Pages

Rabu, 26 Februari 2020

Bak Bumi dan Langit, Sepak Bola Korea Selatan dan Korea Utara


Photoshop
Bak bumi dan langit. Itulah gambaran prestasi Korea Selatan dan Korea Utara di dunia sepak bola. Kebanyakan orang tentu lebih mengenal Korea Selatan sebagai salah satu raksasa sepak bola terutama di kawasan Asia.

Hal tersebut berkebalikan dengan Korea Utara. Situasi ini seperti gambaran umum kedua negara. Jika Korea Selatan terbuka, liberalis, dan industrialis, Korea Utara komunis, tertutup, dan lebih banyak diperbincangkan jika menyangkut nuklir dan Kim Jong-un.

Akan tetapi seperti apakah gambaran prestasi kedua negara sehingga dikatakan ibarat bumi dan langit. Karena itu, mari kita langsung saja melihat satu per satu, baik dari timnas maupun klub.

Timnas

Korea Selatan

Sky Sports
Dijuluki dengan nama Taeguk Warriors, timnas Korea Selatan merupakan salah satu tim raksasa di Asia yang bersanding dengan Jepang, Australia, Iran, Cina, dan Arab Saudi.

Tim yang mempunyai jersey berwarna merah ini, dan sekarang dilatih oleh Paulo Bento dari Portugal ini mempunyai beberapa pretasi yang cukup menonjol sehingga membuat disegani.

Salah satu prestasi yang cukup menonjol adalah tim yang sekarang berada di peringkat 40 dunia adalah mampu mencapai semifinal Piala Dunia.

Yang lebih mengagumkan adalah capaian itu direngkuh kala Korea Selatan menjadi tuan rumah bersama Jepang pada 2002.

Meskipun hal tersebut dilalui dengan berbagai kontroversi terutama ketika melawan Italia dan Spanyol di babak gugur, prestasi Korsel yang kala itu dilatih Guus Hiddink cukup membanggakan.

Bahkan, Guus Hiddink sendiri dijadikan sebagai warga kehormatan oleh pemerintah negeri yang terkenal dengan Samsung dan LG tersebut.

Sayangnya, setelah capaian tersebut, Korsel belum bisa lagi menyamai atau melampaui. Pada gelaran piala dunia-piala dunia selanjutnya, tim yang dikapteni oleh Son Heung-Min selalu mentok di penyisihan atau babak 16 besar pada Piala Dunia 2010.

Selain Piala Dunia, Korea Selatan juga mempunyai prestasi mumpuni di kawasan Asia, dengan menjuarai Piala Asia sebanyak dua kali, yaitu pada 1956 dan 1960 alias di dua gelaran pertama.

Pada 1956, Korsel juara di Hongkong setelah menang melawan Vietnam Selatan dengan skor 5-3. Hasil itu membuat tim tersebut unggul 1 poin dari Israel dalam kejuaraan berformat round-robin tersebut.

Selanjutnya, empat tahun kemudian, Korsel kembali menjuarai ajang ini, dan istimewanya terjadi di tanah sendiri.

Kali ini juga dalam format yang sama Korsel berhasil unggul dua poin dari Israel setelah menang melawan Taiwan dengan skor 1-0.

Namun, setelahnya, Korsel tidak mampu lagi juara Piala Asia. Kebanyakan malah menjadi runner-up ketika mencapai final. 

Terakhir, tim yang pernah membantai Indonesia 7-1 dalam kualifikasi Olimpiade 2000 itu mencapai final pada 2015, dan dikalahkan oleh tuan rumah Australia.

Selain Piala Dunia dan Piala Asia, Korsel yang disponsori oleh Nike untuk Aparel ini juga menuai banyak prestasi di Asian Games.

Di olimpiade negara-negara Asia tersebut, Korsel juara Asian Games cabang sepak bola sebanyak 5 kali, yaitu pada 1970, 1978, 1986, 2014, 2018.

Capaian tersebut merupakan yang terbanyak di antara negara-negara Asia bahkan termasuk para pesaing Korsel seperti Iran yang punya 4 koleksi.

Bahkan, Jepang, seteru abadi Korsel di sepak bola Asia hanya mampu mengoleksi 1 gelar sejauh ini, yaitu pada 2010.

Prestasi lain untuk tim yang pemain-pemain caps terbanyaknya adalah Cha Bum-kun dan Hong Myung-bo juara di tingkat regional Asia Timur.

Di Asia Timur, yaitu pada EAFF Championship, Korsel menjadi juara terbanyak dengan 5 kali juara. Di bawahnya adalah Cina yang sejauh ini hanya mampu 2 kali juara.

Prestasi minor lain untuk tim kedua dari Asia yang berlaga di Piala Dunia setelah Indonesia itu adalah juara Dynasty Cup pada 1990.

Selain di tingkat dunia dan regional, Tim Negeri Ginseng juga pernah berpartisipasi di Piala Emas Concacaf 2002, dan menempati peringkat keempat seusai dikalahkan Kanada pada perebutan tempat ketiga.

Korea Utara

Retro Football
Apabila Korea Selatan salah satu tim raksasa di Asia serta kuda hitam di tingkat dunia, Korea Utara adalah kebalikannya.

Negara tetangga di sebelah utara Korsel ini jarang terdengar kiprahnya di dunia sepak bola seiring dengan kebijakan isolasi atau tertutupnya negara tersebut dari dunia luar.

Meski begitu, semenjak Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan tim berjuluk Chollima selalu hadir di tiap pergelaran sepak bola internasional terutama di Asia.

