Pages

Rabu, 08 Mei 2013

Bahasa Malta: Si Semitik dari Eropa

Is-sliem għalikom, kif int?
Penggalan kalimat di atas tentulah asing bagi yang membacanya. Saking asingnya pun, kalimat tersebut tak bisa ditebak berasal dari bahasa mana. Ini karena bahasa tempat bahasa ini berasal jarang dikenal khalayak.
http://cdn1.vtourist.com/1/2795906-The_Maltese_language-Gozo.jpg
virtualtourist.com

Malta. Nama tempat bahasa itu berasal. Sebuah negara berbentuk pulau kecil yang terletak di selatan Eropa, tepatnya di tengah Laut Mediterania dan di bawah Pulau Sisilia, wilayah di Italia Selatan yang terkenal akan geng mafioso-nya. Beribu kota di Valleta dan berpenduduk 368,250 jiwa menurut Eurostat, bahasa nasional negara tersebut adalah bahasa Malta atau disebut Malti. Bahasa tersebut berdampingan dengan bahasa Inggris sebagai dua bahasa yang diakui dan dituturkan secara nasional di negara yang pernah menjadi wilayah jajahan dari Inggris tersebut.

Memang tak banyak yang tahu mengenai bahasa Malta. Para ahli linguistik telah menggolongkan bahasa ini ke dalam rumpun bahasa-bahasa semitik. Yaitu, sebuah rumpun bahasa yang kebanyakan bahasanya memakai abjad-abjad khas berupa tanda dan kebanyakan juga dituturkan di wilayah padang pasir seperti Timur Tengah dan Afrika Utara. Bahasa-bahasa yang terkenal dari rumpun bahasa ini ialah Arab dan Ibrani dan keduanya telah menjadi bahasa tuturan dalam kitab-kitab suci. Selain Arab dan Ibrani, yang termasuk dalam rumpun ini adalah Suryani (Syriac), Aramaik, dan Amharik. Posisi cakupan bahasa yang meliputi Timur Tengah dan Afrika Utara membuat bahasa ini kerap disebut bahasa-bahasa Afro-Asiatik.

Bahasa Malta sendiri menjadi salah satu rumpun bahasa semitik yang cukup berbeda. Bila kebanyakan bahasa semitik identik dengan padang pasir, kitab suci, dan abjad, Bahasa Malta kebalikannya. Letak negara pulau tersebut yang berada dalam lingkup Eropa menjadikannya sebagai satu-satunya rumpun bahasa semitik di Eropa. Sejarah Malta yang identik dengan penaklukkan dan penguasaan banyak bangsa termasuk Arab yang kemudian melakukan asimilasi tidak menyangkutpautkan Malti dengan kitab suci, dan Malti menjadi satu-satunya bahasa semitik yang memakai huruf latin. Satu lagi, menjadi satu-satunya bahasa semitik yang diakui sebagai salah satu bahasa resmi Uni Eropa semenjak bergabungnya Malta pada 2004.

Masuknya bahasa Malta ke dalam rumpun bahasa semitik dikarenakan bentuk tuturan kata dan kalimat bahasa tersebut yang memang menyerupai struktur bahasa semitik, dalam hal ini Arab. Coba perhatikan kembali penggalan kalimat di awal tulisan ini. Jika di-Indonesiakan artinya adalah: Assalammualaikum, apa kabar? Jangan terkejut karena ungkapan di atas itu merupakan maltanisasi serapan dari bahasa Arab yang memang membentuk struktur dasar bahasa Malta. Posisi ungkapan Is-sliem għalikom yang notabene serapan dari as salāmu 'alaykum dalam bahasa Arab sama dengan ungkapan shalom ʿalekhem dalam bahasa Ibrani: sesuatu untuk menyebutkan dan menyampaikan salam, meskipun secara pendalaman maknawi bisa berbeda.

Munculnya bahasa Arab di Malta sejujurnya tidak bisa dilepaskan dari sejarah kolonisasi bangsa Arab dari Afrika Utara yang ketika itu berusaha menyebarkan pengaruh Islam hingga ke Italia. Meskipun hanya sebatas Italia Selatan. Malta kemudian menjadi bagian dari Keemiratan Sisilia (831-1072). Selama masa-masa itu, sebelum Sisilia kembali ditaklukkan oleh Roger I ---yang malah ke-arab-araban--- di Sisilia berkembang dialek bahasa Arab yang disebut sebagai dialek Arab-Sisilia. Dialek inilah yang kemudian menjadi struktur pembentukan Malti. Dialek Arab-Sisilia sejatinya adalah sebuah dialek bahasa Arab yang di dalamnya terdapat pengaruh bentukan kata-kata Italia Selatan. Contoh: زهرة zahra (mekar) menjadi zagara dan kemudian dalam bahasa Malta menjadi zahar.

Dalam sejarahnya, bahasa Malta juga terpengaruh oleh bahasa-bahasa di negara Eropa lainnya seperti Inggris, Italia, dan Sisilia. Kedua nama terakhir merupakan bahasa dari rumpun bahasa latin. Bahkan karena mendapat pengaruh dari Italia dan Sisilia, rezim fasis Benito Mussolini sempat menganggap Malta bagian dari dialek Italia, dan Italia sendiri sebelum 1934 pernah menjadi bahasa resmi Malta. Akan tetapi pengaruh dari bahasa-bahasa Eropa tersebut tidak bisa sama sekali menggeser Arab Sisilia yang sudah menjadi fondasi dasar yang kuat. Bahkan bisa dikatakan sekitar 40% dari kosakata Malti berasal dari Arab Sisilia. Jumlah itu memang masih kalah dengan kosakata dari rumpun bahasa latin yang berjumlah 52%. Sedangkan Inggris yang menjadi bahasa nasional pendamping hanya 6%.

Bahasa Malta bisa dibilang bahasa dari rumpun semitik yang unik jika melihat dari bentuk dan sejarahnya. Sebuah bahasa yang lahir oleh percampuran interaksi antarbangsa yang pernah menduduki wilayah yang luasnya lebih kecil dari Pulau Bali dan Lombok. Jika di awal tulisan ada pertanyaan menanyakan kabar, maka untuk mengakhiri tulisan ini ada baiknya dijawab:

Tajba u inti?






2 komentar:

  1. Sangat ingin bisa belajar bahasa Malta

    BalasHapus
  2. bahasa Malta memang berbeda dari bahasa Eropa lainnya yang cenderung menggunakan huruf latin ataupun huruf Cyrilic

    BalasHapus

 

Statistik

Terjemahan

Wikipedia

Hasil penelusuran