdasarkan kilometer. Untuk 1-25 kilometer pertama tiket dihargai Rp 3.000, dan 10 kilometer berikutnya bertambah Rp 1.000 serta berlaku kelipatan. Namun hal ini masih menunggu penyesuaian lebih lanjut. Lalu apakah pengguna KRL Jabodetabek-Lebak bisa menggunakan layanan ini? Dilansir dari akun Twitter @AnkerTwitter pengguna di Jabodetabek bisa menggunakan KRL Commuter Line Jogja Solo dengan kartu elektronik yang ada.

Baca Juga: Jalur-jalur KRL Jabodetabek

Rencana Operasi



KRL Commuter Line Jogja-Solo hingga saat ini masih menjalani serangkaian uji coba sebagai proses adaptasi terhadap jalur-jalur dari Yogyakarta ke Solo yang sudah dielektrifikasi. Rencananya KRL Tanah Jawa ini akan beroperasi pada Januari 2021 jika tidak ada halangan sama sekali dan semua perangkat siap dijalankan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Statistik

Terjemahan

Wikipedia

Hasil penelusuran