Salah satu peristiwa cukup fenomenal dari tim yang sekarang dilatih oleh Yun Jong-su adalah pernah mencapai perempat final Piala Dunia 1966 di Inggris.

Peristiwa itu menjadi fenomenal karena Korut menjadi satu-satunya tim Asia yang mampu melakukannya sebelum akhirnya dilampaui Korsel.

Pada perjalanan menuju perempat final itu, Korut mampu mengalahkan tim tangguh Italia di pertandingan terakhir penyisihan grup.

Kala menghadapi Portugal yang digadang-gadang sebagai calon juara, Korut sebenarnya sudah memimpin tiga gol terlebih dahulu.

Sayangnya, hal tersebut buyar oleh Eusebio, bintang Portugal kala itu mampu mencetak quattrick yang kemudian disempurnakan oleh Jose Augusto.

Setelah prestasi fenomenal itu, Korut kemudian tenggelam, lalu muncul pada Piala Asia 1980 di Kuwait.

Korut yang tampil sebagai debutan pada kejuaraan antarnegara Asia tahun itu sukses mencapai semifinal.

Namun, langkah tim yang pernah dibantai Portugal dengan skor telak 7-0 itu dikandaskan oleh tetangga di selatan, Korsel, dengan skor 2-1.

Pada perebutan tempat ketiga pun, tim yang sekarang berada di peringkat 113 dunia itu kalah dari Iran, dengan skor telak 3-0. Meski begitu, capaian ini merupakan yang paling bagus dalam kiprah mereka di Piala Asia.

Di ajang Asian Games, Korut juga pernah sekali juara, yaitu pada 1978. Di Asian Games yang digelar di Bangkok, Thailand, itu, tim komunis tersebut berhasil mengalahkan Korsel lewat drama adu penalti.

Setelah itu, prestasi Korut hanya menjadi runner-up pada 1990 dan dua kali peringkat keempat pada 1974 dan 1982.

Di ajang regional EAFF Championship prestasi terbaik tim yang bermarkas di Stadion Kim Il-sung ini adalah dua kali peringkat ketiga dan keempat.

Prestasi lainnya dari tim yang masuk kategori tim sepak bola negara berkembang ini adalah juara dua kali AFC Challenge Cup pada 2010 dan 2012. Dan, juara Piala Nehru pada 1993.

Klub

Korea Selatan

Fifa.com
Seperti timnasnya, klub-klub Korea Selatan juga merupakan klub-klub raksasa dan kompetitif di sepak bola Asia, bersaing dengan klub-klub dari Jepang, Cina, Iran, dan Arab Saudi.

Hal tersebut terlihat pada perhelatan tahunan AFC Champions League. Pada kejuaraan antarklub Asia itu, klub-klub Korsel selalu tampil superior, bahkan bisa menggelontorkan banyak gol terhadap tim-tim lemah termasuk klub-klub Indonesia.

Klub-klub Negeri Ginseng termasuk juga yang sering juara bersama-sama dengan klub-klub Jepang, Cina, dan juga, Australia.

Dalam catatan, ada 6 klub Korsel yang pernah menjuarai ajang ini, yaitu Pohang Steelers, Seongnam FC, Jeonbuk Hyundai Motors, Suwon Samsung Bluewings, Busan IPark, dan Ulsan Hyundai.

Dari keenamnya, Pohanglah yang paling banyak juara, yaitu 3 kali pada 1997,1998, dan 2009. Capaian ini disamai oleh Al Hilal dari Arab Saudi.

Sedangkan Seongnam, Suwon, dan Jeonbuk masing-masing dua kali. Busan dan Ulsan masing-masing satu kali.

Di kejuaraan antarklub dunia, klub-klub Korsel mampu bersaing dengan klub-klub dari Eropa dan Amerika Selatan.

Pohang Steelers contohnya. Pada 2009, klub yang dimiliki oleh perusahaan tambang Posco ini mampu mencapai semifinal.

Namun, di semifinal Pohang dikandaskan oleh klub raksasa asal Argentina, Estudiantes. Hal tersebut membuat Pohang tersingkir ke perebutan juara ketiga.

Di pertandingan tersebut klub yang pernah dilatih pelatih Persija saat ini, Sergio Farias, mampu mengalahkan wakil Meksiko, Atlante, melalui adu penalti dengan skor 4-3.

Selain Pohang ada Seongnam yang juga meraih semifinal pada Piala Dunia Antarklub tahun berikutnya. Namun di semifinal, juara Asia 2010 itu dikandaskan oleh Inter Milan dengan gelontoran tiga gol tanpa balas.

Hal tersebut membuat Seongnam yang kala itu dilatih oleh Shin Tae-yon yang sekarang melatih timnas Indonesia ke perebutan tempat ketiga.

Nahas, tidak seperti Pohang, Seongnam harus gigit jari usai dikalahkan juara Amerika Selatan, Internacional, dengan skor 4-2.

Korea Utara

Fox Sports Asia
Tidak seperti klub-klub Korsel yang garang di Asia dan mengejutkan di tingkat dunia, klub-klub Korut malah kebalikannya.

Sejauh ini, untuk tingkat Asia hanya April 25 yang boleh dibilang menjanjikan. Klub yang dimiliki oleh Kementerian Bersenjata Korea Utara mampu mencapai final Piala AFC pada 2019.

Sayangnya, klub penguasa Liga Korea Utara dengan 19 kali juara itu kalah dari Al Ahed dari Lebanon, dengan skor 1-0 di Kuala Lumpur, Malaysia.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Statistik

Terjemahan

Wikipedia

Hasil penelusuran