Pages

Minggu, 29 Juli 2012

Dalam Hati Kita Ada Rohingya

Kisah ini sudah terjadi berulangkali
selalu harus ada nyawa yang melayang dari mereka
yang terseret dalam pusaran konflik tiada ujung


Api berkobar dimana-mana
para penyerbu itu bagaikan serigala kelaparan
Ironisnya ada yang berjubah kuning keemasan


Tanda tanya bertebaran
mengapa harus ada orang berjubah agama
melakukan penyerangan, pembakaran,
juga pembantaian
dalam hitungan, detik, menit, jam, dan hari
membabi buta


air mata terburai-burai


Pilu menyesap


Haruskah semua terkecapi konflik kala si minoritas
melakukan harga diri iman
lalu ditaburi bumbu-bumbu untuk penyedap kehancuran itu


Inilah yang terjadi pada sebuah negeri bernama Myanmar
yang ribuan jauh kilometernya bercerai dari mata dan tubuh kita
lalu kita sibuk hanyut pada diri sendiri dan merasa tiada peduli


Di sanalah rasa takut dan kikuk membelenggu si mayoritas warga dalam impian menuju demokrasi


Suu Kyi terdiam


Tiada welas Asih


Rohingya dibiarkan terpojok
untuk musnah


Gugah hati untuk membantu
demi ukhuwah islamiyah
disertai keinginan berjihad
agar kejadian di Spanyol dan Bosnia tak terulang


Meski hanya dalam puisi tak puitis ini


Dalam hati kita ada Rohingya


Dan Dia bersama dengan yang teraniaya



0 komentar:

Posting Komentar

 

Statistik

Terjemahan

Wikipedia

Hasil penelusuran